DAERAH

Pasca Tsunami, Pariwisata Banten Kembali Bergairah

SERANG, bisniswisata.co.id: Pasca tsunami di Selat Sunda yang menerjang destinasi wisata Banten, pada 22 Desember 2018 lalu, kini mulai kembali bergairah. Hal itu tercermin dari Tingkat Penghunian Kamar (TPK) di sejumlah hotel berbintang di wilayah Pandeglang, Anyer hingga Tanjung Lesung, mulai didatangi wisatawan domestik.

“Sebulan setelah bencana tsunami tepatnya Januari 2019, TPK hotel berbintang mencapai 49,92%, Atau turun 2,03 poin dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 51,92%. Namun, pada namun Februari mencapai 53,31%, atau naik 3,39 poin dibanding Januari,” papar Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, Bambang Widjonarko dalam keterangan resminya, Senin (15/04/2019).

Januari 2019, mengalami penurunan sebagai dampak tsunami di wilayah Pandeglang dan Kabupaten Serang, sehingga tidak ada yang mau mengadakan kegiatan ataupun menginap di sekitar wilayah tersebut. “Namun Februari 2019, hotel-hotel di sekitar wilayah tersebut sudah kembali didatangi wisatawan, terutama wisatawan domestik, yang terlihat pada libur hari raya Imlek,” tambah Bambang.

Hal inilah, sambung Bambang, menyebabkan TPK pada Februari 2019, kembali meningkat dan juga karena adanya kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) sejak awal tahun.

Mengingat adanya hari libur keagamaan pada Maret 2019, yakni Hari Raya Nyepi, maka TPK satu bulan ke depan, diperkirakan meningkat. Namun, hari libur tersebut diprediksi tidak akan mampu mendongkrak kenaikan TPK secara signifikan.

Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) gabungan (asing dan Indonesia) pada hotel berbintang di Banten selama Januari 2019 tercatat 1,29 hari, atau turun 0,02 poin dibanding bulan sebelumnya yaitu 1,31 hari. Dilihat dari asal tamu hotel, penurunan ini utamanya disebabkan oleh RLMT Indonesia yang turun 0,27 poin.

Berdasarkan klasifikasi hotel, turunnya RLMT gabungan pada hotel berbintang di bulan Januari 2019 disebabkan oleh penurunan RLMT gabungan pada hotel bintang empat dan hotel bintang lima masing-masing sebesar 0,10 poin dan 0,36 poin, katanya.

Pada Februari 2019, RLMT gabungan (asing dan domestik) pada hotel bintang di Banten tercatat sebesar 1,40 hari atau naik 0,11 poin dibanding bulan Januari 2019.

Dilihat dari asal tamu hotel, kenaikan ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya RLMT Indonesia dan RLMT Asing masing-masing sebesar 0,39 poin dan 0,03 poin.

Peningkatan RLMT gabungan pada hotel berbintang di bulan Februari 2019 disebabkan oleh naiknya RLMT gabungan pada hampir seluruh kelas hotel di Banten kecuali hotel bintang dua yang justru mengalami penurunan 0,02 poin.

Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, RLMT gabungan turun 0,12 poin, dari sebelumnya mencapai 1,52 hari. Penurunan RLMT gabungan ini utamanya berasal dari turunnya RLMT pada hampir semua kelas hotel bintang kecuali hotel bintang satu dan hotel bintang tiga yang justru naik masing-masing sebesar 0,55 poin dan 0,08 poin.

Perkembangan RLMT gabungan hotel berbintang selama setahun terakhir memperlihatkan kondisi fluktuatif, mengalami penurunan di bulan Januari 2019 dan kembali meningkat di bulan Februari 2019. “Sejalan dengan TPK yang diprediksi mengalami kenaikan, RLMT satu bulan ke depan diperkirakan juga mengalami peningkatan dengan alasan yang sama atas prediksi kenaikan TPK Maret 2019,” kata Bambang. (NDY)

.

Endy Poerwanto