DESTINASI HALAL LIFESTYLE

Pariwisata Halal Menjadi Arus Utama

Oleh: Hafiz M. Ahmed

TOKYO, bisniswisata.co.id: Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata halal telah beralih dari pasar khusus menjadi sektor terkemuka dalam industri perjalanan global. Pergeseran ini menandai perubahan signifikan dalam cara destinasi, hotel, restoran, dan operator tur memenuhi permintaan yang terus meningkat akan pengalaman perjalanan yang ramah Muslim.

Saat kita memasuki tahun 2024, pariwisata halal tidak lagi terbatas pada wilayah dengan populasi Muslim yang besar; pariwisata halal telah menjadi arus utama, dengan negara-negara di seluruh dunia melakukan investasi besar dalam layanan dan infrastruktur yang ramah halal.

Meningkatnya fokus pada pariwisata halal mencerminkan tren masyarakat yang lebih luas, seperti kepekaan budaya, perjalanan yang etis, dan inklusi. Dengan proyeksi populasi Muslim sebesar 2,2 miliar pada tahun 2030, dan pengeluaran perjalanan Muslim yang diperkirakan mencapai $300 miliar pada tahun 2026, jelas bahwa pariwisata halal sedang membentuk kembali lanskap perjalanan global.

Memahami Pariwisata Halal: Lebih dari Sekadar Makanan

Pada intinya, pariwisata halal dirancang untuk memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim yang ingin mematuhi pedoman Islam saat berlibur. Namun, pariwisata halal lebih dari sekadar makanan halal.

Pariwisata halal mencakup berbagai layanan yang memenuhi preferensi agama, budaya, dan gaya hidup wisatawan Muslim. Layanan ini dapat mencakup makanan bersertifikat halal, hotel bebas alkohol, kolam renang yang dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, fasilitas salat, dan aturan berpakaian yang sopan.

Seiring dengan meningkatnya permintaan akan layanan tersebut, semakin banyak destinasi yang menyadari potensi pasar ini dan menyesuaikan penawaran mereka.

Khususnya, banyak negara dengan mayoritas non-Muslim yang memasuki arena pariwisata halal, menawarkan berbagai pilihan yang lebih luas bagi wisatawan yang mencari pengalaman yang menghargai budaya.

Mengapa Pariwisata Halal Menjadi Arus Utama

Pengarusutamaan pariwisata halal didorong oleh beberapa faktor utama. Mari kita telusuri alasan mengapa sektor ini tumbuh begitu pesat dan mendapatkan pengakuan di seluruh dunia.

1. Kekuatan Ekonomi Wisatawan Muslim

Wisatawan Muslim merupakan kekuatan ekonomi yang harus diperhitungkan. Menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022 oleh Mastercard dan CrescentRating, wisatawan Muslim menghabiskan sekitar $225 miliar pada tahun 2022, dan angka ini diperkirakan akan mencapai $300 miliar pada tahun 2026.

Karena semakin banyak keluarga dan individu Muslim bepergian untuk tujuan rekreasi, bisnis, dan keagamaan, destinasi yang memenuhi kebutuhan unik mereka akan terus diuntungkan secara ekonomi.

Pelaku utama internasional dalam industri pariwisata mulai menyadari potensi ini dan telah mulai mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan halal.

Maskapai penerbangan, jaringan hotel, dan platform perjalanan semakin mengakomodasi kebutuhan wisatawan Muslim, dengan menawarkan layanan seperti makanan halal dalam pesawat, tempat salat, dan akomodasi bersertifikat halal.

2. Meningkatnya Kepekaan Budaya dan Inklusivitas

Seiring dengan semakin terhubungnya dunia, industri perjalanan semakin menekankan inklusivitas. Pariwisata halal sangat sesuai dengan tren ini, dengan menyediakan pengalaman yang peka budaya bagi wisatawan Muslim.

Faktanya, pariwisata halal tidak hanya menarik bagi umat Muslim—tetapi juga menarik minat wisatawan non-Muslim yang mencari pilihan perjalanan yang ramah keluarga, etis, dan berfokus pada kesehatan.

Banyak akomodasi dan layanan ramah halal dirancang untuk bersifat inklusif, dengan fitur-fitur seperti lingkungan bebas alkohol dan aturan berpakaian sederhana yang menumbuhkan suasana ramah keluarga. Daya tarik yang luas ini berkontribusi pada pertumbuhan pariwisata halal di luar pasar awalnya.

3. Meningkatnya Keterjangkauan Biaya Perjalanan

Keterjangkauan biaya perjalanan internasional telah memudahkan lebih banyak Muslim untuk menjelajahi destinasi di seluruh dunia. Maskapai penerbangan berbiaya rendah, pilihan akomodasi murah, dan paket perjalanan yang fleksibel telah membuka peluang bagi wisatawan Muslim, terutama mereka yang berasal dari negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia, dan Turki.

Kombinasi keterjangkauan dan ketersediaan layanan halal yang semakin meningkat berarti bahwa lebih banyak Muslim yang memilih untuk bepergian daripada sebelumnya.

4. Meningkatnya Platform Digital untuk Perjalanan Halal

Dengan maraknya platform perjalanan daring, pemesanan perjalanan halal tidak pernah semudah ini. Situs web dan aplikasi seluler seperti HalalBooking dan Tripfez menawarkan paket perjalanan yang dikurasi khusus untuk wisatawan Muslim, termasuk restoran bersertifikat halal, tempat salat, dan hotel bebas alkohol.

Platform ini juga menyediakan ulasan pengguna, sehingga memudahkan wisatawan untuk menemukan dan memesan destinasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Selain itu, meningkatnya penggunaan media sosial oleh influencer Muslim membantu mempromosikan pariwisata halal dengan berbagi pengalaman perjalanan mereka dan merekomendasikan destinasi.

Instagram, YouTube, dan TikTok penuh dengan konten yang menampilkan resor ramah halal, wisata makanan halal, dan pengalaman budaya yang dirancang khusus untuk wisatawan Muslim.

Pariwisata Halal Berdasarkan Wilayah: Destinasi Utama yang Memimpin

Daya tarik pariwisata halal meluas ke seluruh benua. Negara-negara dari Asia hingga Eropa kini berlomba-lomba untuk merebut pangsa pasar yang menguntungkan ini dengan menawarkan layanan yang disesuaikan dan kampanye pemasaran yang menargetkan wisatawan Muslim.

1. Malaysia: Pemimpin Global dalam Pariwisata Halal

Malaysia tetap menjadi yang terdepan dalam pariwisata halal, secara konsisten menduduki peringkat teratas dalam Indeks Perjalanan Muslim Global. Sistem sertifikasi halal yang kuat di negara ini, yang dipadukan dengan banyaknya restoran halal, fasilitas salat, dan akomodasi ramah Muslim, menjadikannya favorit bagi wisatawan Muslim.

Kota-kota besar seperti Kuala Lumpur, Penang, dan Langkawi adalah destinasi populer yang menawarkan perpaduan pengalaman budaya, agama, dan rekreasi.

Selain itu, Malaysia menjadi tuan rumah beberapa konferensi pariwisata halal, seperti World Halal Week tahunan, yang menunjukkan komitmen negara tersebut untuk memajukan pariwisata halal.

2. Turki: Perpaduan Kaya Sejarah Islam dan Kenyamanan Modern

Turki telah lama menjadi tujuan pilihan bagi wisatawan Muslim, dengan kota-kota seperti Istanbul yang menawarkan kombinasi unik warisan Islam, fasilitas modern, dan keindahan alam.

Pariwisata Turki telah membuat layanan ramah halal tersedia secara luas, mulai dari restoran bersertifikat halal hingga hotel bebas alkohol dan resor berorientasi keluarga. Sebagai jembatan antara Eropa dan Asia, aksesibilitas Turki dan budaya Islam yang mengakar menjadikannya pemain kunci dalam sektor pariwisata halal.

3. Indonesia: Pariwisata Halal di Surga Tropis

Sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, Indonesia secara alami telah merangkul pariwisata halal. Bali, khususnya, telah membuat langkah maju dalam menawarkan pengalaman perjalanan ramah halal, termasuk pantai, restoran, dan akomodasi yang ramah Muslim.

Pemerintah juga telah melakukan upaya bersama untuk mempromosikan pariwisata halal di wilayah lain seperti Lombok, Yogyakarta, dan Jakarta, di mana fasilitas shalat dan pilihan bersantap halal tersedia berlimpah.

4. Uni Emirat Arab: Kombinasi Wisata Mewah dan Halal

UEA adalah pusat global untuk wisata mewah, dan penawaran wisata halalnya pun tak terkecuali. Dubai dan Abu Dhabi adalah rumah bagi sejumlah hotel dan resor termewah di dunia, yang banyak di antaranya menyediakan makanan bersertifikat halal, fasilitas shalat, dan aktivitas ramah keluarga.

Kemampuan UEA untuk memadukan kemewahan dengan pertimbangan keagamaan menjadikannya destinasi favorit bagi wisatawan Muslim yang mencari waktu luang dan pemenuhan spiritual.

5. Jepang: Pendatang Baru yang Mengejutkan dalam Wisata Halal

Jepang dengan cepat muncul sebagai destinasi yang tak terduga tetapi populer bagi wisatawan Muslim. Dalam beberapa tahun terakhir, kota-kota seperti Tokyo dan Kyoto telah meningkatkan upaya untuk mengakomodasi wisatawan Muslim dengan menawarkan lebih banyak pilihan tempat makan halal, musala, dan akomodasi ramah Muslim.

Upaya ini sebagian didorong oleh Olimpiade Tokyo 2020, yang menyaksikan masuknya banyak pengunjung Muslim. Fokus Jepang pada kepekaan budaya dan inklusivitas terus menarik wisatawan Muslim dari seluruh dunia.

Tren dan Inovasi Utama dalam Pariwisata Halal

Seiring dengan semakin populernya pariwisata halal, beberapa tren utama membentuk masa depannya:

Wisatawan Muslim semakin mencari pengalaman perjalanan yang sejalan dengan nilai-nilai mereka, termasuk kesehatan dan pariwisata etis. Pariwisata halal secara alami sejalan dengan tren ini, karena mempromosikan konsumsi etis, kesederhanaan, dan pengelolaan lingkungan.

Destinasi yang berfokus pada praktik berkelanjutan, seperti resor ramah lingkungan dan inisiatif pariwisata yang bertanggung jawab, menjadi lebih menarik bagi wisatawan Muslim.

Permintaan untuk pelayaran ramah lingkungan meningkat, dengan perusahaan seperti HalalBooking dan Islamic Cruises menawarkan paket yang melayani wisatawan Muslim.

Pelayaran ini menyediakan makanan halal, fasilitas salat, dan lingkungan bebas alkohol, menciptakan pengalaman perjalanan unik yang mematuhi pedoman Islam.

Seiring berkembangnya pasar pelayaran halal, lebih banyak pilihan diharapkan muncul di destinasi populer seperti Mediterania, Karibia, dan Asia Tenggara.

Platform digital telah mengubah cara wisatawan Muslim merencanakan dan memesan perjalanan mereka. HalalBooking, Tripfez, dan platform lainnya memungkinkan wisatawan untuk memfilter berdasarkan hotel bersertifikat halal, masjid terdekat, dan restoran halal.

Platform ini juga menawarkan panduan dan rencana perjalanan yang memudahkan untuk menemukan aktivitas dan layanan ramah Muslim di destinasi wisata populer.

Makanan memainkan peran utama dalam pariwisata halal, dan destinasi yang menawarkan pengalaman bersantap halal yang beragam dan autentik menjadi semakin populer.

Baik itu makanan jalanan halal di Bangkok atau santapan lezat di London, wisata kuliner merupakan daya tarik utama bagi wisatawan Muslim. Kota-kota yang mempromosikan tempat makan bersertifikat halal mereka semakin diminati di pasar pariwisata halal.

Tantangan dan Peluang bagi Masa Depan Pariwisata Halal

Meskipun pertumbuhannya pesat, pariwisata halal menghadapi beberapa tantangan. Salah satu kendala utamanya adalah kurangnya sertifikasi halal yang terstandardisasi di berbagai negara, yang dapat menimbulkan kebingungan dan ketidakkonsistenan.

Selain itu, meskipun banyak destinasi mulai melayani wisatawan Muslim, pasokan layanan ramah halal di beberapa wilayah masih jauh dari permintaan.

Namun, peluang untuk pertumbuhannya sangat besar. Karena semakin banyak destinasi yang merangkul pariwisata halal, kita dapat mengharapkan peningkatan kolaborasi antara pemerintah, penyedia perjalanan, dan badan sertifikasi untuk menciptakan pengalaman yang lebih terstandardisasi dan kohesif bagi wisatawan Muslim.

Meningkatnya inovasi digital juga akan terus memainkan peran penting dalam membentuk masa depan pariwisata halal, menyediakan pengalaman perjalanan yang lebih personal dan lancar.

Seiring dengan semakin dekatnya kita dengan abad ke-21, pariwisata halal siap menjadi bagian tetap dalam industri perjalanan global.

Kombinasi kekuatan ekonomi, kepekaan budaya, dan munculnya perangkat digital telah menjadikan pariwisata halal sebagai sektor utama bagi destinasi di seluruh dunia. Dengan melayani kebutuhan wisatawan Muslim, perjalanan.

Penulis adalah : Pemimpin Redaksi dari The Halal Times, dengan lebih dari 30 tahun pengalaman dalam jurnalisme

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)