JAKARTA, bisniswisata.co.id: Olamita, jo! Demikianlah warga Gorontalo mengekspresikan dirinya ketika tengah mengonsumsi makanan lezat bin nikmat. Bisa menebak kira-kira artinya apa? Yap, olamita itu artinya serupa dengan kata maknyus, ungkapan yang dipopulerkan oleh almarhum Bondan Winarno, pakar kuliner Tanah Air.
Nah, kata ini pula yang diadopsi oleh Ikhsan untuk nama rumah makan yang didirikannya, yakni Restoran Olamita. Restoran ini berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Letak restoran ini sangat strategis, hanya sekitar 200 meter dari stasiun Tebet, persisnya di sisi utara flyover stasiun Tebet tepatnya Jl. KH. Abdullah Syarief No.51B, Tebet, Jakarta Selatan
Kalau ingin tahu seperti apa citarasa Gorontalo, tanpa harus pergi ke sana, restoran ini wajib dikunjungi. Sebab, ada banyak makanan asal Gorontalo yang bisa dicicipi. Layaknya kuliner asal Sulawesi, masakan Gorontalo juga kerap menggunakan ikan sebagai lauk utamanya. “Memang makanan Gorontalo itu khasnya terletak pada ikan”, ujar Ikhsan.
Ikhsan mengatakan, menu ikan yang paling banyak dicari pengunjung Olamita adalah Rahang Tuna Bakar. Sesuai namanya, menu yang disajikan adalah rahang ikan tuna. Tetapi jangan khawatir. Meski hanya rahang, daging tunanya masih banyak kok.
Menurut Ikhsan, Olamita memang sengaja memilih bagian rahang karena bagian daging ikan tuna ini kebanyakan diekspor. Khusus sajian di rumah makannya, ikan tuna yang tersaji dipasok langsung dari Bitung, Sulawesi Utara. Ada tiga varian menu Rahang Tuna Bakar di Olamita, yaitu Tuna Bakar dabu-dabu, Tuna Bakar Iloni dan Tuna Bakar Balarica.
Tuna Bakar dabu-dabu memiliki penampakan polos, tanpa ada satupun bumbu yang melumurinya. Saat dicicipi, yang terasa di lidah hanya rasa gurih ikan tuna bakar. Namun bila ingin menambah rasa saat menyantapnya, menu yang satu ini juga dilengkapi sambal dabu-dabu yang disajikan secara terpisah.
Sambal khas Sulawesi bagian utara ini menghadirkan rasa pedas yang segar di rongga mulut, hasil kombinasi irisan tomat, bawang merah, cabai, dan perasan jeruk lemon cui. Selain sambal dabu-dabu, ada juga sambal rica dan daun kemangi sebagai pelengkap. Tinggal pilih yang mana.
Ikhsan mengatakan, Tuna Bakar dabu-dabu dibuat dengan cara dibakar. Sebelum dibakar, ikan tuna dicelupkan pada rendaman air jeruk nipis. “Kami ingin memberikan pengalaman kepada konsumen bagaimana sih rasanya ikan fresh itu”, ujarnya seperti dilansir laman Kontan.co.id, Jumat (08/03/2019).
Setelah mencicipi ikan tuna segar, mari mencoba yang lebih menantang. Tuna Bakar Iloni dan Tuna Bakar Balarica. Dua varian ini hanya cocok untuk Anda yang bernyali besar.
Dari penampakan luarnya saja, sajian rahang ikan tuna bakar ini bisa langsung membuat keder. Betapa tidak, hampir seluruh bagian ikan yang tersaji ditaburi sambal, sehingga terlihat merah merona. Bagi penyuka makanan pedas, ini justru mengundang selera untuk segera menyantapnya.
Seperti apa rasanya? Mari kita mulai dari Tuna Bakar Iloni. Ketika jari ingin mengeksplorasi tuna bakar ini, tidak ada pilihan lain selain bersinggungan juga dengan sambal yang ditabur di atas. Saat sambal dan daging tuna bersatu dalam mulut, rasa pedas pun langsung menyerang. Rasa-rasanya mulut seakan tersetrum.
Tetapi rasa pedasnya ini tidak meresap ke bagian dalam daging ikan tunanya. Menurut Ikhsan, Tuna Bakar Iloni memang dibuat dengan cara dibakar, baru kemudian ditaburi sambal bakar yang sudah dicampuri bawang dan kemiri. Tak heran, tingkat kepedasannya pun masih dalam kategori sedang.
Sekarang giliran Tuna Bakar Balarica. Penampakan luarnya tak jauh beda dengan Tuna Bakar Iloni, yakni sama-sama ditaburi sambal. Tetapi, coba saja dicicip. Rasa pedasnya sangat meresap hingga ke bagian terdalam daging ikan tuna. Tak pelak, tak hanya bibir dan rongga mulut yang tersengat, telinga pun ikut memerah. Pun demikian dengan tenggorokan hingga perut yang ikut terasa panas.
Ikhsan mengatakan, Tuna Bakar Balarica ini dibuat dari rahang tuna yang dibakar. Setelah dibakar, ikan ini digoreng dengan campuran sambal hingga sambalnya matang. Ini yang membuat rasa pedasnya itu meresap ke bagian terdalam daging tunanya.
Nah, silakan pilih sesuai selera. Soal harga, tak ada perbedaan. Untuk ukuran 400 gram, harganya dibanderol Rp 60.000. Sedangkan, untuk ukuran 600 gram, harganya Rp 75.000. Jika merasa harganya terlalu mahal, ajak teman saja untuk berbagi. Sebab, satu porsi ikan bisa disantap untuk dua sampai tiga orang. Seru, kan? (*)