NASIONAL

Istana Siak Digembok, Wisatawan Tak Bisa Menengok

SIAK RIAU, bisniswisata.co.id: Destinasi wisata sejarah Istana Asserayah Hasyimiah Siak Sri Inderapura atau dikenal dengan Istana Siak di Kabupaten Siak, Riau ditutup dengan pagar tergembok pada Kamis (14/11/2019). Dampaknya wisatawan yang ingin menikmati keindahan, kemegahan serta peninggalan sejarah tidak masuk ke dalam. Penutupan diduga akibat kisruh ahli waris yang menuntut haknya dan mengklaim memiliki surat wasiat asli dari kesultanan.

“Ini sudah bertahun-tahun, bulan lalu juga sudah, tapi tak dipedulikan juga. Dulu kami wasiat yang asli memang tak ada, duplikat yang ada, sekarang yang aslinya ada pada kami, kami minta hak kami,” kata Tengku Syarifah Nadira yang mengaku sebagai ahli waris di Siak seperti dilansir Antara, Jumat (15/11/2019).

Nadira melanjutkan, rencananya Kamis ada musyawarah terkait masalah tersebut. Namun, tiba-tiba dibatalkan dengan alasan Bupati Siak Alfedri sedang tidak berada di tempat. Karenanya ahli waris pun menggembok pintu masuk.

Diakui, pihaknya sudah melakukan berbagai cara mulai dari buat surat pernyataan hingga kronologis. Namun hingga kini belum ada tanggapan sehingga dia merasa tidak diperhatikan. Juga Tengku Syarifah Nadira dan adiknya tidak lagi menetap di Siak mengurus hal ini memakan waktu, biaya, dan tenaga. Bahkan dari Rabu (13/11) mereka tidur di sekitar Istana Siak itu.

“Kami ke sini pakai biaya, waktu dan tenaga. Tadi pagi menginap di istana, kami sudah tak pulang. Nenek moyang kami dari sini, yang punya istana itu. Tapi kami menjerit, sudah tidak diperhatikan dari dulu,” tambahnya.

Asisten III Pemerintah Kabupaten Siak Jamaluddin membenarkan musyawarah menyelesaikan masalah ini tidak jadi dilakukan. Padahal, menurut dia, kesepakatan sebelumnya tak ada bupati tidak ada masalah. “Katanya kemarin kalau tak ada bupati, sekretaris daerah saja, Pak Jamal bisa juga. Saya tak masalah, yang penting apa kata bupati disampaikan. Tapi dapat pesan pagi ini tak jadi,” ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata Siak, Fauzi Asni menyampaikan pihaknya belum mau menyampaikan terkait persoalan ini. Dia menunggu arahan apakah itu dari bupati, sekda, ataupun asisten. Demikian juga tentang keputusan untuk menutup istana ini masih belum ada keterangan. Sementara Bupati Siak masih dalam perjalanan dari Jakarta menuju Riau.

Obyek wisata sejarah ini, merupakan bangunan istana serupa kastil di benua Eropa. Istana ini peninggalan Kesultanan Siak Sri Indrapura sekaligus tempat tinggal Sultan Siak pada tahun 1732. Istana ini dikenal juga dengan nama Istana Asserayah Hasyimiah atau Istana Matahari Timur, dengan arsitektur yang megah dan memadukan gaya dari tiga budaya: Eropa, Arab, dan Melayu.

Istana Siak Sri Indrapura dirancang arsitektur asal Jerman. Sehingga, wajar jika corak bangunannya mirip kastil Eropa. Kompleks Istana Siak Sri Indrapura sendiri dibangun di atas laham seluas 32.000 meter persegi. Di kompleks ini, ada 4 istana yaitu Istana Siak, Istana Lima, Istana Panjang, dan Istana Baroe, yang berada di lahan seluas 1.000 m2.

Istana ini memiliki dua lantai yang dapat dieksplor. Memasuki bagian dalam, dengan dinding istana yang dihiasi keramik Perancis. Lantai pertama, ada 6 ruangan yang berfungsi sebagai ruang tunggu tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu perempuan, ruang sidang dan ruang pesta.

Lantai kedua memiliki 9 ruangan yang dulu digunakan untuk tempat istirahat Sultan serta tamu-tamu istana. Selain ruangan-ruangan di dalam istana, wisatawan juga dapat menemukan 8 meriam yang tersebar di halaman Istana Siak Sri Indrapura. Kemudian, ada pula bangunan kecil yang dulu pernah digunakan sebagai penjara sementara.

Aneka koleksi Kesultanan Siak Sri Indrapura juga masih disimpan di dalam istana ini. Beberapa koleksi tersebut di antaranya adalah singgasana bersepuh emas, duplikat mahkota kerajaan, tombak, payung, patung perunggu, dan alat musik komet. Istana ini sendiri terletak di tepi Sungai Siak, dan dapat ditempuh baik lewat jalur darat maupun lewat sungai. Di sunga depan istana juga terdapat peninggalan kapal tempo dulu yang cukup unik dan menarik. (ndy/Antara)

Endy Poerwanto