NUSA PENIDA, bisniswisata.co.id,- ANTUSIASME masyarakat dan wisatawan yang sedang berlibur di tiga pulau di Kecamatan Nusa Penida sangat tinggi dalam mengapresiasi program seni budaya dalam kemasan Nusa Penida Festival ( yang ditutup malam ini (8/10). Meski sempat terjadi peserta karnaval budaya trance saat pagelaran tarian Gambuh dan Demang, tak mengurangi semangat mengakhiri pesta rakyat tahunan tersebut dengan semangat. Pengunjung semakin larut semakin membludak. Mereka memadati bibir pantai, untuk menikmati sajian musik artis- artis kesayangan mereka. Dan rentetan kembang api sebagai tanda resmi gelar Nusa Penida Festival ke V, 2019 yang bertema the Blue Paradise mengudara tepat pukul 00.00 wita.
Di NPF 2019, angka kunjungan wisman meningkat tajam, meski pun belum terdata dengan baik. Sejumlah wisatawan yang berlibur di Pulau Lembongan, menjadual ulang waktu kembali ke P Bali dengan berpindah ke P Nusa Penida. Ingin mengulang pengalaman mengikuti lomba gebug bantal, salah satu permainan yang dibuka untuk pengunjung ikut serta didalamnya di luar permainan gobag sodor (go back to door atau megala- galaan ala Bali) dan tarik tambang. Ketika pelaksanaan NPF 2017 di P Lembongan, sejumlah wisatawan asing aktif mengikuti beberapa program yang digelar, salah satunya lomba gebug bantal di atas air laut dan lomba berbusana adat Bali.
“Saya berniat ikut touring. Ternyata untuk kalangan tertentu. Objek di P Nusa Penida, belum banyak kami kenal. Sekarang, menikmati kuliner dan mencoba mengunjungi beberapa objek berdasarkan foto yang di pajang itu,’’ ungkap Chen Dagan, wisatawan asal Jerman, sembari menunjuk sudut pameran lomba foto NPF2019.
Tahun ini hanya terbuka untuk tarik tambang yang tetap diminati wisatawan asing. Ini persoalan “keriangan”, dukungan dan apresiasi terhadap masyarakat setempat. Kami ke Nusa Penida juga karena spirit pulau ini dan kebudayaan masyarakatnya, imbuh Chen Dagan.
Jika dalam pembukaan ditandai dengan suara kentongan, penutupan festival Selasa 8 Oktober juga dilakukan dengan pemukulan kentongan oleh Deputi Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK) Sonny Harry B Harmadi didampingi Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. Pada kesempatan tersebut Bupati Klungkung menyerahkan dokumen potensi desa usulan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) untuk Nusa Penida.
Kepada masyarakat Nusa Penida Bupati Nyoman Suwirta menegaskan, meski pun pariwisata Nusa Penida telah berkembang dengan pesat, kegiatan promosi dan branding harus tetap dilakukan. Masyarakat dan industri di Nusa Penida tidak hanya mengandalkan laut, perlu pengembangan kerajinan UKM, pertanian, peternakan perlu diperhatikan. Pasalnya, pariwisata adalah industri yang sensitif terhadap isu isu seperti terorisme, wabah penyakit, bencana alam dan lainnya yang tidak bisa diprediksi kejadiannya. Saat sektor pendukung pariwisata ikut berkembang dengan harmonis, jika pariwisata mengalami goncangan, perekonomian tidak ikut akan jatuh.”ujarnya
Bupati Suwirta juga mengingatkan untuk senantiasa menjaga alam dan perilaku masing masing individu, khususnya pengelolaan sampah plastik. “Jjangan sombong kalau pariwisata Nusa Penida sudah maju dan jangan lupa “sepi” pada saat ramai. Karena jika pariwisata yang ramai ini, tiba tiba sepi maka kita tidak akan mengalami guncangan,” ujar Bupati Suwirta.
Komitmen
Jika dalam pembukaan NPF ke V tahun 2019, Minggu 6 Oktober Tenaga Ahli Bidang Pemasaran dan Kerjasama Kementerian Pariwisara Republik Indonesia I Gde Pitana, menyatakan bahwa keberhasilan daerah ditentukan oleh komitmen kepa daerah sebagai event organizer (EO). Senada dengan pernyaataan Deputi Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK) Sonny Harry B Harmadi, yang mengapresiasi ambisi tekad Bupati Klungkung dalam membangun nusa penida. Menurutnya jarang ada kepala daerah yang memiliki tekad dan komitmen kuat seperti Bupati Klungkung dalam memperjuangkan daerahnya dipusat. Diingatkan pembangunan daerah, dikatakan berkwalitas dan berhasil jika tidak meninggalkan satu orang pun warganya.
“Pembangunan harus menggandeng, memberdayakan peran serta seluruh masyarakatnya,” tegas Sonny.
Malam penutupan juga diserahkan hadiah bagi peserta lomba janggolan (perahu tradisional bersayap dua lonjor bamboo di kiri dan kanan badan perahu, sebagai penjaga keseimbangan) dengan bendeganya (nelayan pengemudi janggolan) Lomba ini sebagai apresiasi pemerintah Klungkung terhadap para nelayan yang mengelola potensi laut seputar wilayah klungkung. Sebagai pemenang pertama janggolan Manta Cottage dari Batumulapan dengan hadiah uang tunai Rp. 5 juta, pemenang ke dua janggolan Lolot dari Kutapang dengan hadiah Rp 4 juta. Peraih juara tiga berhadiah Rp. 3 juta adalah janggolan Idola wakil desa Suana. Runner-up I diraih janggolan Dinasty dari Batumulapan dengan hadiah Rp. 2 juta dan Runner-up II mengantongi hadiah satu juta rupiah dimenangkan janggolan R-8 dari Batumulapan. Sampai bertemu di Nusa Penida Festival tahun depan. Swaha