NUSA DUA, bisniswisata.co.id,- MERAYAKAN 60 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang, Hotel Nikko Bali Benoa Beach menjadi tuan rumah pertandingan persahabatan Sumo dan upacara minum teh Jepang pada Minggu, 10 Juni 2018. Pagelaran atraksi tradisi Jepang ini dilaksanakan Yayasan Persahabatan Jepang- Bali Project Sakura 60 yang diprakarsai Makiko Iskandar.
Dua pegulat sumo profesional memamerkan keahlian mereka di depan lebih dari 250 penonton dari beragam golongan usia di pantai Nikko Bali Benoa Beach. Nampak hadir diantara penonton Konsulat Jenderal Jepang – Chiba Hirohisa, anggota Bali Japan Club, serta anak-anak dari panti asuhan Eben Haeser, panti asuhan Tatwam Asih, dan klub aikido Aikikai.
Para pesumo klas Maegashira, Chiyonokuni Toshiki dan Chiyomaru Kazuki, adalah anak asuh klubTatsunami-beya yang dipimpin oleh Tatsunami Oyakata. Pertandingan sumo dimulai dengan beberapa gerakan latihan dasar dan dilanjutkan dengan demo pendek, dimana Chiyonokuni dan Chiyomaru mempertunjukkan teknik-teknik gulat yang sering mereka gunakan.
Anak-anak yang hadir diundang untuk berinteraksi langsung dengan para pegulat sumo dan diminta untuk mendorong para pesumo keluar dari ring sebelum melawan kedua pesumo dalam permainan tarik tambang. Pertandingan sumo diakhiri dengan menyanyikan lagu tradisional sumo Jepang, yang ditulis dan dibawakan oleh Hagurosato, National Master of Sumo Jinku, khusus untuk acara 60 Tahun Indonesia- Jepang.
Menurut Makiko Iskandar, tidak mudah untuk membawa para pesumo ke Bali. Selain mempersiapkan dokumen perijinan, juga mempertimbangkan jadwal latihan dan pertandingan mereka yang ketat.
”Tetapi, ulang tahun ke-60 hubungan diplomatik antara Jepang dan Indonesia merupakah sebuah pencapaian yang luar biasa, dan merupakan ajang yang tepat untuk mempertunjukkan olahraga tradisional bergengsi ini kepada para masyarakat Jepang di Bali dan masyarakat Bali, terutama mereka yang masih berusia muda,” ujarnya menambahkan.
“Ini merupakan pertama kalinya bagi para pegulat sumo datang ke Bali. Bahkan hanya dalam beberapa hari saja, kami telah jatuh cinta dengan pulau ini,” seru Tatsunami Oyakata. Berharap tahun depan dapat membawa semua anak asuh Tatsunami-beya untuk berlibur di Bali juga.
Nge-Teh
Lazimnya pesta dikalangan masyarakat Jepang, tabu jika meninggalkan tradisi “nge-teh” ala Jepang. Di hari 60 tahun Indonesia- Jepang, acara minum teh dipimpin Yasumaru Shusaku, tea master terkenal dari Jepang, didampingi wagashi master, Fukui Tomoya. Upacara minum teh tradisional Jepang menitikberatkan pada persiapan, penyajian, serta konsumsi teh hijau sebagai minuman panas yang dinikmati dengan wagashi, sejenis panganan kecil manis khas Jepang.
Sepanjang upacara “nge teh” Yasumaru menjelaskan bahwa upacara minum teh Jepang bukan hanya sekedar menikmati secangkir teh panas, karena setiap elemen yang digunakan dalam kegiatan tersebut memiliki makna tersendiri bagi master mau pun penikmat tehnya. Contoh, ceret/teko yang digunakan untuk memanaskan air sengaja dibentuk seperti gunung untuk melambangkan Gunung Agung yang terkenal di Bali. Wagashi yang telah dipilih disajikan dengan warna merah dan putih, yang mewakili warna bendera negara kedua negara.
Melalui upacara tersebut, Yasumaru berharap bahwa hubungan baik antaran Indonesia dan Jepang makin berkembang dan berkualitas. Semoga! *Dwi (redaksi@bisniswisata.co.id)