LAPORAN PERJALANAN

Mumi Firaun, Koleksi Utama di Museum Mesir, Kairo

Foto di samping sarkofagus yang dibuat dari batu dan diukir di Museum Mesir ( foto-foto : Nur Hidayat).

Pada 7-19 Febuari 2019, Wartawan Senior  Nur Hidayat melakukan perjalanan wisata bersama keluarga besarnya mengikuti  tour wisata religi ke Mesir, Palestina, Israel, Jordan, Oman. Berikut tulisan pertamanya;

KAIRO, Mesir, bisniswisata.co.id: Perjalanan  napak tilas aktivitas para Nabi dan pengingat akan datangnya kiamat kami mulai dari Jakarta terbang ke Muscat, Oman yang memakan waktu sekitar 7 jam 30 menit. Kemudian setelah transit di Muscat dilanjutkan dengan penerbangan  ke Kairo sekitar 3 jam 30 menit.

Kairo menjadi pintu gerbang pertama wisata religi ini dsn obyek perrama yang dikunjungi adalah Museum Mesir atau Museum Kairo,  sebuah museum di Kairo, Mesir yang menjadi rumah bagi koleksi antik bangsa Mesir kuno dan memiliki 120.000 koleksi.

Koleksi mumi Firaun, satu-satunya di dunia yang tak ternilai harganya, tentu saja merupakan daya tarik utama Museum Nasional Mesir di Kairo. Bangunan dua lantai ini yaitu lantai dasar dan lantai pertama.

Di lantai dasar ada koleksi papirus dan koin yang digunakan dalam dunia kuno. Ada pula artefak dari Kerajaan Baru, jangka waktu antara 1550 dan 1069 SM. Artefak ini umumnya lebih besar dari koleksi abad sebelumnya. Termasuk di dalamnya adalah barang-barang termasuk patung, meja, dan peti mati (sarkofagus).

Di lantai pertama ada artefak dari dua dinasti terakhir Mesir termasuk barang dari makam para Firaun Thutmosis III , Thutmosis IV , Amenophis II , Hatshepsut , dan punggawa Maiherpri , serta banyak artefak dari Lembah Para Raja.

Lantai dasar museum berisi berbagai patung berharga, salah satu koleksi patung khas Mesir yang indah berlapis emas dan  satu dari 11  mumi yang dipamerkan.

Tidak semua koleksi itu dipajang, karena banyak peninggalan yang harus disimpan dalam kondisi suhu yang tepat dan terkontrol. Tapi bisa dibilang, museum ini  menyimpan harta karun yang tak ternilai harganya, karena menyimpan benda-benda bersejarah sejak ribuan tahun sebelum Masehi.

Didirikan pada 1835, museum ini berpindah tempat beberapa kali hingga sekarang berlokasi di dekat Tahrir Square, jantung kota Kairo. Museum berdinding pink kecoklatan itu pernah jadi sasaran pendemo saat demonstrasi Arab Spring, yang di Mesir dimulai pada 25 Januari 2011, dan sejumlah koleksinya dijarah.

Di halaman museum terdapat beberapa patung, yang menarik ribuan pengunjung untuk selfie. Orang-orang dari berbagai negara bergantian mejeng di situ. Tentunya setelah mereka membayar tiket masuk 50 pound Mesir ditambah 3 dollar AS bagi mereka yang membawa kamera.

Di lantai dasar, pengunjung menikmati koleksi papirus dan koin kuno dari emas, perak, perunggu. Berbagai potongan papirus menunjukkan penggunaan bahasa Mesir kuno, Arab, Yunani dan Latin serta huruf hieroglif. Di sini juga dipamerkan berbagai koleksi artefak, meja, puluhan patung, peti mati dari batu (sarkofagus) dari masa 1550 – 1069 SM.

Beberapa patung berukuran besar, tingginya sekitar 2 meter, berdiri dengan anggun di situ. Juga sejumlah patung batu berukuran lebih kecil dalam bentuk macam-macam. Patung-patung ini dulunya ditemukan di berbagai situs arkeologi, termasuk piramid, kuil kuno serta padang pasir. Beberapa sarkofagus yang terbuat dari batu diukir dengan indah, rapi, membuktikan tingginya seni pahat Mesir kuno.

Di lantai dua, pengunjung menikmati koleksi yang sangat berharga pula. Termasuk koleksi kursi berlapis emas dan sejumlah permata dan aneka perhiasan emas yang dipajang dalam ruang tersendiri.

Di lantai ini juga dipajang patung wajah firaun Tutankhamon terbuat dari 11 kg emas, yang ditemukan di kuburan, tempat aslinya patung itu dikenakan. Di makamnya temukan pula berbagai macam permata, vas bunga, benda-benda lain dan senjata. Ahli sejarah percaya bahwa itu semua digunakan semasa Tutankhamon masih hidup.

Pasti, koleksi terpenting di sini adalah mumi firaun yang dipajang di ruang khusus. Pengunjung harus membayar 8 dollar AS untuk masuk ke sini dan sama sekali dilarang memotret, ketentuan yang umum berlaku di banyak museum di dunia. Sesungguhnya terdapat 27 mumi firaun, namun sekarang hanya 11 mumi yang dipamerkan dalam kotak kaca tebal.

Salah satunya adalah mumi Firaun Tutankhamon yang diketemukan pada tahun 1922 oleh arkeolog Howard Carter. Makam (piramid) Tutankhamon pernah dijarah dua kali, sehingga banyak peninggalan pentingnya hilang.

Topeng wajah Firaun yang terbuat dari 11 kg emas murni..

Setelah proses ekskavasi selesai dan dihitung, tidak kurang dari 3.500 artefak berhasil diselamatkan. Termasuk topeng emas wajah Tutankhamon, yang kini menjadi ikon peradaban Mesir kuno yang sudah sangat maju.

Di antara 11 mumi tadi, salah satunya berwarna cerah, berbeda dengan mumi lainnya yang kehitaman. Kabarnya, itu adalah Firaun Ramses II, yang memerintah Mesir sezaman dengan Nabi Musa AS. Yang lain percaya itu adalah mumi anaknya, Merneptah juga penguasa Mesir yang tenggelam di Laut Merah bersama tentaranya yang bermaksud membunuh Nabi Musa AS dan pengikutnya Bani Israel.

Kisah nyata ini  berkaitan dengan terbelahnya Laut Merah, penghubung benua Afrika dan Asia, berkat mukjizat tongkat Nabi Musa AS. Peristiwa itu diperkirakan terjadi sekitar 3.500 tahun silam.

Allah SWT berfirman : Dan (ingatlah) ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami ditenggelamkan (Firaun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.” (QS al-Baqarah: 50).

Selain mayat Firaun, ditemukan bangkai kereta kuda dan tulang belulang manusia, yang diduga tentara dan pengawal  Firaun. Mengingat tempat inu merupakan tempat wisata populer di Kairo.

Oleh karenanya, disarankan mengunjungi museum ini di pagi hari agar memiliki banyak waktu untuk menjelajahi semua bagian dalam museum dan terhindar dari keramaian pelancong.

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)