NASIONAL

MRT Jadi Tempat Piknik Emak-emak

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Menggelikan dan unik memang. Kehadiran kereta moda raya terpadu (MRT), yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Ahad (24/03/2019), ternyata ada pemandangan suasana yang berbeda, sehingga menjadi perhatian pengguna MRT.

Suasana itu, ada sebagian warga mayorita emak-emak melakukan piknik di sekitar stasiun MRT. Mereka duduk-duduk dan piknik bersama keluarga di stasiun MRT Jakarta. Bahkan menggelar tikar di Stasiun MRT, ada yang membawa rantang kemudian makan bersama dengan anggota keluarga. Bahkan anak kecil berlarian, bercanda ria dan tidak melihat bahaya jika ada MRT lewat.

Tampak seorang perempuan petugas keamanan menghampiri orang-orang yang duduk di lantai yang tengah piknik. Namun, seruan dari petugas keamanan tak digubris, para emak-emak tetap sibuk menyantap makanan mereka. Beberapa sudut stasiun tampak kotor dipenuhi sampah.

Ini menunjukkan sebagai bentuk euforia di era “peradaban baru”. Masalah ini menjadi viral di Media Sosial sehingga banyak pihak yang mengomentarinya. “Piknik bersama keluarga adalah tradisi dan kebiasaan yang baik. Kami tidak melihat permasalahan tersebut sebagai hal yang benar atau salah, melainkan lebih ke praktik budaya,” lontar Direktur Rujak Center for Urban Studies, Ellisa Sutanudjaja.

Ellisan melanjutkan ini sebuah tantangan dan sentilan, sekaligus bisa jadi inspirasi bagi MRT Jakarta bahkan menandakan masyarakat antusias dengan cara menghadiri MRT Jakarta. “Ini buat saya positif untuk masa depan dan kampanye transportasi publik di Jabodetabek,” tambahnya.

Dengan itu, jika menggunakan transportasi umum seperti Transjakarta, ataupun KRL di akhir pelan, umumnya pada jam-jam tertentu menemui kelompok yang hendak berpiknik.”Jadi pengalaman bertransportasi publiknya menjadi bagian dari ritual pikniknya,” ujar Elisa seperti dilansir laman Tirto, Senin (25/03/2019).

Elisa juga menilai hanya dengan MRT dan Subway begitu steril di banyak kota lain, bukan berarti masyarakat bisa langsung menghakimi mereka yang melakukan piknik di sana. “Mereka juga belum tentu pernah keluar negeri dan melihat praktik seperti apa sih naik MRT. Lagipula MRT ada di Jakarta kan tidak eksklusif hanya untuk orang-perorang yang berdasi dan wangi saja,” tambahnya.

Menurutnya MRT Jakarta perlu untuk melihat fenomena ini justru sebagai masukan bagi mereka. “Mereka harus siap jadi “destinasi wisata” juga. Entah itu dengan sediakan ruang tertentu atau segera mungkinkan taman-taman yang bisa akomodasi piknik, hingga integrasi antar moda yang baik (misalnya dengan Transjakarta), untuk mengantar mereka ke tempat piknik yang lebih sesuai,” jelas Elisa.

Diharapkan agar MRT Jakarta tidak mengambil langkah antipati dan malah bertindak kasar terhadap kelompok orang yang melakukan piknik. “Karena sekali lagi, transportasi publik itu sarana edukasi juga, agar mereka makin siap menjadi warga kota yang sesungguhnya. Biarkan mereka belajar secara pelan-pelan,” pungkas Elisa.

Elisa menilai sejumlah transportasi publik yang hadir di Jakarta justru dapat menjadi wadah untuk belajar menjadi warga kota, “yang tahu antre, tepat waktu, berbagi tempat dan menghormati serta sensitif pada kebutuhan prioritas,” paparnya.

Ketua Komisi Hukum dan Humas Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Ellen Tangkudung menegaskan PT MRT Jakarta hendaknya tidak hanya fokus pada pengoperasionalan kereta MRT, namun turut mengedukasi pengguna transportasi publik untuk menjadikan MRT sebagai penanda dimulainya peradaban baru yang modern di Ibu Kota.

“MRT harus berperan dalam mengedukasi masyarakat untuk benar-benar tertib dan menjadikan transportasi publik MRT sesuai peruntukannya, bukan untuk dijadikan tempat piknik. Memang perlu edukasi tetapi saya kira tidak harus memakan waktu yang lama,” kata Ellen, di Jakarta, Senin (25/3).

Ellen melihat adanya sebagian masyarakat yang piknik, menggelar tikar di Stasiun MRT sebagai bentuk euforia yang tidak perlu disikapi secara berlebihan. Dia berharap di kemudian hari masyarakat bisa mengubah perilaku. “Tidak masalah meski membutuhkan edukasi lagi. MRT itu tidak jauh beda dengan KRL. Tinggal keamanannya saja diperketat agar lebih tertib,” kata dia.

Dalam mengakses transportasi umum, ada hal-hal yang diperbolehkan dan dilarang untuk dilakukan. Begitu pun saat menaiki kereta MRT Jakarta yang mulai bisa diakses secara komersial pada hari ini, Senin (25/3/2019).

Mengutip panduan dari PT MRT Jakarta, berikut hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berada di stasiun ataupun ketika menaiki kereta:

1. Tidak boleh bermain atau berlarian di stasiun dan di dalam kereta MRT.

2. Ketika berada di tangga atau eskalator, penumpang diwajibkan berdiri di sebelah kiri. Eskalator dan tangga bagian kanan untuk orang yang berjalan terus atau terburu-buru.

3. Berhati-hatilah selama berada di eskalator agar rok atau sandal jepit tidak tersangkut. Penumpang diminta agar berpegangan pada rail selama naik dan turun dengan menggunakan eskalator dan dilarang bersandar.

4. Bila sudah keluar dari pintu masuk atau keluar (tap in dan tap out) segeralah bergerak agar tidak menghalangi perjalanan orang lain. Begitu pun ketika sudah tiba di ujung eskalator, segeralah bergerak.

5. Berikan bantuan atau prioritaskan penumpang yang membutuhkan, yakni ibu hamil, anak-anak, disabilitas, dan lansia, baik di stasiun maupun di dalam kereta.

6. Dalam keadaan darurat tekanlah tombol darurat yang tersedia. Tombol darurat dilarang digunakan saat keadaan sedang normal. Penyalahgunaan tombol darurat adalah pelanggaran hukum dan akan diancam hukum pidana.

7. Di setiap stasiun MRT tersedia lift. Penggunaan lift diprioritaskan bagi penumpang disabilitas, ibu hamil, orang lansia, orang tua membawa anak balita atau kereta bayi, dan pembawa barang besar.

8. Dahulukan orang yang keluar dari lift. Jangan menggunakan lift lebih dari kapasitas. Saat terjadi kebakaran, hindari gunakan lift dan gunakan tangga darurat.

9. Seluruh stasiun MRT menggunakan metal detector. Saat dilakukan pengecekan, penumpang diminta untuk kooperatif dan memberikan prioritas kepada yang membutuhkan.

10. Tap kartu jelajah di gerbang yang tersedia sesuai arah panah.

11. Saat lampu menyala hijau berjalanlah masuk atau keluar.

12. Bagi pengguna kursi roda disediakan gerbang lebar.

13. Jangan berdiri di pintu penumpang atau passenger gate karena menghalangi orang lain. (NDY)

Endy Poerwanto