BADUNG BALI, bisniswisata.co.id: Bagi mereka yang suka dengan wisata sejarah, tak ada salahnya mampir ke Monumen Perjuangan Bangsal, yang terletak di Jl. Raya Sempidi, Badung, Bali. Keberadaan monumen tersebut sebagai upaya untuk mengenang para tokoh pejuang di Bali Yang ikut andil dalam perang Kemerdekaan Republik Indonesia, terutama saat gerakan bawah tanah pada 16 Agustus 1945.
Prof. Dr. Wayan Windia, Sekretaris Pengurus Monumen Perjuangan Bangsal, menuturkan bangsal adalah sebutan bagi sebuah rumah yang terkenal dan sangat fundamental maknanya dalam revolusi dan perang kemerdekaan di Bali.
“Bangsal adalah sebuah gudang yang merupakan bagian dari rumah milik Bagus Made Wena,” ujar Wayan di sela-sela kunjungan Pengurusan Pusat Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) ke Bangsal tersebut, Kamis, 26 Juli 2018
Dalam buku yang ditulis Wayan Windia berjudul “Bangsal dalam kenangan revolusi dan perang kemerdekaan di Bali”, disebutkan bahwa gudang itu berukuran 6×8 m dan 6×10 m. Di dalam gudang itu Alm. Bagus Made Wena menyimpan barang dagangannya seperti kopra atau gabah. Dia seorang pedagang besar yang kaya pada saat itu.
“Di sekitar gudang itu dibangun sebuah lubang perlindungan yang sangat apik, dan sangat rahasia. Bila ada tanda-tanda musuh bergerak ke Bangsal, maka para pejuang langsung masuk ke lubang perlindungan. Musuh bisa diintai dari lantai dua atau loteng,” tutur Prof. Wayan.
Kini bangsal tersebut menjadi salah satu objek wisata dan sarana pemdidikan. Dibuka untuk masyarakat umum, pelajar dan wisatawan. Siapapun boleh masuk dan melihat monumen perjuangan tersebut yang dibuka dari pkl 10.00 sd 17.00 waktu setempat.
Apa yang dilakukan oleh Alm. Bagus Made Wena (Penglingsir Keluarga Besar Pasraman Puri Puncak Bangsal) dilanjutkan oleh anak dan cucunya. Kini bangsal tersebut diperluas. Dibuat bangunan khusus untuk ruang pertemuan, belajar dan memajang foto-foto pergerakan dan kegiatan saat ini, di kawasan Pasraman Puri Puncak.
Di areal tanah seluas sekitar satu hektare tersebut, berdiri beberapa bangunan. Diantaranya ruang pertemuan yang sering dipakai untuk tempat pelatihan pemuda dan kegiatan Menwa. Ada ruang tempat sembahyang, ada ruang istirahat dan dilengkapi dengan taman yang luas dan asri.
Satu bangunan menampilkan ribuan foto-foto perjuangan dengan tema ruangan “Sasaran Lensa Pendidikan Pendahuluan Bela Negara Ugracena.” Juga ada buku-buku tentang pers dan buku perjuangan.
“Diharapkan monumen dan bangsal ini bisa bermanfaat bagi generasi baru Indonesia, untuk membangun nusa dan bangsa,” ujar Bagus Ngurah Rai, SH, MM, salah seorang putra Bagus Made Wena, kini menjadi Ketua Pengurus bangsal dan menumen tersebut.
Bagus Ngurah Rai mengatakan pihaknya ingin menjadikan monumen dan bangsal jadi objek budaya dan perjuangan agar anak-anak tahu perjuangan kemerdekaan masa lalu.
Untuk itu, lanjutnya, setiap 16 Agustus dibuat peringatan perjuangan. “Kami ingin anak-anak belajar masa lalu tentang kemerdekaan. Dan bisa ikut membangun jiwa semangat 45,” ungkapnya. (rahmayulis@bisniswisata.co.id)