Menu Serba Kampung di Warung Lintas Medan-Banda Aceh

ACEH BESAR, bisniswisata.co.id: Mahfud, terlihat sibuk di dapur Makanan Spesifik Khas Aceh Rayeuk di Desa Lam Panah, Kecamatan Indra Puri, Kabupaten Aceh Besar, Rabu (23/10/2019). Jam menunjukkan pukul 15.00 WIB. Dia sedang memasak reubong (kecubung) bambu. Rebung bambu dimasak dengan santan.

Asap mengepul di dapur seluas 20 meter persegi itu. Ya, warung itu berada di sisi jalan lintas nasional Medan-Banda Aceh. Warung dengan konsep penganan kampung itu berdiri sejak tahun 2008. Warung ini buka sejak pukul 09.00 WIB dan tutup selepas shalat Ashar. “Kami tidak buka sampai malam. Tidak sanggup kita sampai malam. Jangan sampai tak ada waktu istirahat kawan-kawan,” kata Mahfud, pengelola warung itu.

Ucapannya benar. Puluhan mobil saban hari parkir menikmati penganan serba kampung itu. Ayam kampung, kari kambing, hingga rebung bambu. “Kami siapkan serba kampung. Itu menjadi pembeda daerah ini dengan yang lain,” katanya.

Sedangkan untuk ayam kampung, sambungnya dalam sehari bisa habis 60 ekor. Itu dimasak dengan cara digoreng. Dipastikan masih panas ketika disajikan ke meja makan. Warung itu baru menggoreng ayam ketika pesanan datang. “Agar panas-panas. Kami hidangkan sesaat setelah diangkat dari tungku,” sebut Mahfud.

Bukan hanya itu, kari kambingnya pun sangat gurih. Seluruhnya diracik oleh Mahfud. Tidak ada koki lain. Yang lain hanya diberi arahan oleh pria paruh baya itu untuk membersihkan ayam dan sayuran.

Saat ini, 13 pekerja melayani tamu saban hari. Jumlah itu pun terbilang sedikit melihat padatnya pengunjung ke warung itu. Mereka terlihat sibuk melayani pembeli. Untuk ayam kampung, Mahfud memilih ayam yang masih muda. Agar empuk ketika digigit pembeli. “Ayamnya itu hanya bisa dibelah empat. Memang sengaja memilih yang agak kecil. Karena dagingnya lebih lembut,” terangnya.

Halaman parkir nan luas kelebihan rumah makan ini. Selain itu tersedia pula mushalla dan toilet yang bersih. Sehingga pengunjung bisa sekaligus beribadah sesaat setelah makan. Ditambah lagi letaknya berada di perbukitan dengan tumbuhan menjulang menghasilkan udara nan sejuk.

Salah seorang pembeli, Muhammad Hamzah, warga Banda Aceh, menyebutkan sangat menyukai ayam goreng kampung di warung itu. “Ayamnya masih panas. Itu kelebihan di sini,” katanya seperti dilansir laman Kompas, Kamis (31/10/2019).

Soal harga, kata Hamzah tak menjadi masalah. Sangat terjangkau. “Setiap kali melintas pasti saya pilih makan siang di sini,” sebutnya lagi. Nah, jika Anda melintas di jalan nasional Medan-Banda Aceh, tampaknya menu serba kampung ini bisa dicoba. Dipastikan gurih dan nikmat. (ndy/Kompas)

Endy Poerwanto