MATARAM, bisniswisata.co.id: Hotel-hotel di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, bakal beroperasi pada 2021. Hotel-hotel tersebut membutuh pekerja dengan rasio 1:1,5 orang setiap kamar. Jumlah kamar yang akan dioperasikan sekitar 2.000 kamar hotel. Dengan demikian butuh sekitar 3.000 orang pekerja trampil perhotelan.
Mandalika yang dikelola Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC – PT Pengembangan Pariwisata Indonesia), sejak tahun 2017 telah resmi beroperasi sebagai KEK dan sejak itu telah menarik Real Estate Investment sebesar US $ 1,3 miliar. Saat ini, The Mandalika tengah dibangun sebagai destinasi pariwisata kelas dunia, dengan berbagai fasilitas dan atraksi berstandar internasional.
Di Mandalika sedang dibangun Paramount Lombok Resort & Residences yang investasinya Rp 1,2 triliun. Hotel dengan brand perusahaan film asal Amerika Serikat Paramount itu, menyediakan 525 kamar. Selain itu, terdapat juga hotel berbintang berskala internasional Hotel Pullman dan Hotel Royal Tulip, yang juga memasuki tahap penyelesaian. Hotel Pullman berkapasitas 270 kamar mulai dibangun pada Oktober 2017 dan Hotel Royal Tulip berkapasitas 198 kamar.
Juga pembangunan Hotel X2 yang direncanakan berkapasitas 240 kamar, Hotel Grand Mercure berkapasitas 342 kamar, Aloft by Marriot berkapasitas 173 kamar dan sejumlah hotel lain. Mandalika kian menarik. Pasalnya, pada 2021, Mandalika menjadi tuan rumah untuk kompetisi MotoGP.
Di dalam kawasan Mandalika Vinci Grand Project, BUMN asal Perancis akan mengembangkan Mandalika Street Race Circuit Cluster. Proyek cluster seluas 130 hektare tersebut akan melengkapi akomodasi berkelas internasional di The Mandalika.
Street-Race Circuit (Sirkuit Jalan Raya) pertama di dunia yang dibangun dari tahap konsep, akan dibangun dengan standar Fédération Internationale de Motorcyclisme (FIM) dan Fédération Internationale de l’Automobile (FIA) untuk kelayakan penyelenggaraan kejuaraan dunia balap motor.
Mandalika Street Race Circuit bakal menawarkan sejumlah keunggulan. Seperti dijelaskan oleh General Support ITDC di Lombok, Lanang Brata Suta, ITDC telah memulai penyiapan lahan area sirkuit MotoGP seluas 130 hektar, yang terdiri 18 tikungan sepanjang lintasan 4,32 kilometer untuk keperluan 24-27 lap. ”Rencana fisik sirkuit MoToGP dibangun Oktober 2019 dan selesai awal 2021 sesuai jadwal waktu berlangsungnya MotoGP,” ujar Lanang Brata seperti dilansir laman Tempo, Senin (07/10/2019).
Selain MotoGP, ada pula rencana menggelar balapan Formula 1 (F1) di Lombok. Formula 1 telah terbukti menjadi acara olahraga ketiga yang paling banyak ditonton di dunia setelah Piala Dunia FIFA dan Olimpiade. Dengan 21,1 juta pengikut media sosial, disiarkan televisi di 159 negara, dan rata-rata 200.000 orang menghadiri setiap perlombaan, F1 hampir dipastikan akan melahirkan dampak positif yang menakjubkan.
Karenanya, untuk mengantisipasinya, menurut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah Lalu Putrie, pemerintah dan masyarakat harus menyiapkan diri melihat peluang yang datang, “Banyak sekali peluang yang tersedia,” katanya.
Ia pun mengutip pesan nenek moyang Sasak yang berbunyi “Dendek lengah dendah lupak peririk bale langgak gubuk gempeng gumi paer,” yang artinya jangan lupa benahi rumah dan kampung halaman. ”Bukan hanya fisiknya tetapai termasuk sumber dayanya,” ujarnya.
Salah seorang putra daerah Lombok Tengah, Vicky Hanoi, yang juga menjabatGeneral Manager Pearl of Trawangan (PoT) di pulau wisata Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, bersama rekan-rekannya sesama eksekutif hotel sepakat mendirikan Pusat Pelatihan Pengembangan Profesi Lombok (P4L) di Mataram. Mereka efektif membuka pendidikan terhitung November 2019.
Didukung oleh eksekutif Amazing – operator jaringan hotel nasional – yang memiliki 38 hotel se-Indonesia, P4L membuka pendidikan selama setahun untuk putra daerah. ”Kami mengutamakan kwalitas. Berapa pun yang mendaftar, pendidikan tetap akan berjalan,” ujar Vicky Hanoi, Sabtu 5 Oktober 2019 petang.
Menurutnya, P4L diperkuat setidak-tidaknya oleh delapan orang general manager hotel di Lombok, yang siap menjadi dosen pengajarnya. Bidang pendidikan yang akan diberikan yaitu room division dan food & beverage. ”Selama setahun akan menjalani pelatihan,” ucap Vicky Hanoi yang bertindak sebagai ketua P4L.
P4L akan membekali para siswanya, yang dikenai biaya Rp 12 juta hingga Rp 15 juta berdasarkan subsidi silang sesuai kemampuan ekonominya, yaitu menjalani teori pengenalan perhotelan selama tiga bulan, penjurusan tiga bulan, dan selama enam bulan terakhir menjalani praktek kerja. “Keseluruhan biaya yang dipungut sudah termasuk pakaian dan kegiatan yang dijalaninya,” kata Vicky Hanoi didampingi Marudut Sihombing – Resort Manager Meno Island Vila.
Vicky mengatakan di Hotel PoT yang memiliki 88 kamar dan sedang ekspansi mendirikan 62 kamar di kawasan Sunset Gili Trawangan, terdapat 30 persen pekerja yang berasal dari Lombok Tengah. Di Lombok, selama ini sudah ada Politeknik Pariwisata Lombok di bawah Kementerian Pariwisata yang berkedudukan di Puyung Lombok Tengah. Politekni tersebut sudah memasuki tahun akademik keempat.
Selain itu terdapat jurusan Pariwisata Fakultas Ekonomi Universitas Mataram dan Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram yang berusia 21 — dulunya adalah Akademi Pariwisata di bawah Yayasan Kertya Wisata Mataram. Sementera di tingkat sekolah menengah atas, terdapat Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata. (ndy)