DAERAH

Lebaran, Kunjungan Wisatawan ke Istana Siak Anjlok

SIAK, bisniswisata.co.id: Istana Asserayah Al Hasyimiah di Kabupaten Siak Riau, yang dikenal dengan sebutan Istana Siak, menerima kunjungan 25.529 wisatawan selama libur Lebaran 2019. Kunjungan wisatawan di Istana Siak pada libur Lebaran tahun ini sedikit menurun dibandingkan tahun 2018, mencapai 25.681 orang mengunjungi tempat kediaman Sultan Siak Sri Inderapura yang mulai dibangun tahun 1889.

“Wisatawan ke Siak pada libur Lebaran tanggal 6 sampai 9 Juni paling banyak ke Istana Siak,” kata Kepala Bidang Destinasi dan Industri Dinas Pariwisata Kabupaten Siak Arie Darmawan di Pekanbaru, Selasa (11/6).

Pengunjung Istana Siak paling banyak pada 8 Juni, sebanyak 7.403 orang. Sementara pada 6 dan 7 Juni, jumlah pengunjung objek wisata andalan Siak itu berturut-turut 7.220 dan 6.000 wisatawan.

Mayoritas wisatawan yang mengunjungi Istana Siak selama libur Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah berasal dari dalam negeri, hanya tiga orang yang berasal dari luar negeri.

Menurut data Dinas Pariwisata Siak, secara keseluruhan ada 81.218 wisatawan Nusantara dan 16 wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Siak selama libur Lebaran. Objek wisata yang selama kurun itu dikunjungi banyak wisatawan selain Istana Siak adalah Taman Tengku Agung, Tepian Bandar Sungai Jantan, Segaran Jiwa Kampung Jayapura dan Makam Sultan Syarif Qasim.

Peninggalan sejarah masa kerajaan Siak berupa Istana Siak Sri Inderapura menjadi objek wisata unggulan di Riau. Ada beberapa catatan saat mengungjungi bekas kediaman para Sultan kala itu.

Istana Siak telah dihuni oleh dua belas Sultan, mulai dari tahun 1723 hingga 1945. Istana Siak diresmikan oleh Sultan Syarif Hasyim, dan Sultan yang terakhir yang menghuni Istana Siak iyalah, Sultan Syarif Hasyim II. Beliaulah yang menyerahkan kerajaannya pada pemerintah Republik Indonesia ketika Indonesia merdeka.

Lantai bawah Istana dibagi menjadi enam ruangan sidang: Ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan di samping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta. Kini, setiap ruang sidang diilustrasikan melalui patung, lengkap dengan busana khas Melayu.

Istana yang tampak megah ini memiliki corak-corak khas Melayu, Arab, dan Eropa. Berbagai pernak-pernik ruangan, diimpor langsung dari Eropa dan Arab. Jadi jangan heran bila kamu berkunjung di sini, menyaksikan betapa megahnya Istana Siak pada masa itu.

Berbagai benda peninggalan Istana Siak tetap dipajang, supaya para pengunjung bisa melihat-lihat barang antik yang ada. Ketika melihat, dilarang menyentuh benda tersebut, karena usia benda yang ada di sana, sudah sangat tua. Bukan hanya peralatan seperti piring dan gromofon, foto-foto Sultan pun terpajang rapi di Istana Siak ini.

Jarang ada di Indonesia yang masih melestarikan benda-benda peninggalan ketika masa kesultanan. Di Siak inilah, kamu bisa melihat benda-benda peninggalan para Sultan yang tetap awet dan terawat. (NDY)

Endy Poerwanto