Lebaran, Okupansi Hotel Diprediksi Anjlok 30%

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menilai harga tiket pesawat makin mahal diprediksi ikut berimbas pada bisnis perhotelan di momen Lebaran. Tingkat keterisian hotel diprediksi turun cukup dalam, diproyeksikan okupansi hotel pada Lebaran tahun 2019 bisa turun antara 20% sampai 30%

“Sejak akhir 2018, efek kenaikan harga tiket pesawat serta kurangnya kemampuan maskapai penerbangan nasional berkompetisi dengan pemain dari negara lain, secara tidak langsung berimbas pada tingkat okupansi hotel,” papar Wakil Ketua Umum PHRI Maulana Yusran.

Dengan kenaikan tarif pesawat terbang, lanjut dia, masyarakat yang mudik dan tidak berdomisili di Jakarta kemungkinan besar lebih memilih moda transportasi darat, yang dapat memakan waktu perjalanan hingga berhari-ini. “Hal ini dapat mengurangi long of stay masyarakat di hotel untuk wisata. Jika biasanya bisa seminggu, rata-rata bisa saja 1-2 hari,” tuturnya.

Dilansir laman Kontan, Kamis (30/05/2019), Maulana menyebut sejak 2014 hingga 2018, pihaknya mencatat terjadi kenaikan okupansi hotel sebesar 5%-10%. Kenaikan yang disebutnya tidak terlalu signifikan ini didorong oleh pembangunan infrastruktur oleh pemerintah.

Jika tahun ini terdapat pengurangan jadwal penerbangan, sementara tahun sebelumnya maskapai penerbangan selalu menyediakan tambahan penerbangan ekstra. “Saya berpendapat, jika pemerintah lebih bijak menentukan tarif pesawat, jumlah orang yang berwisata dan tingkat okupansi bisa bertambah banyak saat lebaran. Maka dari itu, tahun ini sangat disayangkan,” pungkasnya. (NDY)

Endy Poerwanto