DAERAH

Lava Gunung Karangetang Keluar, Wisatawan Jangan Mendaki

SITARO SULAWESI UTARA, bisniswisata.co.id: Aktivitas guguran lava pijar keluar dari puncak Gunung Karangetang (1784 mdpl), Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara (Sulut), masih tinggi. Berdasarkan pengamatan pada Kamis (17/10/2019) pukul 00:00-06:00 WITA, asap kawah bertekanan sedang hingga kuat berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal dan tinggi 150-400 m di atas puncak kawah.

Kepala PGA Karangetang Yudia Prama Tatipang dalam keterangan tertulisnya menjelaskan, sinar api kawah utama tinggi lebih kurang (lk) 25-50 m dan cahayanya terang. Guguran lava pijar dari puncak kawah sering dan guguran lava pijar dari ujung leleran lava sering bahkan menerus ke arah kali Nanitu Sesepe dengan jarak luncur lk 1000-1750 m, sense lk 1000-1500 m.

“Guguran ke arah kali Batang dan Beha Barat sesekali terjadi lk 800 m, dan rerumputan di pinggiran Gunung Areng Kambing/Kali Batang terbakar. , sampai saat ini Gunung Karangetang masih Level III atau siaga. Dan masih ada sinar api lebih kurang sepuluh meter, dan luncuran lava dari puncak sesekali terjadi,” ungkap Yudia seperti dilansir laman Sindonews, Kamis (17/10).

Begitu pula dengan leleran lava pijar kali Pangih lk 1750 m, dan dari ujung leleran terjadi guguran lava lk 25-50m. Asap kawah dua putih tipis, sedang tekanan gas lemah sampai sedang tinggi lk 50-400 m sinar api lk 10-25 meter. Saat ini, tingkat aktivitas Gunung Karangetang masih di level III (Siaga).

Yudia merekomendasikan masyarakat dan wisatawan tidak mendekati, tidak melakukan pendakian, dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya, yaitu radius 2.5 km dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan), termasuk area perluasan sektoral dari Kawah Dua ke arah Barat Laut-Utara sejauh 4 km. Dan, dari kawah utama sejauh 3 km ke arah barat.

Masyarakat maupun wisatawan di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.

“Masyarakat maupun wisatawan pendaki yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang, agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai,” sarannya.

Wisatawan selain mendaki gunung Karangetang juga menikmati pantai Temboko Lehi di kaki gunung Karangetang. Pantai ini memiliki keunikan tersendiri. Air lautnya terasa panas di sepanjang garis pantai berpasir putih dengan air laut yang jernih berwarna kebiruan. Air di sekitar pantainya terasa tawar. Seakan terpecah menjadi dua sisi, ada air asin dan air tawar.

Pemandangan gelembung panas kerap terlihat di pantai ini. Bagi yang suka bermain istana pasir, Anda dapat menyaksikan uap air panas muncul dari dalam galian pasir. Ikan-ikan pun tidak ada yang berani mendekat dan hidup di sekitar Pantai Lehi.

Saking panasnya suhu air pantai, telur mentah yang dicelupkan ke dalam air pantai bisa matang. Karena itu, pengunjung dilarang masuk dan berenang sembarangan di pantai ini. Bila ingin berenang, Anda bisa menuju sebuah kolam kecil yang ada di sekitar pantai.

Lokasi agak tersembunyi. Anda harus berjalan beberapa meter dari pantai berpasir, dan menyusuri batu-batu besar untuk menemukan lekukan bebatuan. Di lokasi bebatuan itu, Anda bisa merasakan sensasi hangat dari uap air panas yang keluar dari bebatuan. (ndy)

Endy Poerwanto