Lari, Ajang Sport Tourism Merebak di Penjuru Nusantara

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Sport tourism di Indonesia makin menjanjikan. Gelaran balap sepeda, lomba layar, arum jeram, dragon boat hingga lomba lari muncul sejak beberapa tahun lalu dimanfaatkan sekaligus memperkenalkan potensi wisata pada audience lebih luas, termasuk kalangan milenial.

Lari, olahraga yang acap kali masuk dalam kategori sport tourism. Kian populernya olahraga satu ini, entah dilihat dari jumlah partisipan atau bertambahnya komunitas lari dalam negeri, membuat banyak pihak melihat peluang emas di baliknya.

Berganti peran yang tak sekadar cari keringat, para pelari bisa sembari menikmati sejuk udara, bahkan cantik pemandangan di sepanjang jalur. Dari sekian banyak, berikut beberapa di antaranya seperti dilansir laman liputan6.com, Sabtu (03/08/2019):

#. Banyuwangi Half Marathon
Perdana berlangsung pada akhir Maret 2019, Banyuwangi Half Marathon 2019 merupakan garapan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi didukung Bank Mandiri. Berawal dari kawasan Taman Blambangan, acara ini diikuti tak kurang dari seribu peserta yang tentu saja didominasi angkatan usia muda. Di samping memfasilitasi kegemaran milenial pada olahraga lari, Pemkab Banyuwangi juga ingin mendorong kunjungan wisata ke destinasi yang beberapa tahun belakangan memang mulai hits tersebut.

#. Mandeh Run
Di samping mempopulerkan gerakan hidup sehat, acara lari yang berlangsung awal Maret 2019 ini, sesuai namanya, bermaksud menampilkan keindahan kawasan Mandeh, Sumatera Barat. Para pelari diharapkan bisa menikmati waktu berlari sembari dimanjakan cantik hamparan hutan tropis berpadu pesisir biru. Dijuluki The Paradise of the South, belum lengkap rasanya bila tak mampir ke Mandeh saat mengunjungi Sumatra Barat. Event lari garapan BRI yang bekerja sama dengan Karambia Runners dan BRI Runners, serta didukung Kementerian Pariwisata ini terbagi dalam tiga kategori 5K, 10K, dan 21K.

#. Pati Run
Pati memperkenalkan kecantikan wilayahnya lewat gelaran acara lari. Tahun lalu, Pati Run berhasil diikuti masyarakat umum, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pemerintah kecamatan, dan Forkompimda Kabupaten Pati. Bupati Pati Haryanto mengatakan, sepanjang rute, para peserta akan merasakan sendiri keindahan alam sekitar sehingga nantinya bisa tertarik untuk berkunjung. kegiatan serupa akan kembali diagendakan berlangsung di sejumlah kawasan wisata di wilayah Pati, seperti Jollong, Gunungrowo, dan Gua Pancur.

#. Menoreh Trail Run
Susur hutan yang dihadirkan dalam kegiatan lari gagasan Pemerintah Desa dan Karang Taruna Margoyoso ini dimaksudkan memperkenalkan potensi wisata sekitar, khususnya Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman, Magelang, Jawa Tengah, Event lari yang berlangsung tahun lalu ini diikuti ratusan peserta dengan rute memperlihatkan pemandangan persawahan, bahkan air terjun. Biaya yang saat itu dikenakan adalah Rp3 ribu dan Rp5 ribu bagi peserta yang mendaftar di tempat.

#. Situbondo Ultra Run
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Situbondo dan Koni setempat sepakat menggelar Situbondo Ultra Run 2018, Desember tahun lalu, dalam rangka mempromosikan wisata Gunung Argopuro. Gunung ini dikenal sebagai trek pendakian gunung terpanjang se-Jawa. Digelar di lereng Gunung Argopuro, terdapat empat kategori dalam acara ini, yakni nasional menempuh jarak 35 kilometer, umum menempuh jarak 25 kilometer, pelajar menempuh jarak 10 kilometer, dan couple dengan jarak 10 kilometer. Karena dikelilingi hutan, Anda tak perlu kehabisan udara segar di sini.

#. Penanggak Road Hill 10K
Event lari ini merupakan upaya memperkenalkan destinasi wisata baru di Lombok Barat, yaitu Bukit Penanggak di Kecamatan Batulayar. Rute yang ditempuh sangat menantang, lantaran naik-turun bukit yang mengitari Bukit Desa Penanggak. Sajian tuak manis, minuman khas Desa Penanggak jadi daya tarik sekaligus pelepas dahaga para pelari di kilometer ke empat. Penyelenggaraan acara di Juli 2019 ini diharapkan membantu pariwisata Lombok bangkit setelah gempa tahun lalu.

#. Lari lintas alam Magelang
Sukses menggelar Lomba Lari Lintas Alam MesaStila Peaks Challenge ke-8 Tahun 2018, kini MesaStila Resort and Spa kembali menyelenggarakan sport tourism serupa dengan menjelajahi lima gunung sekaligus. Lomba lari lintas alam ini akan berlangsung pada 4 hingga 6 Oktober 2019. Diperkirakan jumlah peserta sebanyak 500 pelari dari dalam dan luar negeri. Even ini, selain untuk olahraga juga sangat cocok dengan kondisi potensi wisata alam yang begitu indah yang ada di Kabupaten Magelang. Dampaknya agar pariwisata Magelang bisa dikenal secara nasional bahkan internasional.

Ajang lari ultramarathon ini menantang pesertanya berlari melintasi lima gunung yang menjadi bagian dari trek lari MesaStila 100 Miles, yakni Gunung Andong (1.726 m), Gunung Merbabu (3.145 m), Gunung Merapi (2.930 m), Gunung Telomoyo (1.894 m), dan Gunung Gilipetung (1.400 m). Kelima gunung itu memiliki ketinggian kumulatif mencapai 7.758 m. Ada lima kategori berbeda yang diperlombakan di MesaStila 100 Miles edisi kesembilan. Pertama, MesaStila 100 miles dengan jarak 170 km, Kedua, MesaStila 100 miles dengan jarak 100, Ketiga, MesaStila 100 miles dengan Km 65 km, Keempat MesaStila marathon 42 km, dan terakhir MesaStila half marathon 21 km.

Ajang Sport Tourism ini, hasil kerjasama MesaStila Hotel dan Resorts, dan Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Pariwisata Magelang ini turut menawarkan keindahan alam di Jawa Tengah. Bagi para peserta, mereka akan melalui lintasan yang tidak biasa seperti jalan-jalan di desa-desa kecil, area persawahan, hingga menyeberangi dan mendaki gunung-gunung. (END)

Endy Poerwanto