JAKARTA.bisniswisata.co.id: Namanya Okto (24), pemuda asal Depok yang ingin menceritakan pengalamannya selama Pandemi. ia sebelumnya adalah karyawan swasta disebuah perusahaan yang bekerja dibidang tekstil.
Namun akibat dari pandemi global yang juga berimbas pada perusahaan tempatnya bekerja, Okto yang menjadi pegawai baru akhirnya harus kehilangan pekerjaannya karena perusahaan tidak lagi mampu membiayai operasional setelah tidak ada aktivitas dan penghasilan.
Saat ini ia mencoba mengerjakan apa saja yang bisa ia kerjakan, salah satunya adalah menjadi driver online untuk tidak membebani orang tua dimasa pandemi ini.
“Sudah sekitar 6 bulan saya menjadi driver online, kalau ditanya khawatir tertular COvid-19 atau tidak, sejujurnya saya mengatakan tidak begitu khawatir dengan COVID-19 selama kita bisa menjaga kebersihan,” kata Okto.
Dia percaya dengan langkah-langkah yang diterapkan pemerintah seperti himbauan 3 M, memakai masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak untuk mencegah penyebaran virus mematikan tersebut.
” Pemerintah Indonesia mengacu pada Organisasi Kesehatan Dunia WHO, jadi seluruh dunia juga mengikuti panduan tersebut. Jadi mengapa sebagai seorang individu kita tidak mau mengikuti aturan yang berlaku di dunia?. Aturan tersebut pastinya telah melalui uji coba dengan tingkat keberhasilan yang tinggi,” kata Okto.
Itu sebabnya, dia juga selalu membersihkan mobilnya dengan disinfektan setelah selesai, dan menjaga kebersihan diri setelah bepergian. ” COVID-19 itu nyata dan bisa seluruh keluarga terpapar jika kita tidak mengikuti aturan apalagi setelah beraktivitas di luar rumah dengan orang lain,”
Ia mengaku menjadi driver online untuk mengisi kesibukkan, dan belajar mandiri, untuk tidak begitu bergantung kepada orang tua. Pandemi juga mengajarkan padanya bahwa hidup penghuni dunia ini bisa berubah drastis karena wabah penyakit.
” Lagi pula saya malu umur sudah 24 tahun. Walaupun orang tua saya mampu tapi ini proses pembelajaraan, sampai kapan orang tua bisa biayai kita? Kan tidak selamanya orang tua mampu untuk terus membiayai kita, umur mereka akan semakin tua,” tuturnya.
Dari situ Okto berpikir untuk belajar tidak bergantung kepada orang tua. Awalnya sangat berat apalagi dengan pandemi mencari lowongan berbanding terbalik dengan tahun lalu.
“Tahun 2019 saya masih nyari pekerjaan, sebulan bisa 2-3 kali interview di beberapa perusahaan, tapi sekarang sudah beberapa bulan belum ada panggilan interview masuk kerja,”
Lowongan ada, tapi jumlahnya jauh sangat sedikit, tapi sekarang ikhlas saja. Dia selalu berfikir nanti juga akan segera dapat lagi pekerjaan, jadi tidak menjadi beban fikiran, ungkapnya.
Memanfaatkan kendaraan pribadi, Olto putuskan sembari menunggu pekerjaan mengisi waktu luang menjadi driver online, ini proses pendewasaan sebenarnya .” Menurut saya, kedepannya akan lebih banyak tantangan sehingga ini ujian mental juga kesabaran,” tambahnya.
Saat ini Okto menyadari bukan hanya dia yang kehilangan pekerjaan, tapi jutaan orang di dunia dengan kehidupan yang jauh lebih sulit dari dirinya. Oleh karena itu dia juga berupaya untuk mendisiplinkan diri untuk menjalani profesi dirinya.
” Keluarga saya masih sangat mampu membiayai saya secara finansial, namun motivasi saya untuk manduri lebih besar. Orangtua sudah membesarkan dan memberikan pendidikan hingga bergelar sarjana jadi hadapi problema pandemi ini mumpung belum punya istri dan anak juga. Belajar bertanggung jawablah,”
Menurut Okto, pandemi ini memang sangat berat, berpengaruh kepada semua sektor, tapi dia berharap semua orang tetap sabar menghadapi ujian ini, karena keadaan pasti membaik.
“Hal yang terpenting selama kita punya kemauan dan tekad, lakukan apa yang bisa kita lakukan, dan terus berjuang dengan begitu kita bisa menjalani lebih semangat dan positif, jangan putus asa, percaya rezeki sudah ada yang mengatur ” ucapnya tegar.
Untuk teman-teman yang kehilangan pekerjaannya, yang baru lulus dan sedang mencari pekerjaan, jangan merasa pesimis karena belum ada panggilan kerja, jangan menyerah, terus saja melamar.
“Kita hanya tinggal tunggu waktu saja. Dengan pesimis tidak akan mengubah keadaan, tapi kalau kita optimis setidaknya kita semangat menjalani hari-hari kita, dan jangan lupa untuk menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan,” pesannya.