Kuliner di Swiss, Lobster Dilarang Direbus Hidup-hidup

SWISS, Bisniswisata.co.id: Siapa tak kenal kuliner Lobster. Salah satu Sea Food ini, digemari banyak orang. Meski harganya selangit, namun tetap diburu pecinta kuliner sea food. Kelezatannya membuat makanan laut menjadi santapan dan hidangan yang lezat.

Biasanya, untuk mengolahnya, lobster biasanya direbus terlebih dahulu hidup-hidup sebelum dimasak menjadi berbagai makanan lezat. Hal ini dilakukan, karena banyak yang berasumsi jika lobster tidak bisa merasakan sakit. Namun, para ilmuwan telah menemukan sistem saraf lobster sangat canggih dan cukup kompleks sehingga terasa sangat sakit saat direbus hidup-hidup.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (17/01/2018) berdasarkan penemuan itu, mulai 1 Maret 2018, pemerintah Swiss mengeluarkan larangan untuk merebus lobster hidup-hidup sebelum diolah. Dengan kata lain, lobster harus dimatikan terlebih dahulu sebelum direbus.

Pemerintah Swiss juga menerapkan larangan menempatkan lobster dan kepiting di atas es atau di air dingin. Kepiting dan Lobster hidup yang hendak dijual, harus ditempatkan dalam wadah dibuat seperti habitat mereka.

Undang-undang baru, akan diberlakukan pada Maret 2018. Setelah melalui perdebatan panjang di kalangan ilmuwan dan peneliti tentang apakah lobster merasakan sakit sama sekali saat direbus. Awalnya, peneliti menyimpulkan hewan seperti lobster dan serangga merasa tidak sakit berkat sistem saraf sederhana.

Penelitian yang lebih baru telah menunjukkan lobster mungkin merasa sakit. Sebuah studi tahun 2013 diterbitkan dalam Journal of Experimental Biology menemukan kepiting memilih untuk menghindari sengatan listrik saat terkena.

“Bahkan jika Anda enggan untuk percaya bahwa data tersebut sebagai sugestif hewan-hewan tersebut mengalami rasa sakit, apakah ini bermanfaat untuk menerapkannya pada miliaran hewan setiap tahun di seluruh dunia?” papar Bob Elwood dari Queen’s University Belfast kepada BBC

Keputusan Swiss dipuji Inggris dari kelompok hak asasi manusia People for the Ethical Treatment of Animals (P.E.T.A.). Pada tahun 2013, kelompok tersebut membuat video yang menunjukkan “pembantaian” terhadap lobster dan kepiting.

Bahkan Keputusan Swiss disambut oleh Profesor Robert Elwood, profesor emeritus dalam ekologi, evolusi, perilaku dan ekonomi lingkungan di Queens University, Belfast. Elwood melakukan serangkaian percobaan yang menyarankan Lobster adalah makhluk dan merebuh dalam kondisi hidup tidak manusiawi.

“Dengan data yang kami ketahui, sangat mungkin hewan itu akan sakit. Kami memberi perlindungan pada burung dan mamalia, saat ini kami hanya memberi sedikit perlindungan untuk lobster dan kepiting,” ungkapnya.

Ternyata, Italia bahkan Selandia Baru sudah lebih dulu menerapkan peraturan ini. Pada Juni 2017, pengadilan tertinggi di Italia memutuskan bahwa lobster tidak boleh disimpan di atas es di restoran karena hal itu menyebabkan mereka mengalami penderitaan yang tidak dapat dibenarkan sebelum mereka menuju kematian dan akhirnya dijadikan santapan. (BBC)

Endy Poerwanto