ENTREPRENEUR HALAL KULINER

Kue Lekker : Raga Desa, Rasa Kota

JAKARTA. bisniswisata.co.id: Manis, renyah, dan menagihkan. Itu adalah ketiga kata yang saya pilih untuk mendeskripsikan rasa kue lekker, cemilan ringan hasil perkawinan budaya Indonesia dan Belanda ini tentu saja sudah sangat akrab di telinga dan lidah orang Indonesia.

Hampir setiap orang pasti memiliki memori dan cerita masa kecil soal kue lekker. Begitu halnya dengan Dimas Andika, pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur ini bisa dibilang sebagai penggemar nomor satu dari kue lekker.

                 Dimas Andika

Dia kerap membeli jajanan kue lekker sepulang sekolah saat mengenyam pendidikan Sekolah Dasar di kota Salatiga, Jawa Tengah. Tak tanggung-tanggung memesan setidaknya sepuluh kue sekali membeli.

Kecintaannya terhadap kue lekker ternyata tidak berhenti setelah dia beranjak dewasa, pria yang mengaku ‘suka makan’ ini memilih untuk terjun dalam bisnis kuliner dengan berjualan kue lekker.

Sebelum sukses berbisnis, Dimas menghabiskan waktu selama 10 bulan lamanya untuk mempelajari lebih lanjut seluk beluk mengenai kue lekker. Berbagai kota di Pulau Jawa telah ia jelajahi sambil berguru dengan para ‘living legend’ alias ahlinya ahli dalam persoalan kue lekker.

Dimulai dengan Pak Jumri yang tidak lain tidak bukan adalah pedagang kue lekker langganannya sejak SD di Salatiga. Lalu beranjak ke Solo, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.

Dalam perjalanan risetnya, Dimas banyak belajar dari pengalaman suka dan duka para seniornya baik secara langsung maupun tidak langsung. Mulai dari keramahtamahan kepada pelanggan, menjaga rasa dan kualitas, hingga teknik membuat kue lekker secara tradisional.

Lekker Tradisional di CJ Leker
Kue Lekker Modern di Lekkereats
Lekker Hampers di Lekkereats

Konon katanya, kue lekker pertama kali diciptakan ketika para penjajah dari Belanda menugaskan para pesuruh pribuminya untuk membuat pannekoek.

Namun karena minimnya ilmu dan peralatan yang mumpuni, ‘pannekoek’ yang dihasilkan memiliki tekstur yang tidak merata alias tebal ditengah dan dikelilingi dengan adonan yang tipis dan renyah karena wajan cekung yang digunakan kala itu.

Para Meneer kurang puas dengan hasilnya namun memberikan pujian kepada para pesuruh karena bagian luar yang tipis dan renyah ternyata memiliki rasa yang sangat enak. “Dit is lekker..!!” sahut para Meneer atau dalam bahasa Indonesia artinya “Ini enak..!!”.

Namun karena keterbatasan bahasa, para pesuruh mengira bahwa nama kue tersebut adalah kue lekker dan akhirnya menjadi makanan yang rutin dibuat untuk para Meneer dan selanjutnya dibuat secara merata dengan adonan yang tipis dan renyah.

Setelah merasa memiliki bekal yang cukup, Dimas mencoba membuat sendiri kue lekker secara tradisional menggunakan wajan serabi baja dan ternyata jauh lebih sulit dari yang diduga. Setelah 25 kali percobaan, hanya satu diantaranya yang berhasil.

Akhirnya pada bulan Desember 2015, Dimas membuka kedai kue lekker pertamanya di kota Salatiga dengan nama CJ Leker alias Ceria Jaya yang menjual kue lekker berbagai rasa dan dibuat secara tradisional menggunakan wajan serabi baja.

Bisnisnya bisa dibilang cukup sukses. Dalam jangka waktu 1,5 tahun, Dimas sudah berhasil membuka 4 cabang yang tersebar dalam berbagai titik di kota Salatiga.

Namun karena beberapa kesalahan dalam mengambil keputusan bisnis, dia terpaksa menutup semua cabangnya yang berimbas setelah mendapati kerugian besar hingga ratusan juta rupiah saat mengikuti sebuah bazaar.

“Terus setelah bangkrut aku sempat jadi sales mobil dan sales asuransi dulu, setelah itu pernah juga menjalani perusahaan outsourcing SPB SPG, tapi bangkrut lagi karena pandemi” ujar Dimas. Setelah bangkrut untuk yang kedua kalinya, dia memutuskan untuk hijrah dan bekerja di Ibukota Jakarta.

Selama bekerja di Jakarta, Dimas bertemu dengan seorang investor yang berminat untuk memodali bisnis kue lekker miliknya, dan pada 25 Desember 2020 dia kembali membuka kedai kue lekker di Kebun Jajan Rempoa dengan konsep dan nama yang berbeda.

Lekkereats namanya, branding ini dipilih oleh Dimas karena ia ingin untuk mengembangkan menunya tak terbatas dengan kue lekker. Karena satu dan lain hal, kedai Lekkereats bergeser tempat ke lokasi saat ini yaitu Warung Jajan Veteran pada 25 Desember 2021.

Berbagai macam menu di Lekkereats

Jenis kue lekker yang dijual juga berbeda, alias menggunakan wajan pipih ala Crepes dan topping-topping yang kekinian. Mulai dari Nutella, Ovomaltine, Lotus Biscoff, dan lain sebagainya.

Belakangan ini dua juga menjual menu-menu lainnya seperti donat dan pancake yang juga divariasikan dengan topping-topping pilihan serta berbagai minuman unik yang tidak dapat dijumpai di tempat lain.

Saat ditanya soal tips dan trik dalam berbisnis, Dimas berkata “tidak ada usaha yang tidak membutuhkan modal dan perjuangan. karena usaha apapun tidak ada yang tanpa modal. usaha tanpa modal itu omong kosong”.

Modal yang dimaksud bukan hanya uang. Tetapi juga ilmu dan tentu saja yang paling mahal adalah pengalaman. Kedepannya, Dimas berniat untuk kembali mengembangkan bisnisnya dengan membuka cabang di lokasi yang berdekatan dengan kedai saat ini serta menyiapkan untuk membuka waralaba.

Justin Sabrinsky

Co-Founder & Creative Director of EXPLORE! e-Magazine by bisniswisata.co.id