BALI, bisniswisata.co.id: MENINGKATKAN imune tubuh, salah dua yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan sehat, gizi seimbang, fresh. Tanpa kehilangan cita rasa dan kehilangan hobi mencicip olahan dapur baik nusantara mau pun dari mancanegara.
Nilai tambah berlipat saat makanan tidak hanya memberi nilai lebih pada jasmani dan rohani, juga memberi kesempatan berbagi kepedulian sosial. Terlebih saat krisis sebagai dampak pandemi — diharapkan segera tertangani— setiap langkah, hendak lah memberi manfaat sebesar- besarnya bagi lingkungan.
Untuk kudapan sehat, memenuhi selera kekinian bagi semua kalangan, tiga kerabat dalam partner bisnis kuliner “Sankyoudai”, menawarkan olahan sushi, kuliner otentik etnis Jepang, dengan wasabhi dan saus khasnya.
Sankyoudai Sushi Restaurant, selain menyediakan alternatif kuliner sehat, juga membuka peluang kerja bagi tenaga terampil kudapan Jepang dan pelatihan bagi peminat pengembangan bisnis kuliner. Ungkap salah seorang share holder bisnis Sankyoudai Sushi, I Gede Wahyu Rismawan.
Pandemi, membawa hikmah tersendiri dalam bisnis kulinari. Tumbuh semarak bisnis makanan olahan dari rumah ke rumah dan warung serta resto mandiri di beberapa sudut tujuan wisata. Bali sebagai pulau tujuan wisata, dikunjungi warga dunia dengan membawa budayanya. Termasuk budaya kulinari mereka. Pilihan pun beragam, tersedia bagi semua kalangan dengan pilihan harga terjangkau.
Sushi yang identik dengan kudapan “mahal” ditangan chef Sankyoudai menjadi layak dikocek korban pandemi. “Tetap menjaga kulitas kudapan,” papar Wahyu kompetensi matematika yang melalangbuana sebagai sales marketing didunia bisnis.
Restoran sushinya didesign sebagai salah satu fusion Japanese restoran dengan konsep millennial. Menawarkan kelezatan masakan Jepang dengan sentuhan budaya Bali dan Indonesia. Diharapkan, restoran ini mampu menjadi salah satu fusion Japanese restaurant terbaik, sebagai trend center lifestyle bahwa makan sushi tidak harus mahal
Pandemi yang menyebabkan dinamika bisnis kepariwisataan terhenti sejenak, membangkitkan semangat lajang kelahiran Klungkung, 13 august 1989 untuk tetap berkarya. Berbekal pengalaman sebagai sales marketing produk hotel, villa, restoran dan masih menjabat sebagai resort manager, Wahyu didukung dua kerabat dekatnya membuka usaha sushi untuk menyalurkan ilmu, dapat membantu menampung tenaga kerja dan tentu saja tetap berpedoman menjaga nama Bali sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di dunia, jelasnya mewakili para share holder.
Di Sankyoudai Sushi, tidak harus memesan menu normal, pelanggan dapat memesan sushi dalam bentuk pieces dengan harga Rp. 5.000 – Rp 10.000. Bisa memilih makan ditempat di ruang berpendingin bebas asap rokok, boleh di outdoor. Restoran berkapasitas 25 kursi indoor dan 35 kursi outdoor, kapasitas terbatas, pasalnya manajemen menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.
Meski belum dapat melakukan reservasi on-line, Sankyoudai Sushi menyediakan nomor whatsapps customer service yang sigap mengirim daftar menu dan mencatatkan kursi bagi pelanggan. “Sekaligus membangun data base pelanggan,” jelas Wahyu
Target marketnya adalah komunitas sushi lover dan kaum millennial, mendukung pencapaian target market disiapkan live music, pertunjukan sulap dan fire dance. Wahyu juga menyiapkan pesan antar. Segera dibuka cabang di Canggu dan Ubud. Bagi share holder Sankyoudai Sushi, pelanggan datang sebagai tamu, pulang sebagai keluarga. Silaturahmi tetap dijaga, berharap mereka menjadi repeater guest yang loyal.