ASEAN NEWS

KTT IMT-GT ke-13 : Thailand Soroti Pariwisata, Pertanian, dan Industri Halal

BANGKOK, bisniswisata.co.id: DARI Government House, Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Thailand, Jenderal Prayut Chan-o-cha menghadiri dan menyampaikan pernyataan pada KTT IMT-GT (Indonesia- Malaysia- Thailand- Growth Triangle) ke-13 melalui videoconference.  Hadir dalam pertemuan tersebut Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob, Presiden Indonesia Joko Widodo, Sekretaris Jenderal ASEAN  Dato Lim Jock Hoi, dan presiden ADB Masatsugu Asakawa.

Pada kesempatan tersebut Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mengatakan selama dua tahun terakhir, pandemi COVID-19 telah memporak-porandakan seluruh dunia, termasuk subregion IMT-GT. Meskipun demikian, upaya pencegahan yang dipimpin oleh negara dan program vaksinasi yang dilakukan oleh negara-negara anggota IMT-GT telah menyebabkan penurunan jumlah kematian secara terus-menerus. Beberapa tindakan bantuan juga telah dilakukan, sehingga memungkinkan untuk mempertahankan ekonomi di masa-masa sulit ini.

Dalam kasus Thailand, pemerintah telah menerapkan serangkaian paket stimulus ekonomi dan perlindungan sosial. Sejak Juli,  untuk membuka jalan bagi pergerakan perekonomian negara Thailand telah menyambut wisatawan yang divaksinasi lengkap untuk memasuki negara itu tanpa karantina di bawah skema “Kotak Pasir Phuket” dan model “Samui Plus” .

Perdana Menteri berharap ketiga negara dapat berbagi informasi dan praktik terbaik untuk memperkuat proyek percontohan serupa dan mengembangkan standar umum untuk pariwisata pasca-COVID dengan “normal baru” yang memprioritaskan kepatuhan terhadap pedoman keselamatan dan kesehatan.

Ketika Thailand, Indonesia, dan Malaysia bekerja untuk mencapai pemulihan pasca-COVID dan memajukan kerja sama IMT-GT, penekanan kuat harus diberikan pada transformasi di tiga industri terkemuka yaitu kepariwisataan, pertanian dan industry halal.

Pariwisata IMT-GT, tegas PM Thailand lebih lanjut dapat dibangun di atas kemajuan masa lalu dalam mengubah subregion menjadi satu tujuan wisata. Disarankan agar jalur tematik dikembangkan lebih lanjut, serta kerja sama geopark kawasan IMT-GT. Demikian juga atas keberadaan jaringan infrastruktur fisik multimoda yang telah dibangun selama lima tahun terakhir dapat dimanfaatkan untuk mendukung upaya tersebut.

Disisi pertanian, dengan memaksimalkan proyek-proyek sebelumnya yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. IMT-GT dapat lebih meningkat baik produksi mau pun konsumsi komoditas pertanian dan agro-olahan bernilai tinggi, sesuai dengan kekuatan dan permintaan pasar. Sedangdi industry halal, penting bagi IMT-GT untuk memperkuat sertifikasi halal agar dapat diterima di pasar global.

Perdana Menteri juga menekankan perlunya IMT-GT untuk meningkatkan daya saing dalam industri halal, misalnya dengan memberdayakan UKM halal dan menciptakan lingkungan yang kondusif di mana mereka dapat berkembang.

Tiga Kunci Pendukung

Untuk memfasilitasi penguatan tiga industri unggulan tersebut, Thailand mengusulkan tiga kunci pendukung yang juga perlu ditingkatkan yaitu konektivitas fisik yang mulus. Thailand mendorong semua pemangku kepentingan untuk mempercepat pelaksanaan proyek-proyek yang sedang berjalan, dan memasukkan proyek-proyek baru ke dalam daftar PCP.

Ke dua, penyederhanaan aturan dan regulasi, dengan segera menyelesaikan Framework of Cooperation (FoC) di CIQ, sehingga penandatanganannya dapat dilakukan awal tahun depan. Penandatanganan dokumen ini akan membantu memfasilitasi pergerakan barang dan orang lintas batas di antara tiga negara dan mengarah pada perluasan perdagangan dan investasi di sub kawasan IMT-GT.

Dan hal paling penting, tegas Perdana Menteri Thailand lebih lanjut adalah kelestarian lingkungan. Thailand mendesak para pemangku kepentingan untuk menyadari pentingnya pemulihan hijau, dan juga ingin melihat proyek-proyek dilaksanakan dibawah Kerangka Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan (SUDF), yang sejalan dengan Bio-Circular-Green (BCG) Thailand. Model ekonomi hijau, diimplementasikan dengan berbagai pilihan pendanaan. Pendanaan swasta, misalnya, dapat dimanfaatkan dengan menerbitkan obligasi berkelanjutan, yang telah diujicobakan oleh Kementerian Keuangan Thailand. Serta pendanaan dari sumber lain, seperti dana perwalian yang didirikan oleh ASEAN atau ADB.

Perdana Menteri  Thailand juga menekankan bahwa selain Visi 2036 dan prioritas pembangunan negara-negara anggota IMT-GT juga harus selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) PBB, yang mencakup tiga dimensi pembangunan – ekonomi , sosial, dan lingkungan–, tanpa ada yang tertinggal. Dia  berharap pertemuan  ke-13 akan mengarah pada tindakan nyata dan  membantu IMT-GT mengatasi badai serta menciptakan peluang bagi masyarakat di masa depan.*

Dwi Yani

Representatif Bali- Nusra Jln G Talang I, No 31B, Buana Indah Padangsambian, Denpasar, Bali Tlp. +628100426003/WA +628123948305 *Omnia tempus habent.*