Kisah Heroik Dibalik Selamatnya Naskah Asli Curios George

Hans dan Margret (foto: times of Israel)

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Sebagian anak-anak Indonesia pasti mengenal tokoh George, sang monyet usil yang ada di serial kartun ‘Curious George’. Stasiun televisi ANTV pernah rutin menayangkannya pada 2016 silam. Animasi ini menampilkan tokoh monyet bernama George yang dibawa dari rumahnya di Afrika oleh “Pria Bertopi Kuning” untuk tinggal dengannya di kota. 

Setiap pagi pukul 06.00, anak-anak Indonesia dapat menyaksikan film animasi yang diadaptasi dari buku karya pasangan suami-istri Yahudi berkebangsaan Jerman, Hans Augusto Rey dan Margret Rey.

Buku ini pertama kali terbit di New York, Amerika Serikat, tepatnya usia Perang Dunia ke-2. Dan langsung meledak. Kini, Curious George sudah dicetak sebanyak 75 juta ekseplar dan diterjemahkan ke dalam 15 bahasa. Bukan hanya itu, Curios George bahkan punya tv show sendiri di Amerika, dan kisahnya sudah tiga kali diangkat menjadi film layar lebar. 

Namun, siapa yang mengira jika kesuksesan yang diraih ‘George’ saat ini, nyaris pupus. Seandainya Hans dan Margret tak cukup kreatif mencari cara melarikan diri dari Paris saat pasukan Nazi merangsek ke sana, tentu nasib ‘George’ tak secemerlang sekarang. 

Jauh sebelum buku Curios George menjadi mendunia, ada satu kisah yang kelak menentukan nasibnya. Kisah ini bermula dari sebuah apartemen di Rio de Janeiro, Brazil yang dihuni pasangan pengantin baru Hans & Margret.

Mereka tinggal bersama hewan peliharaan, yakni dua ekor monyet yang kerap membuat masalah. Saat pasangan berkebangsaan Jerman ini berbulan madu ke Paris, mereka rupanya langsung jatuh cinta pada kota yang dikenal sebagai kota fashion dan paling romantis itu.

Keduanya kemudian memutuskan untuk menetap di sana. Selama 4 tahun tinggal di sana, pasangan ini produktif menulis dan membuat ilustrasi buku untuk anak-anak. Salah satu karakter yang dikembangkannya terinspirasi dari hewan peliharaan mereka di Brazil, monyet Vivre.  

Curious George sudah dicetak sebanyak 75 juta ekseplar dan diterjemahkan ke dalam 15 bahasa

Saat pasangan ini masih menetap di Paris, Perang Dunia II pun meletus. Pada 1940 Pasukan Nazi berhasil merangsek masuk ke Perancis. Hans dan Margret yang keturunan Yahudi sangat khawatir atas keselamatan jiwa mereka.

Rencanan pun disusun untuk secepatnya meninggalkan Paris. Mereka sudah memutuskan untuk berlayar ke New York melalui pelabuhan kapal laut di kota Lisbon, Portugal.

Sayang, saat PD II tak ada kereta yang beroperasi. Di tengah keputusasaan itulah keduanya menemukan sebuah toko sepeda yang ditinggalkan pemiliknya dan nyaris kosong. Dengan perlengkapan seadanya, Hans pun berimprovisasi merakit sepeda dengan membeli sejumlah spare parts tambahan.

Berhasil, keduanya pun kemudian lekas berkemas membawa barang secukupnya agar muat ditaruh dalam keranjang sepeda, termasuk naskah asli yang kelak menjadi Curious George

Bersepeda bersama Hans dan Margret, ‘George’ memulai petualangan selama 4 hari penuh untuk tiba di stasiun kereta terdekat. Dari sana mereka kemudian melanjut ke pelabuhan kapal laut di Lisbon, Portugal dan bertolak ke New York.

Baru di New York lah mereka menerbitkan buku dengan menciptakan nama George, Curious George agar lebih terdengar ke-Amerika-an. Di sanalah Curious Geroge mengawali debutnya hingga kemudian mendunia. Di sana pula pasangan Hans dan Margret menghabiskan sisa hidupnya dengan tenang dan bahagia.

 

Rin Hindryati