Duta Besar Republik Kirgistan untuk Malaysia, Anvar Anarbaev saat diwawancarai mengenai hubungan bilateral antara Malaysia dan Kirgistan di Wisma Bernama.
KUALA LUMPUR, bisniswisata.co.id: Kirgistan berupaya untuk memperdalam hubungan bilateralnya dengan Malaysia, dengan fokus pada keahlian di manajemen keuangan, industri halal, dan pengembangan pariwisata, kata Dubesnya di Malaysia, Anvar Anarbaev.
Dilansir dari Bernama, Duta Besar memuji keberhasilan ekonomi Malaysia, menggambarkannya sebagai “negara macan” dan “kisah sukses” yang ingin ditiru oleh Kirgistan.
Anarbaev juga menyoroti bahwa keahlian dan pengalaman Malaysia dalam pembangunan ekonomi sangat berharga bagi Kirgistan. Ia mencatat kemungkinan penunjukan penasihat khusus dari Malaysia untuk membantu Kirgistan dalam menerapkan strategi serupa dalam konteks geopolitiknya yang unik.
Konteks ini mencakup posisinya, dikelilingi oleh ekonomi yang lebih besar seperti China dan Rusia, dan tantangan keamanan regionalnya.
Potensi penunjukan penasihat khusus pemerintah Kyrgyzstan dari Malaysia menjadi topik diskusi selama kunjungan Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim ke Kirgistan pada bulan Mei.
Permintaan tersebut diajukan oleh Ketua Kabinet Menteri Kirgistan, Akylbek Zhaparov mengatakan fokus utama lain dari diskusi selama kunjungan Anwar adalah Malaysia’s pilgrimage fund, Tabung Haji.
“Tabung Haji merupakan sesuatu yang unik, bukan hanya untuk daerah ini tetapi juga dunia.
Duta Besar juga menyampaikan minat Kirgistan terhadap industri halal Malaysia, yang diakui secara global atas standar dan efisiensinya.
Ia menjelaskan bahwa Kirgistan memproduksi produk daging seperti daging domba, sapi, dan madu dan melihat pasar halal yang berkembang sebagai peluang untuk memperluas ekspornya, tidak hanya ke negara-negara mayoritas Muslim tetapi juga ke negara-negara non-Muslim seperti Tiongkok, di mana permintaan akan produk halal terus meningkat.
“Kami menghubungi perusahaan-perusahaan halal di Malaysia untuk menyelenggarakan pelatihan bagi kami. Kami bermaksud meningkatkan impor dan ekspor serta memanfaatkan permintaan produk halal yang meningkat, terutama di Tiongkok, yang berbatasan dengan Kirgistan,” katanya.
Terkait pariwisata, Anarbaev membahas tantangan konektivitas antara kedua negara, dengan menekankan perlunya penerbangan langsung untuk membina pemahaman dan hubungan yang lebih baik antara masyarakat Kirgistan dan Malaysia.
“Kami melihat semakin banyak wisatawan Malaysia yang mengunjungi Kirgistan. Kami berupaya untuk lebih mempromosikan pariwisata, termasuk menyelenggarakan tur regional yang akan mencakup Kirgistan dan negara-negara Asia Tengah lainnya,” katanya.
Sebagai bagian dari upaya ini, Anarbaev mengungkapkan bahwa Kyrgyzstan berencana untuk mengadakan roadshow pariwisata di Malaysia pada tanggal 28 Oktober, yang disponsori oleh Asosiasi Pariwisata Kyrgyzstan.
Acara ini akan mengundang agen perjalanan Malaysia untuk membantu mempromosikan Kirgistan sebagai tujuan wisata.
Selain mempromosikan pariwisata, Kirgistan tengah berupaya membangun penerbangan langsung antara kedua negara.
Ia mengatakan delegasi yang dipimpin oleh kepala Otoritas Penerbangan Sipil Kyrgyzstan mengunjungi Malaysia pada bulan Juni, mengadakan negosiasi dengan badan-badan pemerintah Malaysia, termasuk Kementerian Transportasi dan Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia.
“Kami optimistis bisa meluncurkan penerbangan langsung, mungkin awalnya dengan sistem carteran, sekali atau dua kali seminggu,” tambahnya.
Sementara itu, duta besar menyoroti pentingnya perayaan Hari Kemerdekaan Kirgistan, yang kebetulan jatuh pada tanggal yang sama dengan Hari Kemerdekaan Malaysia, 31 Agustus.
“Ini adalah hari libur besar di Kirgistan; kami menghargai kemerdekaan kami, dan setiap warga negara adalah patriot. Setiap orang berusaha keras untuk berkontribusi pada pembangunan Kirgistan, dan fakta bahwa kami merayakan kemerdekaan kami dengan Malaysia sangatlah indah,” tambahnya.