JAKARTA. bisniswisata.co.id: Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel) ditetapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Oleh karenanya dukungan antar pemangku kepentingan sangat dibutuhkan agar KEK Selayar dapat menarik wisatawan.
“Dan yang paling utama Pemda harus menyiapkan lahan dengan standar minimum sebagai lokasi seluruh fasilitas pendukung KEK. Selayar mampu memenuhinya dan tahun ini status tersebut sudah bisa diberikan,” jelas Menteri Pariwisata, Arief Yahya dalam siaran persnya, yang diterima Bisniswisata.co.id, Senin (16/07/2018).
Sebuah daerah yang ditetapkan sebagai KEK akan mendapat banyak keuntungan. Pemerintah akan mendukung penuh investor yang ingin berinvestasi. Ekonomi daerah akan terangkat dan berbuah kesejahteraan masyarakat.
Bupati Selayar, Basli Ali mengaku sudah punya banyak program setelah KEK Pariwisata ditetapkan. “Sudah ada blue print kawasan tersebut nantinya. Kita juga punya sederet agenda nasional dan internasional. Termasuk Sail Selayar yang rencananya akan dihadiri Presiden,” jelas Basli.
Menurut bupati yang juga ketua umum Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir (ASPEKSINDO) ini, untuk membangun KEK dibutuhkan lahan minimal 250 hektar (ha). “Tetapi kami menargetkan 1.200 ha dan kini proses pembebasannya sudah mendekati 90%,” jelas Basli.
Potensi pariwisata Kepulauan Selayar memang sangat menjanjikan. Selain berbagai spot menyelam yang masih alami dan banyak pulau, daerah ini juga memiliki Taman Laut Takabonerate yang sudah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai kawasan atol terbesar dan terindah ketiga di dunia.
Pariwisata Kepulauan Selayar memang luar biasa, selain menawarkan aneka obyek wisata menarik mulai dari budaya, alam, bahari, juga destinasi buatan manusia. Pantai Punagaan, Liang Kareta, dan Pantai Pinang menjadi spot favorit wisatawan di Kepulauan Selayar.
Musim terbaik ke Selayar itu di Oktober, karena artinya laut sangat teduh. Sebenarnya Anda bisa mengunjungi Kepulauan Selayar pada bulan apa saja. Namun untuk ombak yang tak terlalu tinggi, bulan Oktober menjadi waktu yang paling tepat. Memang untuk menyelam, di Selayar tidak mengenal (angin) barat dan timur.
Karena kalo di sebelah barat itu ada destinasi, di sebelah timur juga ada destinasi. Jadi kalo musim barat tiba, kita menyelam di timur. Kalo musim timur tiba, kita bisa menyelam di barat.
Untuk wisata menyelam di Kepulauan Selayar, banyak spot wisata yang bisa Anda kunjungi. Dan hampir semua spot wisata bisa dipakai untuk menyelam. Salah satu kawasan yang paling terkenal adalah Taman Nasional Takabonerate. Lokasi ini diketahui sebagai salah satu cagar biosfir dunia.
Selain wisata pantai, Pulau Selayar juga memiliki wisata sejarah jangkar tua dan masjid tua. Juga ada Pantai Baloyya ini mempunyai pasir putih yang landai dengan air yang jernih. Di sekitar pantai terdapat gua alam dan pulau-pulau kecil, keindahan terumbu karang yang menghiasi pantai menjadi potensi wisata yang dapat dinikmati terutama di saat sunset tiba. Terletak di pesisir barat bagian selatan pantai Pulau Selayar, sekitar 9 Km dari Kota Benteng dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda empat.
Pantai Liang Kareta yang berpasir putih ini berada dekat dengan Pantai Jeneiya yang memiliki panjang 50 m. Berbagai aktifitas bahari dapat dilaksanakan disana, beberapa diantaranya ialah snorkeling, diving, swimming, fishing, sun bathing.
Dapat menikmati pemandangan indah sunset di sore hari. Lokasi obyek wisata ini berjarak kurang lebih 8 km. Kota Benteng dan dapat dijangkau dengan menggunakan perahu joloro dari Pelabuhan Rauf Rahman Benteng selama 20 menit.
Bahkan ada wisata Gong Nekara merupakan benda peninggalan sejarah yang menurut data arkeologi berasal dari pusat Kerajaan Perunggu pada abad ke 2 SM. Gong ini dibawa ke Selayar oleh We Tenri Dio anak ke 2 dari Sawarigeding. Pada masanya alat ini digunakan sebagai simbol pemerintahan dan alat komando. Gong Nekara ditemukan pada abad ke XVII (1868). Berlokasi sekitar 4 km dari Kota Benteng.
Jangkar kuno ini memiliki ukuran sangat besar di zamannya, milik saudagar Cina yang melakukan pelayaran dan singgah di Kampong Padang di sebelah selatan Kota Benteng pada akhir abad ke XIV. Kapal milik saudagar Cina tersebut mengalami kerusakan dan tidak dapat melanjutkan pelayarannya dan pada akhirnya kapal tersebut karam di tempat tersebut. Akhirnya masyarakat di Kampong Padang tersebut mengamankan, jangkar kapal tersebut dan menjadi bukti sejarah.
Masjid Tua Gantarang ini didirikan pada awal abad 16 M oleh seorah sufi (Datuo Di Tiro) dikampung Gantarang. Masjid ini merupakan masjid tertua di Sulawesi, dimana tiang tengahnya terbuat dari batang pohon cabe (Lombok). Akses menuju kampung tersebut dari Kota Benteng dapat ditempuh dengan angkutan darat selama 45 menit.
Perkampungan Tua Bitombang merupakan desa tertua yang ada di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Perkampungan ini juga sangat unik dikarenakan topografi alamnya tidak merata sehingga tiang rumah menjulang 12-15 meter dan kebanyakan rumah memiliki usia 100 tahun, bahkan diperkirakan ada berusia 200 tahun. (redaksi@bisniswisata.co.id)