SOSOK

Kepedulian Lingkungan Nadine Chandrawinata Tak Cuma Manis di Bibir

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Sosok perempuan keturunan Sunda-Tionghoa-Jerman ini bisa dikatakan cukup melekat dibenak kaum millennial di Indonesia. Nadine Chandrawinata pernah akrab menyapa para penggemar petualangan dalam sebuah acara di layar kaca setiap akhir pekan, kini memiliki kepedulian terhadap lingkungan.

Mantan Putri Indonesia tahun 2005 mewakili DKI Jakarta ini juga gemar menjelajahi alam, baik di gunung maupun laut. Bahkan Nadine pernah sengaja pergi ke Silfra di Islandia, untuk melihat panorama lempengan tektonik bawah laut.

Jika bicara ranah Indonesia, Nadine pernah merasakan pesona bawah laut di beberapa tempat seperti Ambon, Labuan Bajo, Alor, dan Raja Ampat. Namun ia mengaku bahwa Raja Ampat masih menjadi lokasi favoritnya, karena memiliki Peraturan Daerah yang melindungi fauna hiu dan manta.

Menurutnya itu adalah salah satu hal yang membuat pariwisata di Raja Ampat berkembang. “Sebenarnya setiap daerah punya kewenangan untuk melindungi aset wisatanya, jika mereka mau melakukannya. Contohnya seperti Raja Ampat yang menerbitkan peraturan daerah,” ujar Nadine seperti dilansir laman CNNIndonesia.com, Rabu (18/04/2018).

Perhatian Nadine terhadap laut membuatnya tergerak untuk membentuk sebuah komunitas yang diberi nama Sea Soldier. Kepeduliannya akan lingkungan tak hanya “manis di bibir” karena ia sering turun langsung dalam setiap kegiatannya.

Komunitas yang didirikan pada tahun 2005 ini fokus menyebarkan virus ramah lingkungan dengan memanfaatkan jejaring sosial media. Saat ini, Nadine menjelaskan, fokus Sea Soldier adalah mengedukasi masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap sampahnya sendiri.

Tak peduli mereka yang di desa, kota, ataupun yang sedang bepergian. “Saat ini euphoria traveling kan tinggi. Maka jadilah smart traveler dengan bertanggung jawab terhadap sampahnya. Kalau yang di desa atau kota, cobalah dibagi antara sampah basah dan sampah kering,” ujar jebolan STIKOM The London School of Public Relations.

Bahkan, perempuan yang memiliki tinggi 1,75 meter juga mulai mengajak ibu-ibu muda untuk mengedukasi anaknya terkait hak-hak binatang. Hal ini ia lakukan terkait masih banyaknya sirkus lumba-lumba keliling di perkotaan, yang menurutnya peminatnya masih tinggi karena ketidaktahuan tentang hak hidup binatang.

“Ini yang masih kami upayakan, membangun kesadaran masyarakat terkait hal ini. Karena jelas lumba-lumba itu dipisahkan dari habitatnya. Salah satu habitat lumba-lumba itu di Karimun Jawa. Bayangin aja harus dibawa sampai Jakarta,” ujar Nadine yang pernah mewakili Indonesia di ajang Miss Universe 2006 di dan meraih juara kedua untuk Budaya Nasional Terbaik dan Putri Persahabatan.

Terkait lumba-lumba, Nadine mengaku kalau salah satu instansi yang fokus menangani masalah ini adalah Jakarta Animal Aid Network. “Mereka punya data yang lengkap tentang perpindahan lumba-lumbanya, acaranya di mana saja, sampai pihak penyelenggaranya,” pungkas dara kelahiran Hannover Jerman 8 Mei 1984. (NDY)

Endy Poerwanto