JAKARTA, bisniswisata.co.id: Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memastikan materi promosi luar ruang “salah gambar” yang sempat viral di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta bukan merupakan gambar dan materi resmi dari Kementerian Pariwisata RI.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata Guntur Sakti di Jakarta, Salam siaran persnya, Minggu (17/2/2019) menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura II dan memastikan bahwa materi promosi tersebut bukan resmi dari Kemenpar.
Guntur memastikan ada kekeliruan vendor dalam memasang gambar tersebut dan materi promosi tersebut sudah diturunkan pada Sabtu, (16/2/2019) tepatnya pukul 13:39 WIB oleh pihak Angkasa Pura II.
Guntur juga telah melakukan klarifikasi melalui akun Twitter @Kemenpar_RI bahwa untuk gambar dan materi promosi tersebut bukanlah materi promosi resmi dari Kementerian Pariwisata. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dan mendapatkan penjelasan yang cepat dan akurat dari PT Angkasa Pura II.
“Itu bukan pekerjaan Kemenpar. Kami sudah mendapatkan penjelasan yang cepat dan akurat dari humas AP II dan Terminal 2, bahwa pekerjaan tersebut murni pekerjaan salah satu vendor yang sedang mengerjakan proyek lift di bandara,” ujar Guntur Sakti.
Ia juga mengatakan, bahkan Kemenpar maupun AP II tidak dimintai persetujuaan tentang gambar Phi Phi Island yang bertuliskan Raja Ampat tersebut.
“Vendor itu berinisiatif mencari di internet sendiri, lalu mendesain dan mengambil logo sendiri. Tanpa approval atau persetujuan baik AP II maupun Kemenpar. Mereka juga tidak meminta foto resmi ke Kemenpar. Kami punya stok foto dan video yang banyak sekali, dan untuk promosi Pariwisata free kok, tidak perlu bayar,” ujarnya.
Guntur mengatakan, awalnya pihak vendor hanya ingin menutup proyek lift di Terminal 2 Bandara Soetta dengan foto, agar tidak mengganggu kenyamanan wisatawan. Lokasi pemasangannya pun bukan titik promosi. Hanya untuk menutupi lift yang sedang direnovasi.
“Karena memang bukan kita yang membuat, bukan pekerjaan promosi, bukan permintaan Kemenpar. Secara eksternal, kami sudah koordinasi dengan AP II. Ternyata, MMT yang bergambar bukan Raja Ampat dengan logo yang juga salah itu, masih logo lama, hanya untuk menutup pekerjaan lift. Agar tertata rapi sehingga ditutup dengan multipleks putih dan diberi digital printing (MMT) itu. Saya ingin mendudukkan masalah yang sebenarnya ya, biar tidak simpang siur,” kata Guntur.
Kemenpar sendiri, kata Guntur, memiliki tim yang tugasnya menjaga, melaporkan, dan mengoreksi jika ada unsur penting dalam branding Wonderful Indonesia terganggu.
“Kita menjaga itu, agar ‘country branding’ kita terus naik. Sekarang peringkat 47, menuju 30 besar dunia,” katanya.
Pihak Angkasa Pura II sudah mengklarifikasi hal tersebut melalui media sosial twitter. Respon cepat berupa penurunan materi promosi yang saat itu juga sudah dilakukan. Dalam unggahan di akun twitter @contactap2, pihak AP II langsung menerjunkan unit teknis untuk menurunkan banner yang sempat heboh itu.
“Saat ini kami sedang melakukan konfirmasi dan koordinasi dengan unit dan instansi terkait. Tindak lanjut akan kami sampaikan pada kesempatan pertama. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih,” cuit akun twitter @contactap2.