JAKARTA, bisniswisata.co.id: Acara online yang dihadiri perwakilan pemuda dari berbagai bidang pendidikan dan profesi telah berlangsung selama pekan lalu dan melahirkan rasa antusiasme yang besar dari semua peserta.
Pertemuan bertajuk “ASEAN Virtual Model for Youth” tersebut diprakarsai Duta Muda ASEAN Indonesia dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berlangsung pada 4-5 Desember 2021.
Kegiatan diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan keberadaan ASEAN, melalui peran Pemuda, dengan memberi pengenalan pengetahuan dan wawasan mengenai diplomasi terkait ASEAN.
Kegiatan dilaksanakan dengan memilih pemuda-pemudi Indonesia berusia 18-25 tahun untuk mengemban 2 tugas utama, yaitu guna mewakili Indonesia dalam berbagai forum kepemudaan di ASEAN, serta untuk mendiseminasikan berbagai informasi mengenai ASEAN di daerah asal atau domisili masing-masing.
Program selama dua hari tersebut menghadirkan para nara sumber terkait bidang-bidang penting yang relevan. Antara lain Dubes Ferry Adamhar (Kepala Perwakilan RI untuk Yunani 2017-2021), Dubes Bagas Hapsoro (Kepala Perwakilan RI untuk Swedia 2016-2020) dan Tjoki Aprianda Siregar, Koordinator Fungsi Ekonomi dan HOC KJRI Noumea.
Selama dua hari materi diberikan dan langsung dipelajari oleh para peserta. Penyajiannya dilakukan dalam bentuk diskusi inter-aktif. Substansi yang dibahas berupa pengenalan sidang ASEAN, relevansi pelaksanaan kerjasama tiga pilar ASEAN dengan komitmen Indonesia dalam mewujudkan tujuan ASEAN. Terakhir dipraktekkan simulasi sidang ASEAN.
Secara khusus Dubes Ferry Adamhar memaparkan tentang Perjanjian Internasional (Teori dan Praktek), Tjoki Aprianda Siregar tentang ”Diplomacy and the Roles of the Indonesian Ministry of Foreign Affairs in Indonesia’s Diplomacy”. Terakhir, Dubes Bagas menjelaskan kaitan antara Indonesia dengan organisasi regional ASEAN yang dinamis.
Pandangan para pemuda secara tidak langsung merupakan respons atas pernyataan para pemimpin ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-38 dan ke-39 yang menekankan pentingnya persatuan dalam mempromosikan pembangunan sub-regional ASEAN.
Para pemuda membahas terutama dalam kerjasama turisme serta memastikan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Hal tersebut juga menyoroti kebutuhan untuk meningkatkan peran generasi muda dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, dan untuk memastikan bahwa mereka siap untuk menghadapi tantangan global yang kompleks.
Kemlu telah mempertimbangkan dengan seksama bahwa program dua hari tersebut dapat meningkatkan hard skills dan soft skills dan pengetahuan mengenai ASEAN.
”Sebagai pemimpin masa depan, kegiatan ini memberi kesempatan kepada peserta untuk mendapatkan ilmu dari para Duta Besar, diplomat Indonesia serta pengajar yang berpengalaman, sebagai bekal teman-teman dalam studi maupun kehidupan sehari-hari. Saya percaya kegiatan ini akan memperkuat rasa kepemilikan, kesadaran, dan identitas terhadap ASEAN”, ujar Yuliana Bahar, Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN, Kementerian Luar Negeri.
Salah satu Duta Muda ASEAN Indonesia Rhadiyan lebih khusus mengingatkan pesan Menlu Retno Marsudi saat pemilihan Duta Muda ASEAN 2 tahun yang lalu (2019) yang kian relevan. Yaitu menjadi wajah dan suara bagi Indonesia di ASEAN yang mencerminkan sumber daya manusia Tanah Air yang unggul terutama mewakili generasi muda.
Sesuai dengan bunyi Deklarasi Bangkok tahun 1967 maka diskusi Duta Muda ASEAN Indonesia tersebut juga² sangat strategis. Kerjasama antar pemuda dapat meningkatkan pemahaman dan kepentingan bersama. Dari kerjasama itu dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, serta pengembangan kebudayaan di wilayah Asia Tenggara. Semangat persahabatan akan memperkuat landasan komunitas di kawasan Asia tenggara yang damai dan sejahtera.