Perdana Menteri Hun Manet (kanan) bersama Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone (kiri) dan Pham Minh Chinh dari Vietnam pada KTT Jepang-ASEAN ke-50 di Tokyo. Ketiga negara membuat usulan ‘Paket Tiga Negara Satu Destinasi’.
VIENTIANE, bisniswisata.co.id: Untuk memberikan dorongan bagi kebangkitan sektor pariwisata di kawasan ini, para pemimpin Kamboja, Laos, dan Vietnam telah sepakat untuk mempromosikan ‘Paket Tiga Negara Satu Destinasi’.
Dilansir dari khmertimeskh.com, inisiatif bersama ini dibahas ketika Perdana Menteri Hun Manet menghadiri sarapan pagi bersama Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh di sela-sela KTT Jepang-ASEAN ke-50 yang diadakan di Tokyo.
Para pemimpin juga membahas kerja sama di bidang energi, konektivitas, perdagangan dan investasi, menurut postingan Facebook Hun Manet.
Sebelumnya pada bulan Oktober, Presiden Laos Thongloun Sisoulith menyatakan dukungannya terhadap proposal Kerja Sama Pariwisata Trilateral Kamboja-Laos-Vietnam yang diprakarsai oleh Perdana Menteri Hun Manet.
Dukungan tersebut disampaikan dalam rapat kerja antara Hun Manet dan Sisoulith, di sela-sela acara “Third Belt and Road Forum” di Beijing.
Hun Manet kemudian menguraikan beberapa inisiatif terkait peningkatan kerja sama pariwisata melalui peluncuran kerja sama pariwisata trilateral Kamboja-Laos-Vietnam.
Kamboja, Laos, dan Vietnam telah menegaskan kembali komitmen mereka terhadap Segitiga Pembangunan Kamboja-Laos-Vietnam (CLV) sebagai sarana efektif untuk menyatukan ketiga negara tetangga guna menjamin perdamaian, keamanan, stabilitas dan mendorong pembangunan sosial-ekonomi dan pengentasan kemiskinan di wilayah tersebut.
Inisiatif ini juga dibahas antara Hun Manet, Sonexay Siphandone dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh pada KTT Asean ke-43 yang digelar di Jakarta, September lalu.
Mereka sepakat untuk bekerja sama memanfaatkan potensi budaya dan kuliner yang dimiliki serta mendorong kerja sama pariwisata.
Berdasarkan laporan yang muncul di surat kabar Vietnam, agen tur Vietnam telah mulai menerapkan tur ‘Satu Perjalanan Tiga Destinasi’ selama beberapa tahun terakhir.
Diketahui bahwa Kota Ho Chi Minh telah berkolaborasi dengan provinsi Long An, Tien Giang dan Dong Thap di Delta Mekong untuk paket tersebut.
Pada tahun 2022, Binh Dinh, Phu Yen dan Khanh Hoa, provinsi di Vietnam tengah dengan pantai-pantai indah, mengadopsi model yang sama untuk menarik wisatawan dari Asia Timur Laut, menurut laporan tersebut.
Vietnam, Laos, dan Kamboja adalah rumah bagi situs warisan Unesco, pagoda Buddha kuno, dan warisan kolonial. Juli lalu, Vietnam Airlines memulai kembali layanan Hanoi-Luang Prabang-Siem Reap tiga kali seminggu. Penerbangannya pada hari Senin, Rabu, dan Jumat.
Berbicara kepada Khmer Times, Naven Prabhakar, Kepala Desk Asia Tenggara untuk Bricktours International, mengatakan kerja sama ini akan membawa manfaat yang tak terhitung banyaknya bagi ketiga negara.
“Ketiga negara tersebut memiliki warisan dan budaya yang serupa. Bahkan ada beberapa kesamaan dalam masakannya. Seorang calon turis dari dunia Barat, atau keluarga dengan anggaran sekitar US$10.000 akan senang untuk mengunjungi tiga negara sekaligus.”
Kerajaan ini menyambut 3,92 juta kedatangan wisatawan internasional selama sembilan bulan pertama tahun 2023, melonjak 211 persen tahun-ke-tahun, berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Kementerian Pariwisata.
Thailand menduduki peringkat teratas sumber kedatangan internasional, diikuti oleh Vietnam dan Tiongkok. Ketiga negara tersebut mencatat tingkat pertumbuhan masing-masing sebesar 189 persen, 156 persen, dan 549 persen dalam jumlah pengunjung ke Kamboja, menurut laporan kementerian.
Sementara itu, 1,34 juta wisman mengunjungi Kamboja melalui jalur udara, naik 186 persen, dan 2,58 juta wisman mengunjungi Kamboja melalui jalur darat dan perairan, naik 224 persen.
Top Sopheak, Sekretaris Negara dan Juru Bicara Kementerian Pariwisata, sebelumnya mengatakan negaranya memperkirakan akan menerima setidaknya lima juta wisatawan internasional tahun ini.
Dia menyuarakan keyakinannya bahwa lebih banyak wisatawan internasional akan tertarik ke Kamboja setelah Bandara Internasional Siem Reap Angkor mulai beroperasi pada 16 Oktober.
Pariwisata adalah salah satu dari empat pilar perekonomian Kamboja, selain ekspor garmen, alas kaki dan barang perjalanan, pertanian, perbankan, konstruksi dan real estat.