THAILAND, bisniswisata.co.id: Menteri Pariwisata dan Olahraga berencana mengusulkan jam buka baru untuk tempat-tempat hiburan, yang memungkinkan mereka buka hingga jam 4 pagi untuk merevitalisasi sentimen pariwisata selama musim ramai kunjungan.
Dilansir dari Itc.travel, Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand, Phiphat Ratchakitprakarn mengatakan perpanjangan jam akan ditujukan untuk zona ekonomi berbasis pariwisata untuk menghindari ketidakpuasan di antara masyarakat setempat.
“Kami sudah meminta setiap gubernur provinsi untuk mempelajari dampak ekonomi dan sosial serta perlunya perpanjangan jam operasional,” kata Phiphat.
Ia mengatakan, tidak semua daerah di suatu provinsi diperbolehkan mengikuti hal ini karena pemerintah hanya akan berkonsentrasi pada daerah-daerah yang sebagian besar fokus pada wisatawan mancanegara.
Misalnya, Thong Lor dan Ekamai di Bangkok mungkin tidak termasuk karena daerah ini lebih dikenal di kalangan pengunjung pesta lokal, tetapi Khao San Road mungkin dapat mengambil bagian karena merupakan pusat terkenal bagi wisatawan asing.
Di Phuket, area tertentu, seperti Soi Bangla yang sudah terkenal dengan kehidupan malamnya, mungkin diperbolehkan untuk memanfaatkan jam buka yang diperpanjang.
Phiphat mengatakan Thailand masih harus bekerja keras untuk mendatangkan 1,5 juta wisatawan per bulan dari Oktober sampai Desember, yang akan meningkat 50% dari tingkat saat ini 1 juta wisatawan per bulan.
Dia mengatakan akan mengusulkan agenda ini ke pertemuan Center for COVID -19 Situation Administration (CCSA) pada September setelah Pertemuan Menteri Pariwisata APEC 2022, yang berlangsung dari 14-20 Agustus, selesai.
Dia mengatakan Pertemuan Menteri Pariwisata APEC akan diselenggarakan di bawah konsep yang disebut “Pariwisata Regeneratif” yang menyoroti pemulihan pariwisata yang berkelanjutan.
Pertemuan tersebut akan melibatkan menteri pariwisata dari 21 negara dan zona ekonomi, dengan sedikitnya 300 peserta.
Selain pertemuan tingkat menteri, Kementerian Pariwisata juga akan mengadakan seminar akademik dan perjalanan sosialisasi ke Talad Not di Charoen Krung dan distrik Sampran di Nakhon Pathom untuk menampilkan model ekonomi bio-circular-green (BCG).
Pemulihan berkelanjutan memprioritaskan dampak pariwisata terhadap lingkungan, budaya, dan kearifan rakyat serta mengidentifikasi metodologi untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran di setiap wilayah.
Phiphat mengatakan tahun depan Thailand akan memperkenalkan tujuan rendah karbon untuk pertama kalinya. Khao Lak dan Koh Kho Khao di Phangnga ditetapkan menjadi proyek percontohan karena Universitas Pangeran Songkla sedang melakukan studi kelayakan proyek tersebut.