Kota Ashgabat (foto: silkroad)
NEW YORK, bisniswisata.co.id: Kota Ashgabat di Turkmenistan, negara di Asia Tengah yang merdeka pada Oktober 1991, muncul sebagai kota termahal kedua di dunia bagi para ekspatriat. Kota berjulukan ‘Kota Marmer Putih’ itu berada satu tingkat saja di bawah Hong Kong, demikian menurut survei yang dilakukan Mercer bertajuk Cost of Living Survey.
Kota Ashgabat menggeser Tokyo (no.3) dan New York (no.6). Negara yang terkenal memiliki banyak kota unik ini dianggap mampu mengatasi krisis ekonomi dan kekurangan pangan, serta mengendalikan hiperinflasi.
Hong Kong tetap bertengger di posisi puncak meski tengah menghadapi kerusuhan politik. Itu karena sebagian besar pasar properti termahal di dunia ada di sana.
Data Marcer ini dikumpulkan pada Maret saat pandemi Covid-19 baru mulai merebak. Oleh sebab itu data ini tidak mencerminkan dampak pandemi terhadap harga-harga dan biaya hidup. Meski demikian, fakta bahwa harga bahan makanan mulai melonjak di Amerika Serikat serta tempat lain,maka dapat dipastikan kota-kota termahal di dunia akan semakin mahal.
Sejumlah faktor seperti: fluktuasi mata uang, biaya inflasi untuk barang dan jasa, serta tarif akomodasi, berkontribusi pada biaya hidup para ekspatriat yang bekerja untuk perusahaan multinasional.
Survei ini bertujuan untuk membantu pemerintah dan perusahaan multinasional menetapkan gaji bagi karyawan yang pindah dan bekerja ke luar negeri.
Saat ini tatanan ekonomi global tengah berubah akibat pandemi Covid-19. Banyak perusahaan mulai menerapkan pendekatan baru termasuk menata ulang kebijakan bekerja di kantor dan mulai mengenalkan kebijakan bekerja dari rumah. Inlah saatnya untuk mempertimbangkan kembali wawasan dan mindset.
Berikut ini adalah 10 kota paling mahal di dunia bagi ekspatriat menurut survei Mercer.
- Hong Kong (China)
- Ashgabat (Turkmenistan)
- Tokyo (Japan)
- Zurich (Switzerland)
- Singapore
- New York City (USA)
- Shanghai (China)
- Bern (Switzerland)
- Geneva (Switzerland)
- Beijing (China)