Ilustrasi: tourism-review.com
CHESHIRE, UK, bisniswisata.co.id: Masalah paling signifikan yang mengganggu industri kapal pesiar adalah meningkatnya emisi gas rumah kaca dan polusi udara yang parah, demikian menurut peringkat kapal pesiar terbaru yang disajikan oleh NABU di Hamburg.
Namun, ada optimisme karena beberapa operator kapal pesiar yang lebih kecil, seperti Hurtigruten dan Havila dari Norwegia, membuat kemajuan dalam perlindungan iklim dan lingkungan. Meskipun jalan masih panjang sebelum mencapai industri kapal pesiar yang ramah lingkungan, pengumuman yang menjanjikan ini memberikan harapan untuk masa depan.
Sangat menggembirakan bahwa semua jalur pelayaran mengambil langkah-langkah untuk mengurangi emisi, tetapi masih ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan dan armada mereka. Sayangnya, kapal yang lebih tua tidak banyak berkembang, karena sebagian besar peningkatan hanya terjadi pada kapal baru.
Namun demikian, perusahaan pelayaran Norwegia bertujuan untuk mencapai netralitas karbon. Tren positif ini sebagian karena penerapan peraturan ketat yang telah mendorong inovasi, membawa industri pelayaran lebih dekat ke kemungkinan kapal pesiar karbon-netral, ungkap tourism-review.com
Untuk mempromosikan keberlanjutan dalam industri perkapalan, sumber daya alternatif seperti tenaga pantai, baterai, dan bahan bakar elektronik berbasis hidrogen hijau akan digunakan. Target Kesepakatan Hijau UE, yang diadopsi pada bulan Mei, akan berfungsi sebagai dasar untuk upaya ini.
Metanol sintetik adalah pilihan yang menjanjikan untuk operasi iklim-netral, terutama untuk kapal pesiar. TUI Cruises dan Norwegian Cruise Lines telah memesan kapal yang akan menggunakan opsi ini.
Emisi perlu dikurangi secara drastis
Meskipun kemajuan telah dibuat untuk mencapai netralitas karbon, emisi industri pelayaran masih meningkat. Peningkatan emisi metana dari penggunaan LNG sangat memprihatinkan, karena metana berdampak lebih dari 80 kali lipat terhadap iklim daripada CO2 dalam jangka pendek.
Meskipun disebut-sebut sebagai teknologi jembatan, LNG memiliki beberapa masalah yang mencegahnya menjadi solusi yang layak. Pakar pengiriman Sönke Diesener dari NABU menyoroti perlunya tindakan segera untuk mengatasi masalah ini.
Perusahaan pelayaran harus berinvestasi dan mengadopsi kebijakan ramah lingkungan untuk mencapai netralitas iklim. Namun, menghindari penggantian bahan bakar yang merusak iklim sangatlah penting.
Meskipun merupakan alternatif dari LNG, biofuel tidak efektif dalam mencapai tujuan industri dan sebaiknya hanya digunakan dalam kondisi lokal yang jarang terjadi. Selain itu, sangat penting untuk hanya menggunakan produk limbah dan tidak menggunakan minyak sawit atau produk lapangan lainnya di dalam tangki kapal.
Menurut CLIA, di sisi lain, industri kapal pesiar berada di jalur yang benar karena mereka bertujuan untuk menyediakan kapal pesiar bebas karbon secara global pada tahun 2050, melampaui target pemerintah di tingkat nasional dan internasional. Asosiasi menyoroti bahwa industri berinvestasi secara signifikan untuk memastikan perjalanan liburan yang berkelanjutan.
Solusi Ramah Iklim untuk Waktu di Pelabuhan
Setidaknya di beberapa pelabuhan, di mana kapal menghabiskan hingga 40 persen waktunya, pasokan energi yang ramah iklim dan lingkungan akhirnya tersedia melalui sambungan listrik pantai.
Persyaratan UE untuk penggunaan tenaga pantai sangat disambut baik. Industri kapal pesiar dan pelabuhan Jerman memimpin. Misalnya, Hamburg, Rostock, dan Kiel sudah memiliki sistem seperti itu, melindungi penduduk dari polusi udara dan mengurangi emisi gas rumah kaca.