TEDJO Iskandar, dia adalah salah satu tokoh penting dalam peredaran buku karya tulis saya, Hotelier Stories Catatan Edan Penuh Teladan yang terbit pada tanggal 10 Desember 2016. Oom Tedjo sah menjadi ambassador buku saya. Dia yang membawa buku saya keliling Indonesia, dihadirkan di event-event yang dia ikuti.
Bangga sekali Tedjo Iskandar terhadap buku Hotelier Stories. Buku-buku dibeli dari saya dalam jumlah ratusan. Dibagikannya cuma-cuma sebagai hadiah, juga saya dibantu menjualnya. Promosi yang dilakukan Oom Tedjo sangat gencar di tahun 2017. Dan di awal tahun 2018, stok buku saya sudah habis, termasuk yang saya jual melalui beberapa toko buku.
Selain itu Oom Tedjo rajin sekali mengoleksi foto, file nya rapi. Pastinya banyak sekali foto-foto pemegang buku Hotelier Stories yang di posting di facebooknya –tentu kebanyakan praktisi, pejabat pariwisata dan perhotelan–.
Sempat Tedjo Iskandar bilang, “aku juga mau menulis buku”. Beberapa kali saya ingatkan. Katanya…. “Aku tidak bisa tulis sendiri, aku perlu orang lain yang menuliskannya. Aku yang menceritakan. Biso tidak begitu?”
Saya memanggilnya “Mamang Tedjo”, panggilan Oom dalam bahasa Palembang. Saya mengenal Tedjo Iskandar di tahun 2006. Beliau yang nyamperin saya ketika saya menghadiri suatu trade and travel show di Jakarta Ancol.
Katanya dalam bahasa Palembang; “Cak mano aku biso tak kenal kau wong Plembang. Tahu-tahu sudah terkenal se Indonesia dan internasional pulo!” dan lanjutnya “Aku sekolah di Xaverius, dimano sekolah kau?”
Pada saat itu saya tertawa sambil menjawab “Tak bisolah aku bahasa Plembang. Sekolah di luar negeri aku ini”.
Saya masih terkenang cara meringisnya yang khas itu. Sinis sih, nggak …. Tapi kayak nyengir kuda begitu.
Sekarang saya sudah tidak akan sempat lagi menanyakan dari mana asal-usul cerita yang sampai kepada Mamang Tedjo kalau saya wong Plembang. Tetapi yang pasti di tahun 2005, saya sempat tinggal dan bekerja sekitar 3 bulan di Palembang.
Saat Mamang Tedjo Iskandar harus meninggalkan kita semua hari ini, artinya saya sudah in-contact selama 16 tahun. Tidak terlalu dekat, tetapi terus nyambung. Termasuk saya mengenal ibu Yani sang istri dan kedua anaknya Kidung dan Kinanti. Selamat jalan Mamang Tedjo Iskandar.*
Bali, 13 Juli 2021
Penulis Hotelier Stories Catatan Edan Penuh Teladan
Hospitality Industry Consultant in Bali