BALI, bisniswista.co.id,- INDONESIA memegang peran penting dalam perdagangan atsiri dan aroma dunia. Kekayaan hayati bumi Nusantara menyediakan bahan baku essential oil yang berkualitas dan jadi unggulan. Produk unggulan Indonesia adalah cengkih, nilam, sereh wangi, minyak pala dan minyak masoi. Serta ginger oil akan menambah daftar produk unggulan minyak atsiri Indonesia. IFEAT pun terbentuk sebagai jawaban atas kasus minyak atsiri Indonesia pada tahun 1977 an.
“ Dalam industri, atsiri dan aroma itu tidak berkompetisi, tetapi saling melengkapi, menguatkan sehingga mampu mengisi kebutuhan akan minyak atsiri dan aroma serta menjaga keberlanjutan industri, “jelas Presiden IFEAT, Alastair Hitchen menjawab bisniswisata.co.id disela penyelenggaraan konferensi tahunan International Federation of Essential Oils and Aroma Trades (IFEAT) 2019 di Nusa Dua Bali pada 29 September – 3 Oktober 2019.
Konferensi stake holder industri atsiri dunia ini diikuti lebih dari 1300 peserta utama, 550 co delegate dari 73 negara, dan tahun ini disertai ajang pameran produk minyak essensial yang diikuti lebih dari 30 perusahaan besar. IFEAT 2019 di Bali, dengan tema the Natural of Asia menjadi event terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraan konferensi yang mempertemukan penyedia bahan baku, para peneliti/ahli, pedagang, pemakai produk ini ditangani PT Melali MICE selaku Professional Conference Organizer yang ditunjuk kantor pusat IFEAT di London, Inggris. Federasi ini bergerak dalam transaksi minyak natural esensial, ekstrak minyak resin, flower absolute mau pun chemical, yang merupakan flavour industry dan fragrance industry.
“Konferensi setiap tahun, memungkinkan setiap orang bisa bertatap muka, bertemu dengan supplier, costumer, petani, pengedar, pengepul dan pemroses,” terang Alastair,
Kehadiran ribuan peserta konferensi, menurut Alastair Hitchen menunjukkan industri essensial oil and aroma ini sangat menjanjikan, baik untuk pengembangan ilmu, teknologi terlebih secara ekonomi. Penyelenggaraan di Indonesia membuka peluang semua komponen dari hulu sampai end- user essentials oil and aroma bertemu. Dalam konferensi juga dibahas perihal strategi berproduksi minyak atsiri —- dominan berbahan baku alam — yang bertanggungjawab. Terlebih bagi Indonesia yang menyimpan keragam hayati sumber atsiri dunia, produk yang sangat ditentukan oleh keadaan alam.
Farfum sampai Perisa
Menurut Dewan Atsiri Indonesia, di dunia ini ada sekitar 200 jenis minyak Atsiri yang diperdagangkan secara luas. Produk atsiri Indonesia, 90 persen untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Konferensi tahunan ini memberi gambaran kebutuhan pasar, trend produk yang dicari, tuntutan kualitas yang diharapkan pembeli.
“Jumlah pembeli dan nilai transaksi yang terjadi selama konferensi, memberi gambaran kebutuhan pasar dalam industri ini. Baik kebutuhan transparency, traceability dan sustainability. Untuk itu, memproduksi minyak itu tidak hanya sekadar kualitasnya. Tetapi bertanggung jawab terhadap lingkungan. Produksi atsiri sangat tergantung pada keadaan alam,” jelas Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi Dewan Atsiri Indonesia, Arianto Mulyadi menambahkan.
Dewan Atsiri Indonesia mengakui, minyak atsiri dan turunannya merupakan salah satu komoditas ekspor yang banyak digunakan dalam industri parfum, kosmetik, farmasi dan makanan, sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi. Selain itu, teknologi pengolahannya masih memungkinkan untuk diusahakan dalam skala industri atau usaha koperasi mau pun pengumpul atsiri dalam skala UKM.
Diperlukan adanya standar mutu nasional dan internasional, untuk menjawab persaingan pasar dalam perdangan minyak atsiri yang semakin ketat. Beberapa faktor mempengaruhi kualitas dari minyak atsiri seperti jenis atau varietas baku yang digunakan, penanganan bahan segar, proses pengeringan, proses produksi minyak dan penetuan mutu minyak atsiri. Dengan dipenuhinya faktor-faktor penunjang kualitas dan mutu dari minyak atsiri, maka persaingan perdagangan minyak atsiri antar negara dapat di anulir karena kualitas terjamin dari minyak atsiri asal Indonesia. (redaksi@bisniswisata.co.id)