TRANSPORTASI

Hong Kong Rusuh, Saham Cathay Pacific Rontok 4 Persen

HONG KONG, bisniswisata.co.id: Saham Cathay Pacific rontok lebih dari 4 persen pada perdagangan Senin (12/8/2019). Harga saham maskapai penerbangan yang berpusat di Hong Kong ini, anjlok setelah Pemerintah China melarang staf Cathay Pacific ikut serta atau mendukung demonstrasi yang dilancarkan Hong Kong.

Mengutip AFP, harga saham Cathay Pacific terpangkas 4,37 persen menjadi 9,85 dolar Hong Kong. Sementara, saham perusahaan induknya, Swire Pacific Ltd, anjlok 5,26 persen menjadi 77,50 dolar Hong Kong. Penurunan saham terjadi karena maskapai tersebut mendukung protes pro-demokrasi yang sedang bergolak selama dua bulan terakhir ini.

Akhir pekan lalu, regulator industri penerbangan China sempat memerintahkan Cathay Pacific untuk menyerahkan daftar identitas staf mereka yang bekerja dan melintasi daratan atau wilayah udara. Ini peringatan keras setiap staf perusahaan yang berdemo akan dilarang bekerja kembali ke perusahaan.

CEO Cathay Pacific Rupert Hogg menuturkan setiap staf wajib memenuhi peraturan baru yang ditetapkan oleh Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC). “Operasi Cathay Pacific Group di daratan China adalah kunci bagi bisnis kami. Selain penerbangan keluar dan masuk daratan China, rute besar kami, baik ke Eropa maupun AS juga terbang melalui wilayah udara daratan China,” tulis Hogg.

Karenanya, sambung dia, secara hukum manajemen harus mengikuti peraturan CAAC. “Seperti halnya dengan pemberitahuan yang dikeluarkan oleh otoritas yang memiliki yurisdiksi atas kami, kami harus dan akan memenuhi,” tegas Hogg.

Sebelumnya, salah satu staf Cathay Pacific, John Slosar membela hak stafnya untuk kebebasan berpikir. Namun, Hogg memperingatkan Slosar. “Meskipun orang memiliki pandangan berbeda, penting bagi kita semua untuk saling menghormati,” kata Hogg.

Manajemen Cathay Pacific juga menangguhkan seorang pilot yang dituduh melakukan kerusuhan, setelah diduga berpartisipasi dalam protes keras Hong Kong. Manajemen juga mengaku telah memecat dua staf bandara, tanpa menyebut alasannya. Media lokal menyebut kedua staf dipecat karena membocorkan rincian perjalanan tim sepak bola polisi Hong Kong yang sedang melakukan perjalanan ke daratan China.

Hong Kong dilanda aksi protes terbesar sejak penyerahan dari Inggris kepada China pada 1997 silam. Lebih dari 1 juta orang melakukan aksi demo dan menentang rencana pemerintah mengesahkan RUU yang memungkinkan tahanan Hong Kong, termasuk warga asing diekstradisi ke daratan China.

RUU tersebut dinilai mengancam demokrasi rakyat Hong Kong, karena meskipun satu nenek moyang, Hong Kong dan daratan China memiliki budaya yang berbeda, termasuk dengan politik China yang komunis dan Hong Kong yang liberal. (NDY)

Endy Poerwanto