FASHION

Gelar Batik Nusantara 2019 Bidik Generasi Milenial

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Yayasan Batik Indonesia kembali menggelar acara Gelar Batik Nusantara (GBN) 2019. Tahun ini mengangkat tema Lestari Tak Terbatas. Dengan kata lain, batik sebagai warisan luhur tidak lagi berkonotasi kuno. Sebaliknya batik mencitrakan kebebasan, kedinamisan, serta keceriaan yang sesuai dengan gaya hidup masa sekarang.

Memang setiap tahun, Yayasan Batik Indonesia mengupayakan tema, asal batik, dan acara-acara yang selalu berbeda. Pada kesempatan tahun ini, batik dari Sumatera akan ditonjolkan. Sejarahnya, pada 1875 penduduk dari Denmark dan Solo bermigrasi ke Jambi lantaran perjanjian Gyanti mengakibatkan pecahnya Mataram dan Jogjakarta.

“Batik itu kan ada artinya, titik dan menggambar, kemudian dibatik dengan canting dan malang. Pebatik mulai tersisihkan dengan adanya batik printing, sangat berbeda dengan yang kita lestarikan selama ini, betul-betul handmade. Kita harus bantu pengrajin agar ikut sejahtera, jangan sampai terkalahkan dengan tektil yang bermotif batik,” papar Ketua Yayasan Batik Indonesia, Yultin Ginanjar Kartasasmita di Jakarta, Senin (29/4/2019).

Batik kini menjadi fesyen bagi banyak orang, seiring perubahan zaman, perlu ada pelestarian dan penyesuaian bagi industrinya untuk tetap bersaing secara global, sehingga para pengrajin batik semakin kreatif dan inovatif dalam menghasilkan mahakarya dengan kekayaan motif yang relevan dan kekinian. Namun tidak kehilangan nilai-nilai budaya dan tradisional yang terkandung di dalamnya.

“Batik itu hasil kerajinan asli masyarakat Pulau Jawa. Dalam perkembangannya, batik merambah ke berbagai wilayah di Indonesia termasuk Pulau Sumatera. Batik Sumatera memiliki corak dan motif dengan ciri khas yang mewakili budaya daerahnya,” ungkapnya.

Karenanya melalui pameran GBN 2019, ragam batik dari Sumatera menjadi sorotan utama, sehingga dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas untuk memperkaya khasanah batik nusantara, yang memiliki sejarah panjang, mulai awal diciptakan hingga proses penyebarannya di seluruh pelosok negeri.

Dalam membidik generasi milenial, GBN 2019 bekerjasama dengan berbagai komunitas muda, sekolah desain busana, serta putra-putri batik nusantara untuk mempersiapkan berbagai program menarik seperti fashion show, talkshow, dialog batik, workshop membatik, creative corner hingga pertunjukan musik tradisional selama pameran berlangsung.

GBN yang telah dilaksanakan sejak 1996, tahun ini akan digelar pada 8-12 Mei 2019, di Main Lobby dan Assembly Hall, Jakarta Convention Center. Pameran dibuka pukul 10.00-2100 WIB dengan HTM Rp20.000. Khusus untuk 9 Mei 2019, pameran ini akan dibebaskan dari tiket masuk. GBN telah dilaksanakan sejak 1996 oleh Yayasan Batik Indonesia setiap dua tahun sekali.

Yayasan Batik Indonesia, organisasi nirlaba yang didirikan pada tanggal 28 oktober 1994 ini merupakan sebuah yayasan yang dibentuk sebagai perwujudan dari persamaan kehendak para pecinta, pengrajin, pengusaha dan pemerhati Batik yang dijiwai oleh semangat Sumpah Pemuda serta merupakan mitra kerja Pemerintah dalam mengembangkan, melestarikan dan membina pengusaha/ perajin Batik Nasional.

BATIK berdasarkan UNESCO, yang secara resmi mengakui keberadaannya sebagai warisan budaya dunia, telah dimasukkan ke dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) dimana pengakuan tersebut merupakan pengakuan internasional terhadap budaya Indonesia. Momentum penetapan tersebut kemudian ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional pada tanggal 2 Oktober 2009. (redaksibisniswisata@gmail.com)

Endy Poerwanto