BANGLI, bisniswisata.co.id,-IKUT memeriahkan peringatan satu kepercayaan tidak mengharuskan kita beralih kepercayaan. Ikut senang adalah hak kemanusiaan. Begitu juga dalam kesemarakan Imlek tahun 2019 ini. Tidak hanya bandara pintu masuk kunjungan wisatawan berbenah, tampil semarak. Lobby hotel, retorant, pusat belanja, beradu strategi menarik perhatian khalayak untuk memeriahkan acara- acara terkait Imlek.
Untuk di Indonesia, perayaan Imlek paling popular memang masih di Singkawang, KalBar. Kota Singkawang atau San Keuw Jong adalah sebuah kota di Kalimantan Barat, terletak sekitar 145 km sebelah utara Kota Pontianak, ibukota provinsi Kalimantan Barat, dan dikelilingi oleh pegunungan Pasi, Poteng, dan Sakok. Dengan rangkain acara tiga hari sebelum Imlek sampai Cap Gomeh.
Sementara di Bali, kesemarakan Imlek belum menjadi target berkunjung wisatawan di luar wisman asal Tiongkok. Jika dikaji secara kesejarahan, sentuhan budaya Cina sangat kental di beberapa sudut wilayah Pulau Bali. Salah satunya di wilayah Kintamani, Kabupaten Bangli. kawasan romantik yang dalam kurun 10 tahun terakhir digadang- gadang menjadi geopark.
Diplomasi budaya dengan memanfaatkan kesemarakan pergantian tahun Cina, Imlek, sekaligus mengangkat eksistensi Dalem Balingkang bukti alkulturasi Cina, Hindu di Bali dan mengangkat citra destinasi Kintanami geopark nya Batur. Wakil Gubernur Bali yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata daerah Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) bersama stakeholder pariwisata menggelar Festival Balingkang Kintamani.
Selain mengangkat citra destinasi, harapan terbesar meningkatkan kunjungan wisatawan asal negara Tirai Bambu ke Bali. Terlebih dalam beberapa bulan terakhir kunjungan wisman asal Tiongkok, angkanya terjun bebas, akibat bergolaknya tataniaga pasar Cina di Bali. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali pada November 2018, kunjungan wisatawan Tiongkok turun 37,51%, menduduki posisi kedua, yang sebelumnya selalu peringkat satu kunjungan tertinggi ke Bali. Sedangkan Pemerintah Provinsi Bali menargetkan kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali pada tahun 2019 sebanyak 1,5 juta – 1,6 juta.
Dengan festival, papar Ketua Penyelenggara yang juga Ketua GIPI Bali IB Agung Partha Adnyana, dikembangkan daya tarik baru untuk Bali khususnya di Batur, Kintamani. Festival menekankan pada alkulturasi budaya Bali dan Tiongkok melalui kisah percintaan segitiga antara Raja Jaya Pangus, Putri Kang Cing Wie, dan Dewi Danu yang dikemas dalam bentuk parade budaya. Di dunia kisah romance tidak pernah habis. Romeo and Juliet contohnya. Semua orang tahu sampai ke kampung pun mengetahui kisah itu. Di Bali juga ada kisah romance yaitu Jaya Pangus dan Kang Cing Wie dan Dewi Danu. Cinta segitiga itu telah menorehkan kisah cinta yang romantis. “Kita harus kemas agar orang antusias menonton,” imbuhnya.
Seperti diketahui geopark Batur dengan 11 desa wisata (Wingkangranu) menyimpan sejumlah situs perkembangan budaya Cina. Secara kasat mata dapat dilihat dalam nama- nama desa seperti desa Song An, Pingg An, Blanding An, Kedis An dan lain- lain. Berharap, melalui festival ini, semakin banyak wisatawan Tiongkok datang dan menjadikan Batur sebagai destinasi wisata baru bagi mereka. Selain pagelaran alkulturasi budaya, jelas Ketua Panitia IB Agung Partha Adnyana, diadakan atraksi kuliner serta mengunjungi situs-situs bersejarah Tiongkok di seputaran geopark Batur. *dwi