CANBERRA, bisniswisata.co.id: Berbeda dengan Indonesia, di Australia maskapai penerbangan berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC) sudah lama menerapkan aturan bahwa semua penumpang wajib membayar, bila mereka membawa barang untuk ditempatkan di bagasi pesawat.
Seperti dilansir abc.net.au, Jumat (01/02/2019) bahwa setiap penumpang mendapat jatah gratis barang bawaan seberat 7 kg dengan ukuran tas yang tidak boleh melebihi ukuran tertentu. Biaya untuk bagasi pesawat tergantung pada maskapai yang anda tumpangi. Di Australia, ada dua maskapai penerbangan berbiaya murah yaitu Jetstar dan Tigerair.
Ada dua maskapai yang biasa disebut maskapai biasa yaitu Qantas yaitu perusahaan penerbangan terbesar dan Virgin Australia. Satu lagi maskapai lagi bernama Rex yang banyak bergerak ke jalur-jalur regional menghubungkan kota-kota kecil di sana.
Maskapai Jetstar mengenakan biaya sekitar sekitar 1 dolar Australia Rp 10 ribu per kilogram untuk barang yang ditempatkan di bagasi. Namun, penumpang yang ingin membeli bagasi, harus membeli dengan berat minimum, yaitu sekurangnya 15 kg, dengan maksimum 40 kg.
Biaya yang dikenakan berkisaran antara 15 dolar sampai 80 dolar (antara Rp 150 ribu sampai Rp 800 ribu). Tigerair menerapkan biaya yang lebih murah, antara 15 dolar sampai 53 dolar.
Sedangkan untuk maskapai Qantas, Virgin Australia, dan Rex penumpang tidak harus membayar lagi untuk bagasi. Qantas dan Virgin Australia memberikan jatah 23 kg bagi setiap penumpang untuk membawa bagasi, selain 7 kg untuk barang bawaan ke dalam pesawat, sementara Rex memberikan jatah 15 kg.
Sejak munculnya fenomena penerbangan berbiaya rendah, yang menjadi populer sejak EasyJet dan Ryan Air memulai operasi di Inggris di tahun 1990-an, maka sistem pertiketan juga berubah. Sebelumnya, penumpang dan barang bawaan dianggap sebagai satu kesatuan, namun kemudian dijual tiket hanya untuk penumpang, dan barang bawaan dianggap sebagai hal yang berbeda.
Karena itu mereka yang membawa barang lebih banyak diharuskan untuk mengeluarkan uang lebih banyak lagi. Demikian juga dengan layanan di dalam pesawat juga berubah. Sebelumnya, layanan seperti makanan adalah bagian dari servis yang ditawarkan oleh perusahaan penerbangan.
Namun sekarang dengan teknologi yang lebih canggih, sehingga penerbangan menjadi lebih cepat, mereka yang tidak memerlukan layanan makanan dan minuman kemudian bisa mendapatkan tiket lebih murah. Ini karena maskapai penerbangan menjual makanan dan minuman di dalam pesawat hanya bagi mereka yang memerlukan saja.
Selain bagasi, dan makanan, maskapai penerbangan juga masih berusaha mencari masukan pendapatan dengan menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari di dalam pesawat, seperti topi, parfum, dan hal-hal lain. (NDY)