JAKARTA, bisniswisata.co.id: Pengaruh teknologi pada fashion perlahan mulai menciptakan efek positif. Tidak hanya bagi para perajin, tetapi juga para pengusaha. Desainer ternama Indonesia, Didiet Maulana pun mengatakan, banyak perusahaan fashion yang membuktikan teknologi fashion dapat diterapkan di semua tingkatan. Mulai dari pengalaman konsumen, pengembangan produk, bahkan desain bahan.
“Sekarang ini kita mulai mengawinkan teknologi dengan industri fashion. Kita sudah masuk di dunia digital, zaman dulu, kita jualan istilahnya departemen store, sekarang lebih ke e-commerce. Dari kita sebagai pengusaha, jelas cara jual dan membelinya berbeda. Cara kita memperlakukan pembeli juga akan berbeda, karena biasanya mereka adalah anak-anak muda,” papar Didiet seperti dilansir laman Beritasatu, Kamis (19/09/2019).
Bila ditelisik, lanjut dia, kehadiran teknologi digital di industri fashion jauh lebih kompleks dari sekadar website, e-commerce dan juga media sosial. Bukan hanya dalam aspek pemasaran dan jual beli saja, melainkan juga membuat ramalan tren ke depan, baik dalam aspek kreativitas maupun bisnis.
“Kita harus membuka mata, akan adanya algorithm technology. Setiap kita belanja online, ada jejak data yang ditinggalkan, dan memudahkan kita untuk filtering. Banyak sekali desainer yang memanfaatkan ini. Dengan membuat desain berdasarkan historical produk mana yang jadi best seller. Di sana kita menarik data untuk membuat koleksi sekarang,” ungkap pendiri Ikat Indonesia by Didiet Maulana ini.
Di Indonesia sendiri, dalam mengawinkan industri fashion dan teknologi masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Didiet mengatakan, perkembangan teknologi yang sangat cepat menuntut masyarakat untuk adaptif terhadap hal tersebut. Jika tidak, bisa jadi masyarakat Indonesia hanya berperan sebagai penonton, sedangkan industri ini dioperasikan oleh orang asing.
“Kita harus lebih relevan dengan apa yang terjadi saat ini. Memanfaatkan teknologi untuk memasarkan lebih luas cantiknya tenun asli buatan tangan milik Indonesia. Dengan begitu, terjadi sebuah sinkronisasi antara industri fashion dengan teknologi, tanpa harus mengubah nilai lokal kita,” tutupnya. (ndy)