FASHION

Darpa Nagari, Gebrakan Desainer Vivia Angkat Batik Peranakan

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Desainer Vivia Setiawan kembali melakukan gebrakan. Kini menggelar Darpa Nagari. Topik ini disajikan demia mengangkat batik peranakan. Gelaran busana ini diselenggarakan di Mall PIK Avenue, Jakarta, pada 23 hingga 26 Agustus 2018 .

“Batik peranakan sengaja kami pilih menjadi highlight dari koleksi SA/VI official karena motif dan warnanya yang khas. Diantaranya motif bunga yang memiliki arti keindahan dan kesejahteraan di usia senja. Motif burung yang artinya ratu, yang menampilkan keanggunan dan kelembutan,” ungkap sutradara kreatif dari SA/VI official, Vivia Setiawan dalam keterangan tertulis, Rabu (15/8).

Bahkan, sambung dia, di Jawa pada masa silam motif ini dianggap sebagai penolak bala. “Memang batik peranakan lebih sarat akan makna dan arti. Hal tersebut tidak lain karena kepercayaan, tradisi dan cerita leluhur turun-temurun yang semua itu dituangkan dalam batik peranakan. Juga Motif batik peranakan, cenderung memiliki warna-warna pastel,” paparnya.

Selain bazar, performer dan fashion show, dalam Darpa Nagari yang ketiga ini juga akan diisi dengan workshop tentang membatik oleh pembatik muda, Dionisia Ancilia. “Dengan seringnya diadakan event-event bertemakan tradisional Indonesia, khususnya pada kebudayaan batik, masyarakat berbagai kalangan dan usia lebih mencintai Indonesia. Serta bangga akan budaya, khususnya menggunakan batik dalam kehidupan sehari-hari,” sambungnya.

Batik adalah warisan Nusantara harus dilestarikan. Bukan hanya membantu pengrajin di Indonesia untuk terus berkarya mengharumkan nama Bangsa, namun juga mengembangkan budaya Indonesia di kancah Internasional. Karenanya gelaran ini mempersembahkan nuansa berbeda, lebih inovatif. Desainnya modern, namun tak menghilangkan kesan keindahan tradisional Indonesia,

Bicara soal batik, Indonesia memiliki beragam motif batik yang beragam. Tiap daerah di Indonesia, punya ciri khas tersendiri, bagaimana menampilkan motif batik yang indah mewakili daerahnya. Tak hanya itu, batik sendiri juga telah ditetapkan oleh Unesco sebagai Warisan Budaya Indonesia. Dari beragam motif batik yang ada, pernahkah Anda mendengar batik peranakan?

Batik peranakan diciptakan untuk menggambarkan keragaman budaya Indonesia. Bahkan dipengaruhi budaya Tionghoa, Arab, Belanda, India dan Jepang. Motif batik peranakan, cenderung memiliki warna-warna pastel.

Istilah peranakan ditujukan bagi warga pendatang dari etnis lain di suatu negara yang kemudian menetap hingga beranak-cucu. Warga peranakan umumnya masih menjaga kultur dan budaya nenek moyang mereka meski telah lama menetap di suatu wilayah. Dan bahkan kultur serta budayanya tersebut kerap berasimilasi dengan tradisi budaya setempat.

“Batik peranakan ada dua kategori. Peranakan yang membuat batik atau pribumi yang membuat batik peranakan. Karakternya akan terlihat, semisal peranakan yang membuat batik, motifnya akan terlihat detail khas corak asal mereka. Sedangkan pribumi yang membuat batik peranakan umumnya akan memadukan motif khas tradisional dengan corak khas peranakan,” ujar Afif Syakur, pemerhati batik.

Menerima unsur baru dalam tradisi lokal bagi masyarakat Indonesia bukan masalah. Begitu pula yang terjadi pada pendatang. “Contohnya adalah kain meja Tokwi altar doa asal Cina. Di negerinya, Tokwi dibuat dengan menyulam. Di Indonesia, Tokwi dibuat dengan cara dibatik,” tambahnya.

Ketika tradisi lokal diminati, mereka tak segan mengembangkannya. Wilayah akulturasi budaya paling masif terdapat di sepanjang pesisir Pantai Utara Jawa. Kekhasan dari batik hasil akulturasi budaya tersebut umumnya menghasilkan ragam bentuk corak dan warna batik yang berbeda dari sebelumnya. Muncul kemudian seniman maupun maestro batik para pendatang dengan seni pembatikan yang unik. (redaksibisniswisata@gmail.com)

Endy Poerwanto