TRANSPORTASI

Dalam Lima Minggu ke Depan, Sekitar 70.000 Pekerja Maskapai di AS Terancam 

Anggota tim armada American Airlines memuat bagasi ke dalam pesawat.  (Foto:  American Airlines)

NEW JERSEY, AS, bisniswisata.co.id: Para pekerja sejumlah maskapai penerbangan di Amerika Serikat bisa jadi mengakani kegelisahan menghadapi awal Oktober mendatang. Apa yang terjadi di AS bisa terjadi di negara lain termasuk Indonesia.

Sayangnya, tanggal tersebut telah dilingkari di kalender seperti acara bahagia – ulang tahun, hari jadi, liburan, pernikahan.  Tapi 1 Oktober bukan sebagai momen yang membahagiakan.  Tidak sedikit pun karena saat itu menentukan apakah pekerja kehilangan pekerjaannya.

Pada hari itulah maskapai penerbangan AS – setuju arau tidak setuju  harus memecat atau merumahkan karyawan sebagai bagian dari ketentuan penerimaan hibah dan pinjaman dari CARES Act pada bulan Maret.

Dilansir dari Travel Pulse, ketentuannya dapat mulai memberhentikan pekerja dan mungkin saja 70.000 pekerjaan berisiko pada tanggal tersebut. Volume penumpang masih turun 71 persen dibandingkan tahun lalu, dan para ahli memperkirakan tidak mungkin mereka akan kembali ke tingkat pra-pandemi hingga 2024, menurut Yahoo News.

Itulah mengapa hampir setiap aspek industri maskapai penerbangan sangat berupaya melobi Kongres untuk mengeluarkan stimulus kedua yang akan mencakup hibah perlindungan gaji bagi operator dan belum ada kesepakatan yang dicapai.

“Kami berharap permintaan akan terus berubah-ubah dan pemulihan tidak akan linier sempurna karena keinginan pelanggan untuk bepergian berkembang tergantung wilayah dibuka kembali untuk bisnis. Karena tingkat infeks virus Coronai juga terus berubah seiring waktu,”  kata Joanna Geraghty, Presiden dan COO JetBlue

Selama beberapa bulan terakhir, maskapai penerbangan telah berusaha menghindari PHK dengan menerapkan berbagai langkah pemotongan biaya, termasuk pemisahan sukarela. 

Hampir 20 persen karyawan Delta Air Lines – lebih dari 17.000 pekerja – telah menerima tawaran pensiun dini  dan “ribuan lainnya” telah setuju untuk mengambil cuti sukarela yang tidak dibayar.

“Sebuah langkah yang sulit tetapi perlu menuju transformasi Delta menjadi maskapai yang lebih kecil, lebih gesit yang akan berada pada posisi yang lebih baik untuk menanggung krisis dan pulih dengan cepat,” kata CEO Delta Ed Bastian.

Hal itu adalah penggunaan terbaik dari uang publik karena membuat maskapai tetap utuh dalam  layanan penting selama pandemi ini,” kata Sara Nelson, pramugari dan presiden Asosiasi Pramugari-CWA, AFL-CIO, 

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)