DESTINASI INTERNATIONAL NEWS

China dan Negara-negara Asean Dorong Industri Pariwisata Asia Maju pada 2025

LONDON, bisniswisata.co.id: Industri pariwisata Asia memasuki fase transformatif pada 2025, dengan negara-negara seperti China, Singapura, Indonesia, Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, dan Sri Lanka memimpin perubahan tersebut.

Dilansir dari travelandtourworld.com, dengan inisiatif strategis yang menonjolkan warisan budaya, ekowisata, dan praktik berkelanjutan, negara-negara ini membentuk masa depan perjalanan dan pariwisata global.

China: Gerbang Menuju Asia

China tetap menjadi pemain dominan dalam kancah pariwisata Asia, memanfaatkan warisan budayanya yang kaya dan kemajuan modern. Inisiatif pada tahun 2025 berfokus pada:

• Pariwisata Budaya: Kota-kota seperti Beijing dan Xi’an menawarkan pengalaman yang mendalam, termasuk situs bersejarah yang telah dipugar dan museum interaktif.
• Konektivitas Kereta Cepat: Jaringan kereta peluru yang terus berkembang menghubungkan destinasi wisata utama, menawarkan pengalaman perjalanan yang lancar.
• Ekowisata: Provinsi seperti Yunnan dan Sichuan memprioritaskan penginapan ramah lingkungan dan wisata konservasi.

Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok juga mempromosikan pariwisata lintas batas dengan membina kemitraan dengan negara-negara tetangga, meningkatkan peluang pariwisata regional.

Singapura: Model Pariwisata Berkelanjutan

Pendekatan Singapura terhadap pariwisata pada tahun 2025 menekankan inovasi dan keberlanjutan:

• Pariwisata Perkotaan Hijau: Situs ikonik seperti Gardens by the Bay memadukan praktik ramah lingkungan.
• Pengalaman Berbasis Teknologi: Aplikasi perjalanan bertenaga AI dan tur realitas virtual meningkatkan keterlibatan pengunjung.
• Wisata Kuliner: Festival dan jalur kuliner merayakan kuliner multikultural Singapura, menarik penggemar kuliner global.

Komitmen negara-kota ini terhadap keberlanjutan menjadi contoh bagi kawasan tersebut, memadukan kemewahan dengan kesadaran ekologi.

Indonesia: Wisata Alam dan Petualangan

Indonesia memanfaatkan keindahan alamnya, menarik wisatawan yang sadar ekologi dan suka berpetualang. Strategi utamanya meliputi:

• Wisata Bahari: Bali dan Raja Ampat mempromosikan penyelaman berkelanjutan dan konservasi terumbu karang.
• Pendakian Gunung Berapi: Destinasi seperti Gunung Bromo dan Taman Nasional Komodo menarik para pencari sensasi.
• Penyelaman Budaya: Festival di Yogyakarta dan Ubud memamerkan tradisi seni Indonesia.
Investasi pemerintah dalam pemasaran digital menyoroti destinasi yang kurang dikenal, mendiversifikasi arus masuk wisatawan.

Thailand: Pusat Budaya dan Kesehatan

Strategi pariwisata Thailand pada tahun 2025 berfokus pada kekayaan budaya dan industri kesehatannya:

• Pelestarian Warisan: Kuil yang dipugar dan jalan-jalan warisan di kota-kota seperti Ayutthaya menarik para penggemar sejarah.
• Wisata Medis dan Kesehatan: Bangkok dan Chiang Mai menawarkan tempat peristirahatan kesehatan premium dan layanan medis.
• Pariwisata Festival: Acara seperti Songkran dan Loy Krathong menyediakan pengalaman budaya yang mendalam.

Kampanye “Amazing Thailand” di Thailand mempromosikan pariwisata berkelanjutan, memastikan pertumbuhannya sejalan dengan tujuan lingkungan.

Laos dan Vietnam: Bintang Baru

Laos dan Vietnam muncul sebagai pemain penting dalam lanskap pariwisata Asia:

• Laos: Sorotan meliputi wisata ekologi Sungai Mekong dan pengalaman budaya di Luang Prabang.
• Vietnam: Populer karena perpaduan keindahan alam dan situs bersejarahnya, seperti Teluk Ha Long dan Hoi An, Vietnam berfokus pada pariwisata berkelanjutan dan keterlibatan masyarakat lokal.

Kedua negara memprioritaskan pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan aksesibilitas sambil melestarikan warisan budaya dan alam mereka.

Kamboja: Fokus pada Warisan dan Pariwisata Komunitas

Angkor Wat Kamboja tetap menjadi landasan industri pariwisatanya, tetapi tahun 2025 menghadirkan strategi yang beragam:

• Pariwisata Berbasis Komunitas: Proyek-proyek di daerah pedesaan mempromosikan kerajinan lokal dan pengalaman budaya yang autentik. • Konservasi Warisan Budaya: Kemitraan dengan UNESCO memastikan pelestarian situs bersejarah.
• Ekowisata: Taman nasional dan pelayaran sungai menawarkan pilihan perjalanan yang ramah lingkungan.

Sri Lanka: Tangguh dan Bersemangat

Upaya pemulihan pariwisata Sri Lanka pada tahun 2025 berfokus pada:

• Safari Margasatwa: Taman seperti Yala dan Udawalawe menarik para pencinta alam.
• Wisata Teh: Perkebunan teh di daerah perbukitan menyediakan pengalaman yang indah dan mendidik.
• Acara Budaya: Festival yang merayakan tradisi Buddha dan seni lokal meningkatkan pariwisata budaya.

Kolaborasi Regional dan Keunggulan ASEAN
Kerja sama regional memainkan peran penting dalam meningkatkan pariwisata Asia.

Strategi terpadu ASEAN, seperti perjanjian perjalanan bebas visa dan kampanye pemasaran bersama, memfasilitasi pengalaman lintas batas yang lancar.

Upaya kolaboratif menekankan pembangunan berkelanjutan dan pariwisata berbasis masyarakat, yang memastikan pertumbuhan jangka panjang.

Kesimpulan: Jalan ke Depan untuk Pariwisata Asia

Pada tahun 2025, industri pariwisata Asia menjadi bukti inovasi, ketahanan, dan kebanggaan budaya.

Melalui inisiatif strategis, kolaborasi regional, dan komitmen terhadap keberlanjutan, negara-negara seperti Tiongkok, Singapura, Indonesia, dan negara-negara tetangganya menetapkan tolok ukur untuk pariwisata global.

Wisatawan dapat menantikan pengalaman tak terlupakan yang berakar pada tradisi dan dibentuk oleh kemajuan modern, karena Asia memperkuat posisinya sebagai tujuan global teratas.

Evan Maulana