SURABAYA, bisniswisata.co.id: Mahasiswa Queeensland University of Technology Australia ini bikin bangga warga Indonesia, terutama Jawa Timur. Senin, 9 April 2018, bule pria ini menampilkan tarian tradisional jaranan Turonggo Yakso asal Trenggalek sebagai bagian belajar budaya Indonesia sekaligus mempromosikan tarian tradisional Nusantara.
Para mahasiswa yang sedang mengikuti summer program itu mengikuti pembelajaran the essential of indonesian property market dan budaya Indonesia. “Mereka kami perkenalkan kekayaan budaya Indonesia, dan pada kesempatan ini kami ajak mereka belajar tari tradisional Turonggo Yakso. Mereka menari dan menikmati tarian tersebut,” terang Adi Prasetyo Tedjakusuma, Manajer Kerjasama Kelembagaan Luar Negeri Universitas Surabaya
Nantinya, lanjut Adi, para mahasiswa ini dijadwalkan juga akan mempromosikan tarian tradisional Jawa Timur, Turonggo Yakso ini ke negara asal mereka di Australia khususnya di Kota Brisbane. “Mereka juga akan memperkenalkan dan mempromosikan tarian yang mereka tarikan sekarang, lengkap dengan busana yang mereka kenakan pada penampilannya hari ini,” tambah Adi.
Alasan memilih tarian tradisional jaranan Turonggo Yakso, menurut Adi, karena tarian ini sendiri sudah mulai jarang dipentaskan. Ubaya punya kesempatan untuk menampilkannya bersama delapan mahasiswa asal negara Kangguru.
Tarian ini berbeda dengan tarian Jaran kepang. Turonggo adalah kuda, Yakso adalah raksasa. Dengan berbadan kuda tapi berkepala raksasa menggambarkan potret perjalanan manusia yang selalu diwarnai oleh kebajikan dan keburukan.
“Turonggo Yakso adalah satu diantara budaya tradisi asli negeri ini yang mulai jarang ditemui. Semoga dengan penampilan para mahasiswa Australia ini, nantinya akan banyak orang yang menyaksikan dan mengenal tarian tradisional yang hampir tidak lagi dimainkan ini,” ujar Adi.
Para mahasiswa summer program Queensland University of Technology (QUT) Australia ini selain belajar tentang budaya Indonesia, juga akan melihat sejumlah objek wisata yang ada di Jawa Timur.
Tari Turonggo Yakso merupakan kesenian asli kabupaten Trenggalek. Awalnya kesenian ini dari “baritan” yaitu sebuah ritual yang dilakukan oleh masyarakat kecamatan Dongko sejak lama. Berkat jasa Bapak Puguh yang juga merupakan warga Dongko, dengan memperkenalkan kesenian Turonggo Yakso akhirnya kesenian ini mulai dikenal sebagai kesenian asli Trenggalek yaitu pada tahun 80-an.
Tari Jaranan Turonggo Yakso ini menceritakan tentang kemenangan warga desa dalam mengusir marabahaya atau keangkaramurkaan yang menyerang desanya. Saat ini tari Turonggo Yakso banyak diminati oleh para pelajar diwilayah Trenggalek, mulai dari anak SD sampai pada ibu-ibu dan orang tua.
Bahkan setiap perayaan 17 Agustus hampir taka da sekolah yang tidak menampilkan Kesenian Tradisional tersebut. Mungkin bagi mereka ini semua adalah ungkapan rasa hormat yang dituangkan dalam sebuah gerakan yang tak lain adalah menari.
Tari Turonggo Yakso ini berbeda dengan Kesenian Jaranan yang ada di Trenggalek. Perbedaan itu terletak pada kuda-kudaan yang ditungganginya. Jika pada Kesenian jaranan, kuda tersebut menggambarkan kuda yang benar-benar berbentu kuda. Sedangkan pada Tari Turonggo Yakso, kuda yang dipakai untuk tampil adalah kuda yang berbentuk Buto.
Namun dalam gerakannya hampir sama, hanya saja pada Tari Turonggo Yakso masih belum terbebaskan dari gerakan-gerakan yang menjadi tumpuan utama pada awal Tari Turonggo Yakso terlahir. (NDHIK)