JAKARTA, bisniswisata.co.id: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat meski pada Oktober 2018 terdapat pertemuan IMF-World Bank di Nusa Dua Bali, ternyata tak berdampak mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) ke Indonesia. Buktinya jumlah turis mengalami penurunan dibandingkan bulan September 2018.
“Jumlah turis yang masuk Indonesia pada Oktober 2018 sebesar 1,29 juta orang, atau mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya. Turun 5,74% dari bulan sebelumnya,” kata Kepala BPS Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (3/12/2018).
Dilanjutkan, penurunan jumlah turis yang masuk ke Indonesia ini, juga dikarenakan faktor musiman yang setiap tahunnya terjadi low seasion pada bulan Oktober. Jika ditelisik lebih dalam lagi, pada Oktober 2018 pemerintah Indonesia menggelar acara kelas internasional di Bali yaitu pertemuan IMF-World Bank yang mampu menghadiri lebih dari 15.000 orang.
“Penurunan terbesar terjadi di Bandara Sam Ratulangi Manado. Jadi lebih karena seasonality, pergerakannya sama seperti 2017 pada Oktober agak turun. Kemudian kedua dia Bandara Supadio, Pontianak,” ujar dia.
Berdasarkan pintu masuk angkutan udara, jumlah turis yang lewat Bandar Ngurah Rai Bali pun mengalami penurunan 7,20% (MtM), sedangkan YoY naik 11,01%. Meski demikian jumlah wisma per Oktober 2018 masih lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun 2017 dan 2016. “Dibanding tahun sebelumnya yang 1,16 juta orang berarti naik 11,24%,” ungkap dia.
BPS mencatat jumlah kunjungan wisman paling banyak dari turis Tiongkok. “Jadi menurut kebangsaan, posisinya tidak berubah. Yang pertama Tiongkok, lalu Malaysia, disusul oleh Timor Leste paling banyak lewat darat, Singapura, dan Australia,” jelasnya.
Dari total wisman 1,29 juta, kunjungan turis asal Negeri Panda sebesar 14,79% atau 183.482, dari Malaysia sebesar 13,56% atau 175.226, dari Timor Leste sebesar 11,21% atau 144.850, dari Singapura sebesar 10,55% atau 136.263, dan dari Australia sebesar 9,04% atau 116.860.
Dengan jumlah wisman yang berkunjung ke tanah air pada Oktober 2018, tingkat penghunian kamar (TPK) nya pun naik 1,91 poin menjadi 58,84. Di mana rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang selama Oktober 2018 tercatat sebesar 1,90 hari, atau menurun 0,02 poin dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Meski jumlah wisman di Oktober 2018 mengalami penurunan, secara kumulatif jumlah kunjungan turis ke Indonesia masih naik 11,92% atau 13,24 juta dibandingkan Januari-Oktober 2017 yang sebesar 11,83 juta kunjungan.
Per Oktober 2018 juga mencatat turis yang datang ke Indonesia mayoritas masih menggunakan pesawat terbang dengan persentase 66%, angkutan darat sebesar 15%, dan angkutan laut sebesar 19%.
Di sisi lain, Kepala BPS menambahkan kenaikan tarif angkutan udara mengerek inflasi pada November 2018 sebesar 0,27% month on month (mom) dan secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 3,23%. “Kenaikan tarif angkutan udara andilnya 0,05%,” ungkapnya
Kenaikan tarif angkutan udara dipengaruhi oleh faktor akhir tahun. Permintaan tiket pesawat semakin tinggi karena menjelang liburan dan adanya permintaan antar departemen, salah satunya di pemerintah daerah (Pemda). Kenaikan tarif angkutan udara terjadi di 43 kota, dengan kenaikan paling tajam di Indonesia bagian timur yaitu Ambon, Ternate dan Sorong. (EP)