JAKARTA, bisniswisata.co.id: Faizal Chevy Sidharta, Direktur Kerjasama Eksternal Asean mengatakan Inklusivitas dan unity in diversity atau Bhineka Tunggal Ika adalah apa yang diharapkan Indonesia untuk dibawa ke panggung dunia ketika menjadi tuan rumah KTT G20 ke-17 pada bulan November.
KTT, yang mengusung tema “Pulihkan Bersama, Pulihkan Lebih Kuat,” akan fokus pada tiga isu inti: memperkuat arsitektur kesehatan global, yang terutama adalah brainstorming tentang pengalaman kolektif untuk pandemi di masa depan; transformasi digital untuk menyamakan kedudukan di berbagai sektor; dan transisi energi untuk masa depan yang berkelanjutan.
KTT yang akan diadakan di Bali pada 15 dan 16 November, dan akan mempertemukan 20 ekonomi terkuat dunia, yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan China. Isu inti pertama terutama menyangkut pandemi Covid-19, yang menyoroti perlunya “komunitas global untuk mulai bergandengan tangan,”.
Faizal Chevy Sidharta mengatakan Indonesia, yang kepresidenannya dalam kelompok itu mulai 1 Desember 2021, berharap untuk mempromosikan “inklusivitas” sehingga negara-negara moderasi dan toleransi terhadap budaya dan kepercayaan lain adalah cara hidup.
Bukti menjulang atas upaya Indonesia untuk hidup berdampingan secara damai antara Muslim dan Kristen berdiri di jantung kota Jakarta, ibu kota negara: Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta atau Gereja Bunda Maria Diangkat ke Surga, yang dihubungkan oleh Terowongan Silaturahmi atau Terowongan dari Persahabatan.
Laksamana Asep Saepudin, Kepala Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, mengatakan masjid yang dianggap terbesar di Asia Tenggara itu merupakan simbol toleransi beragama.
Masjid ini dirancang oleh Frederich Silaban, seorang arsitek Kristen, pada tahun 1954, dan dibangun di bawah pemerintahan mantan Presiden Sukarno. Masjid, yang membutuhkan waktu 17 tahun untuk dibangun, dapat menampung lebih dari 100.000 jemaah kata Saepudin
Masjid tidak hanya digunakan untuk beribadah tetapi juga tempat di mana keluarga bisa menghabiskan waktu bersama.
Lift membawa pengunjung ke ruang bawah tanah yang mengarah ke terowongan 28,3 meter yang menghubungkan masjid ke Katedral Jakarta.
Terowongan ini dibangun saat renovasi masjid pada Desember 2020 dan selesai pada September 2021. Ujung terowongan membawa pengunjung melintasi jalan menuju katedral, yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1829.
Kedekatan katedral dengan masjid bukanlah suatu kebetulan, menurut situs web perjalanan Indonesia. Dikatakan bahwa Sukarno memilih situs untuk masjid sebagai simbol filosofi negara “Bhinneka Tunggal Ika, di mana semua agama bisa hidup berdampingan dalam damai dan harmoni.”
Katedral ini juga memiliki museum yang menyimpan peninggalan yang menceritakan sejarah penyebaran agama Katolik di Indonesia.
Mantan presiden AS Barack Obama dan istrinya Michelle mengunjungi masjid tersebut pada tahun 2010. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dan ibu negara Liza Araneta-Marcos berjalan di “Terowongan Persahabatan” selama kunjungan mereka ke Indonesia pada bulan September. Indonesia adalah perjalanan luar negeri resmi pertama Marcos.