HILDA'S NOTE LAPORAN PERJALANAN

Berpacu Aktivitas Sepanjang Perjalanan Cruise Voyager of The Seas

Beragam fasilitas olahraga dengan pemandangan laut terbuka

SINGAPURA, bisniswisata.co.id: Tetap sehat selama dalam perjalanan dengan cruise, itulah yang didambakan setiap penumpang. Oleh karena itu Royal Caribbean Cruises akan membuat tamu-tamunya tetap bugar dan terus-menerus bergerak dengan aktivitas dan fasilitas menyenangkan yang ada di atas kapal.

Berpetualang di atas kapal pesiar ini dari 25-28 Januari 2019 lalu memberikan saya  banyak pengalaman dan aktivitas, berkumpul dengan wisatawan dari sedikitnya 20 negara di dunia dan tentunya mendapat teman-teman baru

Perjalanan hari ke tiga dengan Voyager of the Seas dari Royal Caribbean International bersama roommate Helma Sabri Nurima diawali dengan membaca tuntas jadwal hari ini yang tertera di Cruise Compass yang sudah sejak semalam kami terima di kamar.

Cruise Compas dan peta digital

Setiap sore semua penumpang akan menerima lembaran kegiatan itu dari petugas room service yang selama ini mengurusi kerapihan kamar kami di deck 7 oleh Fendi, pria asal Bali yang sudah empat tahun bergabung bersama ratusan crew asal Indonesia yang bekerja di kapal ini.

Cruise Compass berisi jadwal kegiatan hampir di semua deck di penjuru kapal, termasuk ramalan cuaca, kecepatan kapal, arah angin, saat matahari terbit dan tenggelam dan apa yang menjadi trending topik hari ini di kapal.

Informasi ini juga bisa di dapat jika membuka TV di kamar jenis stateroom yang saya tempati bersama Helma selama perjalanan cruise start dari Marina Bay Cruise Center, Singapura.  Seharian ini kapal akan berada terus dilautan tidak ada persinggahan lagi seperti sehari sebelumnya di Penang, Malaysia,

Matahari baru muncul jam 7.30 pagi dan dari balkon kita bisa melihat matahari bersinar. Kali ini makan pagi kami putuskan untuk menuju  deck 11 yaitu Windjammer Cafe yang satu lantai dengan fasilitas olahraga.

Kolam renang dewasa

Keluar dari lift kami melewati spa beauty salon, day spa, fitness centre, outdoor pool open air alias kolam renang dengan beberapa ukuran, khusus anak-anak, kolam semua umur, juga ada kolam khusus untuk dewasa yang sudah mahir berenang alias kolam dengan ke dalaman 2 meteran dan ada sejumlah whirpool tak jauh dari setiap kolam renang di deck 11 ini.

Sambil berjalan menuju Windjammer Cafe untuk sarapan, saya sudah tergiur untuk nyemplung di kolam dewasa meskipun tidak terlalu panjang kolamnya. Untung perlengkapan renang sudah dibawa sehingga tidak perlu bolak balik ke kamar.

Kapal berlantai 15  ini memberikan kemudahan bagi tamu-tamunya untuk bisa kembali ke kamarnya dengan menyediakan peta digital di seputar dinding di lorong khusus lift. Jadi jangan takut nyasar, jelajahi saja seluruh sudut kapal dan ternyata makin ke atas adalah kamar-kamar yang dihuni tamu-tamu istimewa dengan akses khusus serta fasilitas super lainnya. Di peta digital tertera ada gereja juga untuk yang mau beribadah di deck 15.

Sarapan prasmanan

Windjammer adalah restoran prasmanan yang bisa dikunjungi semua penumpang, jadi selalu ramai dan ada antrian masuk meskipun areanya luas sekali. Maklum jumlah penumpangnya 3000 an lebih plus seribuan crew yang punya tempat makan tersendiri di deck tiga ke bawah.

Suasana prasmanan kasual yang menyediakan sebagian besar makanan utama dari sarapan, makan siang, dan makan malam. Tamu yang datang juga memakai baju casual tidak seperti makan di Sapphire Dining Room yang biasa kami kunjungi untuk sarapan, makan siang dan malam sistem dilayani tinggal duduk manis dan makan.

Di sini kami harus berkeliling mencari tempat duduk karena jam sibuk disaat semua orang mau sarapan. Akhirnya saya nyasar ke deretan buffet  vegetarian yang menyediakan segala masakan India karena penumpang kapal 50% adalah keturunan India, sisanya Jepang, China, dan bangsa Melayu dari sebagian Singapura, Malaysia, Indonesia, Pilipina serta bule dari kawasan Amerika dan Eropa.

Terletak di bagian belakang kapal, resto ini memiliki salah satu pemandangan terbaik yang disediakan oleh jendela kaca penuh, yang membungkus seluruh restoran sehingga sambil makan kita bisa duduk santai memandang ke laut, berpapasan dengan kapal-kapal besar pula seperti tangker.

Windjammer Cafe( foto Cruisecritic)
Bersantap dengan pemandangan laut ( foto Cruisecritic)

Makanan yang tersedia berlimpah banget karena tarif kamar kapal pesiar sudah full board, termasuk makanan 3x sehari. Prasmanan menawarkan banyak sekali pilihan seperti telur dadar, pasta, salad, sup, hamburger, pizza.

Di susul lagi dengan stasiun buah-buahan segar dengan hiasan ukiran buah semangka serta youghurt. Bersambung lagi dengan stasiun hidangan penutup dengan aneka cookies,  puding dan muffin serta beragam minuman jus, teh, kopi di corner minuman.

Menu termasuk sosis, bacon, roti yang baru dipanggang, sereal, pancake, kentang goreng, yogurt aneka rasa. Buat yang Muslim tetap harus waspada memperhatikan tulisan petunjuk halal dan menghindari daging babi dan variasinya lard, ham, salami, dan pepperoni.

Saat mengambil pizza keju dan pepperoni yang sudah bersanding di piring saya, pria asal Malaysia yang antri tepat di belakang langsung bercakap  Melayu mengingatkan bahwa pepperoninya ternyata tidak halal.

Alhamdulilah sudah diingatkan pria itu dan saya mengucapkan terima kasih dengan ramah. Ditengah keramaian kita tetap harus fokus pada tulisan di atas menu hidangan yang tersedia. Begitu banyak pilihan  loh dan variasi makanan seperti vegetarian yang juga enak-enak dan aneka seafood udang, kerang, cumi-cumi hingga salmon.

Keinginan untuk segera berenang tertunda karena perut kenyang apalagi keluar dari Windjammer masih ada suguhan stasiun ice cream coklat, vanila dan strowberry yang tidak bisa diabaikan.

Explore di  ketinggian kapal

Duduk santai sambil  menyantap ice cream, perjalanan dilanjutkan ke haluan kapal, bagian depan dari badan kapal untuk naik lift ke lantai 13 tempat beragam sarana olahraga lainnya.

Ke luar dari lift dan menapaki sedikit lorong langsung bertemu dengan lapangan basket dimana setiap sudutnya ada patung pria dengan kostum basket sedang bersiap melempar bola ke ring di masing-masing empat sudut lapangannya.

Lepas dari area basket berlatar belakang wall climbing ( panjat tebing), ada golf simulator ( 9-hole mini golf) di sisi kiri kapal mengelilingi setengah deck di bagian haluan. Disamping golf terlihat langsung arena olahraga yang paling hit di atas kapal di tengah lautan yaitu  berselancar di papan dengan flowrider machine.

FlowRider surf simulator
Panjat tebing di atas laut lepas

Untuk permainan yang rada ekstrim seperti panjat tebing dan flowrider ini rupanya sejak di hari pertama berlayar sudah harus mendaftar terlebih dahulu tidak bisa nyelonong nimbrung.

Saat kami datang kegiatan stand up surfing atau flowrider latihan jam 9.00-11.00 dan rock climbing wall juga mulai jam 9.00 pagi tapi boleh sampai sore dan naik ke deck 14. Uniknya kenikmatan berada di puncaknya kapal ini sama seperti halnya kenyamanan di dalam kamar yang tidak pernah terasa ada guncangan dan tak ada mabok laut.

Banyak jejeran kursi untuk berjemur jadi yang mau santai bisa tiduran di kursi malas  yang tersedia. Saya sempat berpose dengan patung besi ibu dan anak yang sedang duduk di kursi membaca buku. Meski diisi beragam fasilitas olahraga tapi nuansa artistik tetap ada.

Berolahraga di deck 13-14 memang butuh nyali yang besar. Meski tidak berlatih panjat tebing, memandang dindingnya saja sudah meningkatkan sensasi luar biasa. Terbayang pijakan kaki para pemain harus bergerak cepat dengan tubuh menggantung dengan pemandangan laut terbuka.

Flowsurfing tampilannya seperti nuansa berselancar dan gabungan trik-trik ekstrim skateboard. pemain juga kemudian diperkenalkan dengan body boarding atau berselancar sambil berbaring telungkup, seperti halnya berselancar di dunia nyata.

Jangan khawatir jika kehausan karena kepanasan tinggal mampir di Poolside Bar Johnny Rockets, ngadem di ruang permainan games adventure ocean youth. Bisa juga main pingpong karena di hari ke tiga yang menjadi akhir pelayaran ada kompetisi tenis meja untuk para penumpang yang berminat.

Saya dan Helma kembali ke deck 13 untuk berenang di kolam dewasa dijaga oleh oleh para lifeguard yang mengawasi tamu-tamu berenang. Begitu nyebur ternyata airnya asin karena asli air laut. Cukup satu jam berenang dan bersosialisasi dengan tamu di kolam whirpool yang berair hangat.

Berpacu dengan acara

Setelah meninggalkan kolam renang, ternyata di berbagai deck lainnya penuh acara. Ada seminar mengencangkan wajah tanpa operasi di Vitality Spa, lomba main sudoku di Schooner Bar, kelas menari Bollywood di boulevard Royal Promenade, ada lelang anggur, lelang lukisan, diskon besar di duty free, hadiah tunai di permainan Royal Bingo di Star Lounge dan lainnya

Di atas kapal waktu terasa berlari dari waktu sholat, waktu makan siang,  melongok latihan permainan ice scating, nonton pawai tokoh-tokoh film produksi DreamWork, Fiona Sherk dan berfoto ria. Tak terasa siang berganti malam dan acara pertama yang kami harus lakukan adalah makan malam fine dinning terakhir di Sapphire dengan tepat waktu tiap jam 20.00.

Tentunya penampilan harus sesuai dengan makan dengan gaya elegant mulai dari makanan pembuka, menu utama hingga penutup. Jumpa kembali dengan waiter Jovita dari Indonesia yang membisikkan akan ada pertunjukkan pula dari para crew di Sapphire.

Bersama Jovita, waiter asal Indonesia di Sapphire Dinning Room

Namanya juga malam perpisahan, menu semuanya enak dan kejutannya terdengar lagu yang sekaligus menjadi kode bagi para crew untuk memulai aksinya menari dan bernyanyi bersama.

Ruang makan utama ini berlantai tiga seperti gedung opera, memiliki tangga yang makin melebar ke bawah. Di sanalah mereka turun berbaris dan menari bersama yang langsung mendapat sambutan tepuk tangan meriah para tamu.

Mengakhiri malam, jam 21.30 kami menuju La Scala Theater, mengejar pertunjukan terakhir Royal Caribbean Singer dan Dancer berjudul Music in Picture. Pertunjukan diiringi grup life band yang bisa muncul di permukaan panggung atau menghilang.

Panggung yang dapat berputar-putar, para penyanyi dan penari muncul silih berganti dengan tema The Pink Panther, Jazz in Hot dan Bolliwood di dukung tata lampu dan property lainnya membuat pertunjukan ini sangat menghibur, profesional dan berkelas.

Pertunjukan di La Scala Theater

Kembali ke kamar jelang midnight dengan mata mengantuk, kami kembali melakukan packing koper yang belum selesai karena besok pagi perjalanan dengan kapal pesiar ini berakhir. Jam 9.00 pagi sudah bisa meninggalkan kapal yang berlabuh kembali di Marina Bay Cruise Center, Singapura lalu langsung menuju Changi Airport kembali ke Jakarta.

Mau berlayar dengan cruise bersama keluarga, komunitas, grup kantoran dan lainnya ? Voyager of the Seas untuk kawasan Asia Tenggara beroperasi dari September 2018 hingga Juni 2019, dengan lebih dari 70 pelayaran untuk tiga hingga tujuh malam, berangkat dari Singapura.

Pilihannya banyak mulai dari 3- 4 malam ke Penang dan Phuket – pilihan jadwal antara Maret hingga Juni 2019. Pesiar selama 5 malam ke Bangkok (Laem Chabang) menginap semalam – jadwal tanggal 28 Januari 2019.

Pesiar selama 7 malam ke Kuala Lumpur (Port Klang), Penang, Langkawi, dan Phuket (menginap semalam) – pilihan jadwal antara 7 Januari hingga 4 Maret 2019. Nah buat pemula jajal dulu jarak pendek 3 malam. Di jamin pasti ketagihan akan pengalaman baru. Silahkan mencoba…………

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)