NEWS

Bandara Bersejarah Ini Tutup Selamanya Karena COVID-19

Sepi pengunjung bandara bersejarah ini tutup selamanya (foto: DW)

BERLIN, bisniswisata.co.id: Dampak pandemi COVID-19 sungguh luar biasa. Setelah berbulan-bulan sepi pengunjung akibat aturan lockdown yang diberlakukan di Eropa, bandara tersibuk dan bersejarah di ibu kota Jerman ini terpaksa tutup untuk selamanya.

Dibangun hanya dalam tempo tiga bulan pada 1948, Bandara Tegel di Berlin ini terpaksa ditutup bulan depan. Penumpang akan dialihkan ke bandara internasional baru, berlokasi di sisi lain kota, yang dijadwalkan akan diresmikan pada Sabtu (31/10).

Pandemi virus corona telah mempercepat pengoperasion bandara yang hampir satu dekade terlambat dari jadwal, seperti dilansir Reuters.

Penutupan Bandara Tegel diambil sebagai langkah untuk menghemat uang ditengah larangan bepergian yang diberlakukan di Eropa.

Kebijakan lockdown diambil sebagai upaya meredam penyebaran virus corona. Sedangkan keputusan penutupan telah dikeluarkan sejak 26 Mei lalu.

Pemerintah federal, negara bagian Berlin dan Brandenburg menyetujui keputusan itu dalam pertemuan yang digelar lewat video conference dengan para pemegang saham. 

Menurut sejarahnya, Bandara Tegel dibangun saat Berlin Barat diblokir Uni Soviet. Josepth Stalin, pemimpin Soviet saat itu, ingin membuat kota berpenduduk sekitar 2 juta orang ini kelaparan. Berlin Barat merupakan daerah kantong yang terisolasi dari Jerman Barat.

Cara satu-satunya agar dapat keluar dari keadaan itu adalah dengan membangun bandara yang memungkinkan pesawat bantuan mendarat.

Oleh sebab itu pasukan Perancis yang menguasai sudut Berlin itu segera membangun landasan pacu yang kala itu masih dipenuhi bom perang. Dalam waktu singkat, bandara Tegel pun segera berdiri.

Bandara baru ini membantu meringankan kesibukan yang luar biasa di Bandara Tempelhof, juga ada di Berlin Barat, dimana pesawat-pesawat Inggris dan Amerika Serikat mendarat hambir terus menerus memberi makan penduduk kota untuk melalui musim dingin di tahun 1948-1949.

Baru pada tahun 1970-an bandara, yang namanya diambil dari perintis penerbangan abad ke-19 Otto Lilienthal, menjadi bandara komersial utama Berlin.

Bandara yang memiliki terminal heksagonal ultra modern ini memungkinkan penumpang menjangkau pesawat hanya dalam hitungan menit, begitu keluar dari mobil.

Bandara ini juga menjadi favorit para pecinta pesawat yang dapat menikmati lalu lalang pesawat dari jarak dekat lewat teras pengamatan.

Baru-baru ini fasilitas pengamatan telah dibuka kembali dengan aturan jarak sosial yang ketat. Setidaknya pengunjung masih dapat menikmati hari-hari terakhir bandara yang segera tutup permanen itu.

Bandara Tegel pernah direncanakan akan pindah sejak beberapa tahun silam saat bandara baru yang lebih besar, Bandara Berlin Brandenburg (BER) dijadwalkan dibuka pada 2011.

Kala itu Tegel masih merupakan bandara tersibuk di Berlin. Sedikitnya 24 juta orang terbang melalui Bandara Tegel pada 2019, menjadikannya bandara tersibuk keempat di Jerman.

Akan tetapi BER belum rampung setelah terjadi penundaan berulang kali disebabkan berbagai masalah mulai dari kesalahan desain sampai korupsi.

Pemerintah Berlin berencana memanfaatkan lahan bekas Bandara Tegel untuk kawasan penelitian dan industri. Mereka juga berjanji menyediakan kawawasan hijauh yang sangat luas di sana.

 

Rin Hindryati