SUKOHARDJO, bisniswisata.co.id: Kuliner ayam goreng memang bukan sesuatu yang baru. Ada banyak restoran, warung, kafe menawarkan menu ayam goreng dengan berbagai status: renyah, gurih, empuk, enak, lezat, nikmat, populer dan berbagai status yang memikat konsumen. Apalagi era teknologi, informasi kuliner ayam goreng “digoreng” secara gencar.
Di Sukohardjo Jawa Tengah, juga ada ayam goreng yang tidak tersentuh era digital, tidak pernah publikasi, apalagi promosi namun namanya sudah dikenal, legendaris malah kerap disinggahi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sehingga secara otomatis menjadi hits di media sosial.
Ayam Goreng Mbah Karto, namanya. Keberadaan warung sederhana di Jalan Jaksa Agung R. Suprapto, Jombor, Kota Sukoharjo ini, sudah setengah abad sehingga selalu menarik perhatian pecinta kuliner, termasuk Kepala Negara yang sudah menjadi pelanggan setia saat masih menjabat Walikota Solo.
Kondisi tempatnya tak seberaoa luas. Warung yang menyerupai rumah joglo khas Jawa ini, bagian dalamnya berisi deretan kursi jadul lengkap dengan meja kayu. Ornamen didinding tak banyak. Ada beberapa foto Presiden Soekarno hingga Jokowi yang terpajang rapi. Pokoknya terkesan sederhana sekali. Namun warung makan berdiri sejak tahun 1960-an dan masih bertahan hingga kini.
Seperti tempat makannya, menu warung Ayam Gireng Mbah Karto juga sederhana. Tak banyak variasi. Hanya sajian ayam berupa dada, paha, kepala, dan rempelo ati yang disajikan bersama seporsi nasi. Keunikan dari menu di sini adalah racikan bumbunya yang sangat gurih hingga meresap ke bagian terdalam daging.
Menu dan racikan yang dihidangkan masih sama generasi awalnya, dan amat dijaga kualitasnya. Termasuk, bahan yang digunakan juga dari ayam kampung kemanggang, yang berusia sekitar empat hingga 6 bulan. Karenanya, tesktur daging di sini empuk banget.
Taste sedapnya ayam kampung dipengaruhi dari sejak pemilihan ayam hingga teknik bumbu. Ayam kampung yang dipilih usianya cukup muda. Lazimnya ayam kampung hidup hingga setahun lebih, sedangkan rumah makan ini menggunakan ayam usia tiga bulan. Ayam kampung muda dibumbui bacem, bawang putih, dan rempah, lalu diungkep di atas api kayu bakar. Inilah cara membumbui yang konon menjadi kunci kelezatan ayam sebelum digoreng.
Sepiring hidangan ayam goreng kampung disajikan dengan nasi putih, urap sayur, lalapan, dan sambal. Sedangkan sambal yng bisa dipilih ada sambal blondho, sambal bawang dan lainnya. Meski tak tertulis, ternyata pengunjung bisa memesan lauk tambahan seperti tahu, tempe, serta urap. Menu ini satu paket dengan sambal pedas yang menggugah selera.
Sambal Blondho memiliki warna gelap. Sambal unik ini terbuat dari endapan santan yang dicampur dengan cabai, gula merah, serta bumbu dan dimasak hingga kecokelatan. Rasanya, tak terlalu pedas melainkan cenderung gurih asin. Ini merupakan sambal khas Warung Mbah Karto.
“Sambel blondo ini kesukaan Pak Jokowi. Kalau ke sini makan ayam goreng dengan sambal blondonya,” ungkap anak sekaligus penerus bisnis Ayam Goreng Mbah Karto Sukoharjo, Sri Sukarni usai meyalani makan siang Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Jokowi, putra sulung Gibran Rakabuming Raka, menantunya Selvi Ananda, serta sang cucu Jan Ethes, Ahad (28/07/2019).
Menikmati menu racikan generasi kedua Mbah Karto, memang kurang pas jika belum memesan minuman tradisionalnya. Ada berbagai macam menu dari es beras kencur, es kunyit asam, es jeruk, es tape, dan banyak lainnya. Harganya juga terjangkau, begitu pula dengan makanannya.
Saat berada di Solo, Presiden Jokowi selalu menyempatkan untuk berwisata kuliner ke Sukohardjo. “Ayamnya di sini enak,” kata Jokowi singkat usai makan. Dia memang telah menjadi pelanggan di warung itu sejak lama lantaran menggunakan ayam kampung pilihan. Meski menggunakan ayam kampung, tekstur dagingnya tidak begitu alot. (NDY)