INTERNATIONAL

Ausie, AS, Inggris Keluarkan Travel Warning ke Selandia Baru, Ada Apa?

SELANDIA BARU, bisniswisata.co.id: Sejak Januari 2019 , masyarakat Selandia Baru dilanda campak yang hingga kini kasusnya terus meningkat. Amerika Serikat, Inggris, dan Australia bahkan mengeluarkan peringatan atau travel warning agar warganya yang bepergian wisata maupun bisnis ke Selandia Baru, terkait wabah campak di negara tersebut.

Seperti dilansir Stuff, Jumat (06/09/2019) Kementerian Kesehatan di Selandia Baru mengatakan, siapapun yang berencana untuk bepergian ke Auckland harus memastikan setiap anggota keluarga telah divaksinasi campak.

Selain itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, juga menyarankan agar para pelancong ke Selandia Baru melindungi diri mereka dengan memastikan mereka divaksinasi campak, termasuk campak, gondong, dan rubella.

Menurut Departemen Luar Negeri AS, Selandia Baru masuk dalam level berbahaya untuk wisatawan yang hendak berkunjung. Pada laman Gov.uk dituliskan, sekitar 200.000 warga negara Inggris mengunjungi Selandia Baru setiap tahunnya.

Begitu pun dengan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia juga memperingatkan para pelancong tentang wabah campak dan memberi saran para warganya untuk melakukan vaksinasi terkini.

WHO mengatakan, wabah campak terus menyebar dengan cepat di seluruh dunia. Laporan awal menunjukkan bahwa dalam enam bulan pertama tahun ini, kasus campak adalah yang paling tinggi setelah 2006. Sebanyak 1.051 warga yang telah didiagnosis terkena campak, dibanding dengan Amerika Serikat–negara dengan 67 kali populasi.

Dilansir dari laman BBC, Kota Auckland terkena wabah campak terbesar dengan 877 kasus yang dikonfirmasi. Kementerian Kesehatan Selandia Baru telah mengeluarkan pernyataan yang menyerukan semua orang yang berusia 12 bulan hingga 50 tahun untuk mendapatkan vaksinasi jika belum pernah.

Direktur Pusat Penasihat Imunisasi, Dr. Nikki Turner mengatakan kepada Newshub, bahwa kasus ini “sangat menyedihkan” untuk dicapai. “Ini sepenuhnya dapat diprediksi dan dicegah, sehingga sangat mengecewakan bagi kami.”

Pihak berwenang mendesak siapa pun yang merasa sakit untuk “menjauh dari pekerjaan, sekolah atau tempat-tempat umum, untuk mencegah menempatkan orang lain dalam risiko”. sambungnya. (ndy)

Endy Poerwanto