NASIONAL NEWS PAKET WISATA

Anton Thedy: Kelar Covid, Menjaring Wisnus Perlu Pendekatan New Normal

Keindahan destinasi wisata di tanah air yang memukau wisnus maupun wisman. ( foto: Kemenparekraf)

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Strategi Kemenparekraf Whisnutama untuk memobilisasi wisatawan nusantara pada tahap normalisasi pasca pandemi global Covid-19, mendapat respon positif dari pengusaha namun bisnis trip akan lebih cepat, ungkap Anton Thedy, pendiri TX Travel, hari ini.

“Kalau Kemenparekraf pada tahap awal normalisasii nanti akan menggerakkan wisatawan Nusantara ( wisnus) terlebih dahulu memang bisa tapi bagi kami di industri tepatnya dorong dulu perjalanan dinas dari kalangan aparatur sipil negara ( ASN) dan para pebisnis,” tambah Anton Thedy

Anton Thedy, pendiri TX Travel ( Foto: Travelgad)

Di bawah payung hukum PT Jakarta Express Utama, TX Travel yang kini telah memiliki 200 cabang dan 12 ribu sub agent aktif ini mengatakan perjalanan dinas Aparatur Sipil Negara ( ASN) dan para pebisnis di nusantara ini akan lebih cepat menggerakan roda perokonomian terutama industri wisata.

Untuk masyarakat setelah lama berada dirumah saja pasti banyak yang kakinya ‘gatal’ untuk jalan-jalan tapi harus diingat pemasukan juga banyak berkurang selama di rumah saja. “Prediksi saya yang akan bergerak adalah bisnis trip dan weekend trip bukan jalan- jalan yang 5 hari keatas,” tegasnya.

Menurut dia, segment wisnus karakternya adalah short trip, misalnya  dari Jakarta ke Bandung bukan dari Jakarta ke Raja Empat, Papua yang merupakan perjalanan panjang dengan biaya besar. Paska pandemi global maka untuk berwisata akan lebih banyak melibatkan anggota keluarga. Jika perlu semua anggota keluarga di rumah akan diajak jalan-jalan untuk refreshing.

Hal ini berbeda kalau wisata ke luar negri meskipun durasi waktu tempuh juga satu jam dari Jakarta seperti ke Singapura atau negara lain yang membutuhkan paspor. Jadi budget murah-meriah akan menjadi pilihan keluarga Indonesia terutama yang lokasinya mudah dijangkau.

Untuk sementara jalan-jalan ke luar negri yang perlu paspor, ada kesulitan bahasa, mata uang dan makanan akan ditunda dulu sehingga normalisasi berjalan lancar karena meskipun pandemi berakhir maka pendekatan ke wisnus juga dengan konsep New Normal.

Obyek wisata yang dituju adalah tujuan wisata jarak dekat, mudah dicapai oleh mobil pribadi, jalan-jalan bareng keluarga. Bagi warga Jabodetabek tujuan wisatanya ke Bandung, Pantai Carita, Kawasan Puncak dan sekitarnya akan booming duluan dan akan banyak menerima kunjungan wisnus.

“Untuk golongan menengah atas yang  bisa menggunakan pesawat terbang ke Bali, Jogja dan lainnya akan tetap short  trip week-end. Asumsinya juga perginya 3-5 bulan kemudian setelah di rumah saja,” ungkapnya.

Penulis buku 50 WisDom ( Wisata Domestik) Indonesia ini memastikan bahwa pergerakan wisnus akan dimulai oleh para pebisnis yang bergerak dulu untuk menjalankan roda ekonomi bisnis masing-masing karena itu akan banyak bisnis trip dan week-end short trip

New Normal

New normal akan menjadi aturan baru dalam berbisnis karena setelah lewat wabah ini maka perilaku konsumen akan berubah semakin ke online. Selama 21 hari bekerja, belajar dan beraktivitas di dalam rumah saja maka seisi anggota keluarga terbiasa dengan aktivitas online.

“Kalau kita melakukan sesuatu terus menerus dalam 21 hari misalnya termasuk belanja online maka setelah kondisi dunia kembali normal pun kebiasaan onlinenya akan terus melekat, kita jadi konsumen yang mager alias malas gerak makanya disebut New Normal,” jelasnya.

Anton juga yakin di industri wisata seperti restoran misalnya akan ada perubahan misalnya restoran akan membatasi tempat duduk nya, orang masuk ke mall di batasi, cara belanja online akan naik peminatnya karena sudah semakin biasa selama di rumah saja.

Bisa juga tempat duduk di pesawat di batasi penumpangnya, begitu pula transportasi umum lainnya seperti kereta api dan bus juga di batasi karena di Wuhan, China yang sudah berhasil memerangi wabah kini ada sekian persen pasien yang kembali terjangkiti sehingga social dan phisical distancing juga tidak hilang begitu saja.

Di bisnis travel maka generasi milenial dan gen Z akan semakin online.Hanya mereka yang lebih tua masih ke travel agent offline karena terbiasa dilayani. Tapi travel offline pun sebenarnya sudah mulai online

“Berhubung konsumennya masih datang langsung ke kantor travel agent maka staf melayani kapan saja atau melalui telpon tanpa harus terpaku dengan jam kantor lagi,” kata Anton Thedy.

Sebagai seorang traveler Anton  yang memulai karirnya dalam membangun bisnis travel sejak tahun 1991 mengatakan Indonesia benar-benar negri yang indah karena itu sudah sepatutnya masyarakat Indonesia lebih mengenal negrinya sendiri.

“Indonesia memang indah dan sangat indah . Kini infrastrukturnya sedang terus ditambah dan diperbaiki. Kalau selama ini tujuan wisata luar negeri juga menjadi pilihan utama karena memang lebih siap infrastrukturnya bukan karena lebih indah,”

Sukses  mendirikan TX Travel tahun 2004 dan menjadi travel franchise pertama di Indonesia dan sukses memiliki cabang terbanyak se ASEAN.  Kini dia memiliki program RTA (Reseller Travel Agent). Hal ini menjadi trobosan pertama di Indonesia yakni reseller travel yang menjual multiproduk dari pada travel- travel yang lain.

Melalui program ini, Anton menargetkan dapat meraih 100 ribu member di tahun 2020. Pengalaman mengelola bisnis ini sejak dulu dan sekarang hanya cara bisnisnya yang berubah namun produknya sama. ” Orangakan tetap suka jalan- jalan tapi cara jualannya yang berubah menjadi online. Kelar Covid-19, industri travel dan tourismlah yang cepat membangkitkan perekonomian dunia,” tuturnya optimistis.

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)