DAERAH ENTREPRENEUR NEWS

Alex Chandra : Pertahankan Aset Dengan 'Membeli Waktu'

CANGGU, Bali, bisniswisata.co.id: Membeli waktu menjadi istilah yang kini sering diucapkan Alex Purnadi Chandra, pemilik dan pendiri Bank Perkreditan Rakyat ( BPR) Lestari, Bali.

“Likuiditas menjadi kebutuhan utama disaat terjadi pandemi global COVID-19 saat ini karena belum kelihatan kapan berakhirnya. Oleh karena itu saya sering menjelaskan pengusaha perlu likuiditas agar bisa bertahan dan membeli waktu,” ungkapnya.

Membeli waktu maksudnya, kata Alex, mempertahankan aset milik nasabah dengan tetap memenuhi kewajiban sebagai kreditur sehingga ketika pandemi global COVID-19 ini berakhir maka nasabah sebagai pengusaha bisa kembali bangkit dan memulai usaha lagi.

” Saya sering menghadapi nasabah yang menuduh perbankan tega sekali masih membebani bunga bank sementara mereka selama 1,5 tahun tidak punya cash flow, tidak ada pemasukan uang sama sekali,” kata Alex.

Malah ada yang ekstrim tidak mau bayar kewajibannya sama sekali karena menganggap relaksasi dari restrukturisasi hutang yang diberikan perbankan berdasarkan aturan pemerintah juga masih belum cukup menolong mereka dari keterpurukan terutama di bisnis pariwisata.

“Tahun 1998 ketika terjadi kerusuhan nasional, pedagang pasar Pagi, Jakarta tokonya dibakar, barangnya habis. Tapi setelah itu masih bisa hidup karena pabrik masih memberikan barangnya untuk dijual, mereka dibantu dengan likuiditas akhirnya bisa bangkit,”

Dalam kondisi saat ini pengusaha Bali juga harus bisa ‘membeli waktu’ agar tidak terjadi tranfer aset. Mereka tidak punya likuiditas tapi punya aset-aset besar.

Pasalnya pengusaha Bali yang tidak bisa membayar bunga bank yang menjadi kewajibannya maka asetnya harus diserahkan untuk di lelang. Solusinya harus memiliki likuiditas agar ketika bisnis rebound masih tetap bisa eksis melayani wisatawan.

“Solusinya relaksasi dari restrukturisasi hutang yang sudah diberikan pemerintah mungkin harus dilonggarkan lagi agar para pengusaha ini bisa melewati waktu karena pandemi membuat siklus bisnis berhenti. Tapi intinya badai pasti berlalu,” kata Alex meyakinkan.

Menurut Alex, demi mempertahankan bisnis para nasabahnya, BPR Lestari dan perbankan lainnya akan mengikhlaskan hanya dapat keuntungan tipis, tapi yang penting tidak merugi.

” Pengorbanan ini juga dibutuhkan dari sisi kreditur agar disiplin membayar bunga bank dari pinjamannya. Sedangkan dari sisi  Pemerintah ijinkan bank untuk kucurkan dana semacam kredit KUR yang bunganya di subsidi pemerintah,” 

Alex mengatakan, perbankan punya dana tapi tidak bisa dikucurkan agar nasabahnya punya likuiditas maka ekosistem dalam bisnis bank sendiri terhambat. “Padahal antara nasabah dan pengelola bank bisnisnya sama-sama tidak boleh merugi,” 

Oleh karena itu butuh banyak kelonggaran dari pembuat kebijakan, institusi keuangan hingga akhirnya para pengusaha bisa menggerakan roda ekonomi usahanya untuk bisa berputar.

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)