Eurostar akan terapkan teknologi minim kontak (foto: TripSavvy)
LONDON, bisniswisata.co.id: Virus Covid-19 masih menjadi ancaman. Meski demikian di sejumlah negara yang kasus positif covid-19-nya melandai, aturan pembatasan mulai dilonggarkan. Bandara dan stasiun kereta di Eropa, misalnya, telah diizinkan kembali beroperasi. Bedanya, kini mereka berencana untuk mengadopsi pola hidup baru, yakni: mengurangi sebisanya kontak agar aman dari penularan.
Eurostar, operator kereta api super cepat di Eropa, mengatakan pihaknya akan menerapkan teknologi pengenalan wajah. Teknologi ini akan menjadi pengganti sistem check-in yang lama. Sebelumnya, calon penumpang wajib menunjukkan paspor secara fisik. Kelak, itu tidak berlaku lagi.
Dengan teknologi ini, penumpang hanya akan di-scan wajahnya sebelum naik kereta. Sistem ini rencananya akan diluncurkan tahun depan untuk rute Inggris dan Perancis dulu. Secara bertahap akan diterapkan pada rute-rute lainnya di seluruh Eropa.
Cara kerjanya: Eurostar akan memindai wajah setiap penumpang begitu mereka tiba di stasiun. Tapi sebelumnya calon penumpang diminta mengunggah fotonya lewat smartphone. Saat tiba di stasiun Eurostar hanya tinggal mencocokkannya. Untuk pekerjaan ini, Eurostar memanfaatkan teknologi dari iProov, perusahaan yang bergerak di bisnis otentikasi biometrik.
Meski sifatnya sukarela, kebanyakan penumpang kemungkinan besar akan memilih memanfaatkan teknologi ini demi menghindari interaksi saat pengecekan tiket dan paspor. Pihak penyedia teknologi yakin cara ini aman dilakukan. Sistemnya mampu mengotentikasi mana data yang palsu dan asli.
Sebenarnya sejumlah bandara sudah mulai menerapkan teknologi minim kontak sebelum pandemi COVID-19 merebak. Para vendor menciptakan teknologi tersebut untuk meningkatkatn kecepatan dan efisiensi.
Kini, saat virus corona melanda dunia, teknologi ini menjadi sangat relevan. Banyak bandara di dunia mulai memanfaatkannya untuk merespons kekhawatiran calon penumpang terhadap virus yang penularannya bergerak secara eksponesial. Permintaan untuk alat-alat ini melonjak terutama sejak wabah ini mulai melandai dan orang kembali mulai bepergian.
Dengan keterbatasan dana karena pemasukan turun drastsi akibat pandemi, bandara harus memilih teknologi yang paling tepat guna. Bandara Abu Dhabi misalnya, mulai menerapkan teknologi minim sentuh di 53 elevator yang tersedia di sana. Tujuannya agar para penumpang sebisanya tidak berinteraksi langsung dengan tombol-tombol yang ada di sana. Meta Touch, startup yang berbasis di Universitas Sains dan Inovasi Universitas UAE, menciptakan teknologi ini.
Di bandara internasional Seattle-Tacoma lain lagi. Di sana semua restoran telah mengadopsi Grab, layanan pemesanan digital, untuk mengurangi tatap muka. Pada April lalu, Grab memulai debutnya dengan memperkenalkan ‘kios virtual’ yang memungkinkan pelanggan hanya meng-scan kode QR atau mengetuk chip NFC di smartphone untuk memesan makanan tanpa perlu mengunduh aplikasi Grab.
Kini, setiap bandara wajib menerapkan teknologi yang mendukung penerapan new normal yang diamanatkan pihak otoritas. Pemerintah Kanada akan mewajibkan pemeriksaan suhu bagi para crew maskapai dan calon penumpang. Aturan ini akan diberlakukan pada akhir Juni bagi penumpang luar negeri, dan akhir Juli untuk pelancong domestik.
Salah satu perusahaan yang diuntungkan adalah Cantronics. Perushaaan ini telah mendapat persetujuan pemerintah Kanada untuk memproduksi alat pengecekan suhu. Masalahnya, prosedur pengecekan suhu secara manual berpotensi memapar para pekerja yang bertugas. Untuk itu beberapa bandara menerapkan pendekatan bertahap.
Pertama, mereka menggunakan alat detektor yang diarahkan ke kerumunan. Alat ini akan mengidentifikasi penumpang yang memiliki suhu tubuh lebih panas dari rata-rata penumpang lain. Kemudian otorias bandara akan memisahkan mereka untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut.
Teknologi pemindaian suhu belum betul-betul sempurna. Bandara Heathrow di London sudah menerapkan sistem yang ditempatkan di aula imigrasi Terminal 2, sejak bulan lalu. Mereka masih menunggu seberapa akurat mesin ini bekerja.
Cara lain untuk mengurangi interaksi tatap muka adalah dengan mengganti pekerja manusia dengan robot, setidaknya untuk melakukan screening awal. Bandara Internasional Incheon di Korea Selatan berencana uji coba ‘mempekerjakan’ robot untuk mengidentifikasi siapa saja yang mengenakan masker dan yang tidak.
Sang robot akan melaporkan ke pihak berwenang bagi siapa yang melanggar. Cara ini diharapkan efektif untuk mengurangi tingkat pemaparan virus yang hingga kini belum ditemukan vaksi penawarnya.
Eurostar akan terapkan teknologi minim kontak (foto: TripSavvy)